Home / Horor / Misteri Menara Tanpa Nama / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Misteri Menara Tanpa Nama: Chapter 101 - Chapter 110

365 Chapters

Tuduhan (Jack)

Hari – 2.“Te-terima kasih...”Kataku kepada pelayan yang mengantarkan makan malam padaku. Gawat, jantung berdetak sangat kencang saat Aku menerima balasan senyum dari pelayan itu. Aku merasa jantungku akan lepas, jika terus menerima senyuman darinya. Akan tetapi sayangnya hal itu cepat berlalu, karena dia bersama pelayan lainnya segera meninggalkan ruang makan ini, begitu tugas mereka selesai.Setelah mereka pergi, Aku kembali merasakan tatapan tak bersahabat dari orang-orang yang seharusnya menjadi temanku. Ada apa dengan mereka? Kenapa mereka melihatku dengan pandangan seperti Aku adalah sampah yang tak seharusnya berada di sini? Apa kalian begitu jijiknya pada seorang penyendiri sepertiku? Aku jadi bertanya-tanya siapa sebenarnya penjahat di sini.Untung saja Aku duduk di samping kursi kosong yang terdapat foto James, jadi hanya ada satu sisi dimana Aku harus duduk bersampingnya dengan orang egois yang menganggapku sebagai sampah. Gadis itu, siapapun namanya, memiliki tatapan taj
last updateLast Updated : 2023-10-07
Read more

Kenapa? (Jack)

Hari – 2.Diriku dibawa oleh Adrian ke kamarnya. Aku merasa bingung saat dia membawaku ke mari? Apa ada alasan kenapa dia harus membawaku ke kamarnya?“Kenapa?”“Kita bicara nanti! Cepat keluarkan smartphone-mu, lalu gunakan mode merekam, lalu taruh smarphone di luar!”“I-iya... ba-baik...”Sebelum Aku bisa memberikan pertanyaan padanya, dia sudah memberikan perintah padaku. Aku mengerti bahwa kami hanya memiliki sedikit waktu tersisa untuk keluar dari kami, jadi Aku segera melaksakan perintahnya dengan cepat.Aku mengambil smartphone yang ada di sakuku, masuk ke mode merekam, lalu menaruhnya dengan perlahan di samping pintu bagian luar, lalu kembali masuk ke kamar dengan cepat. Kuharap Aku tak telat kembali masuk ke kamar.“Masih ada waktu 5 menit lagi sebelum jam sepuluh, jadi kau tak perlu khawatir.”Dia menjawab pertanyaan yang ada di kepalaku, bahkan sebelum Aku mengatakan apapun. Apakah wajahku mengatakan hal itu semua padanya? Aku meraba wajahku untuk memastikan Aku tak membuat
last updateLast Updated : 2023-10-07
Read more

Diskusi yang panas

Hari – 3. Begitu Sarah membangunkanku saat waktu makan siang selesai, kami segera menuju ruang makan. Selama Aku tertidur, ternyata mereka juga membahas berbagai macam hal. Seperti rencanaku yang ingin membuat penjaga di ruang makan dan hasil video yang kami rekam tadi malam. Selain video Fiona dan Cinta yang merekam kamar kami, semua orang mendapatkan hal yang sama, yaitu gambar hitam saat jam 12 tiba. Meskipun Aku tak tahu apa yang ingin coba mereka tutupi di jam 12 dan bagaimana mereka bisa menutupi rekaman kami dengan gambar hitam, tapi Aku yakin hal itu sangat penting untuk menentukan keselamatan kami. Meskipun Aku tak berharap banyak, kuharap ada orang yang bisa mendapatkan hasil yang jauh lebih baik dari pada apa yang kami dapatkan. Saat kami memasuki ruang makan, kami hanya mendapati Jack yang duduk sendirian. Begitu mataku dan matanya bertemu, dia segera mengalihkan matanya. Dia tak nampak ingin berbicara denganku, jadi Aku mengabaikannya dan duduk di salah satu kursi yan
last updateLast Updated : 2023-10-08
Read more

Diskusi yang panas bagian 2

Hari – 3. “Kau pasti bohong, kan!?” Setelah dia mengatakan itu, Aurora langsung berlari menuju kotak yang berisi nama-nama orang yang ingin kami bunuh. Aku ingin menghentikannya, tapi memutuskan untuk membiarkannya, karena Aku juga merasa bahwa dia layak untuk mengetahu kebenarannya. Dia menggoyangkan kotak itu berkali-kali, lalu mengintip ke dalam kotak itu memalui lubang yang ada di bagian atas kotak itu. “Tidak mungkin! Kau benar-benar memasukkan namaku!” Aku bisa mendengar suaranya yang terkejut. Dia kemudian melihat ke arah kami dengan mata kosong. “Berapa banyak?” Aku menaikkan alisku saat dia mengatakan itu. “Berapa banyak orang yang memasukkan namaku?” Aku kemudian melihat ke arah Giselle yang menjadi salah satu orang yang mengetahui jawaban tersebut, tapi gadis itu hanya membersihkan kacamatanya seolah-olah dia tak peduli dengan pertanyaan itu. “Jawab Aku! Berapa banyak kau memasukkan namaku ke dalam kotak ini!?” Aurora bertanya dengan nada yang terdengar sangat ma
last updateLast Updated : 2023-10-08
Read more

Ruang Istirahat 2

Hari – 3.Setelah mendengar apa yang kukatan, Satria adalah orang yang pertama melepaskannya dari tangan Aurora.“Aku mengerti! Aku menyerahkannya padamu!”Satria berkata sambil tersenyum padaku. Aku membalas senyumannya dengan senyumanku.“Kalian semua lepaskan dia! Tak sopan terus memegangi tubuh seorang gadis tanpa izinnya!”Mendengar hal itu, Rock adalah yang pertama melepaskan Aurora, diikuti Hunter, Robert, lalu Andika.“Maaf, karena bersikap kasar.”Rock meminta maaf dengan kepala yang menunduk.“Tak apa, itu bukan salahmu...”Aurora menerima maaf Rock sambil melihat ke arah lain. Sepertinya dia malu atas sikapnya beberapa saat yang lalu.“Kau tak masalah ikut bersama keluar ruangan ini, kan?”Aurora melihat ke wajahku dengan tatapan sayu, lalu menganggukkan kepalanya.“Apa kau tak akan menghentikannya, Adrian? Bukankah di
last updateLast Updated : 2023-10-08
Read more

Luapan emosi

Hari – 3.“Meluapkan emosimu!”Aurora nampak terkejut dengan apa yang kukatakan. Dia nampak tak begitu mengerti kenapa Aku mengatakan hal tersebut.“Kenapa Aku harus melakukan itu?”Dia bertanya dengan nada lirih.Bagaimana caraku menjelaskannya, ya.“Ini hanya pendapatku, tapi kurasa kau harus melepaskan apa yang kau rasakan di dalam hatimu dan tak memendamnya... biasanya manusia akan menyimpan perasaan yang sesungguhnya di dalam hatinya, sementara dia mengatakan hal yang berbeda untuk melindungi kelemahannya atau membuatnya lebih baik dari pada yang sebenarnya.”“Jadi apa maksudmu?”Dia masih terlihat bingung dengan penjelasanku. Aku menggaruk rambutku dengan ekspresi bingung.“Kurasa kau hanya perlu jujur dengan perasaanmu sendiri, maka kau akan merasa lebih baik... itu saja.”Aku pada akhirnya hanya menyuruhnya untuk jujur.Aurora nampak
last updateLast Updated : 2023-10-09
Read more

Luapan emosi bagian 2

Hari – 3.“Aku tak begitu paham tentang hal ini, karena Aku bukan ahlinya... tapi kupikir kau sebetulnya tidak membenci Giselle seperti yang kau pikirkan, setidaknya tidak sampai kau ingin membunuhnya... kau memasukkan namanya ke dalam kotak itu hanya karena kemarahan sementaramu.”Kurasa jika mereka bisa saling berbicara satu sama lain tanpa emosi, maka mereka bisa berdamai tanpa ada banyak masalah. Meski sepertinya hal ini sudah terlambat. Mereka mungkin tak akan bisa berdamai lagi.“Apa itu benar? Apa Aku sebenarnya tak membencinya?”“Entahlah...”Aku tak mungkin mengetahui perasaannya yang sebenarnya, karena Aku bukan dirinya. Dia hanya bisa menemukan jawaban dari pertanyaan itu dengan bertanya pada hatinya sendiri.“Aurora, Aku tak tahu apa yang kau rasakan saat ini, tapi menurutku kau seharusnya minta maaf padanya... mungkin Aku tak berhak mengatakan ini, tapi meskipun dia adalah orang ya
last updateLast Updated : 2023-10-09
Read more

Pertemuan tanpa Asraf (Bagas)

Hari – 3.Aku menghela napasku saat melihat Asraf yang melangkah keluar dari ruangan ini bersama dengan gadis yang lain. Apakah dia akan baik-baik saja sendirian? Dia tak terbiasa berinteraksi dengan para gadis, jadi Aku cukup mengkhawatirkan. Meskipun sebetulnya Aku juga jarang berinteraksi dengan gadis, jadi kurasa Aku tak berhak mengkhawatirkannya.“Ada apa Tuan penyendiri? Apa kau cemburu dengan para gadis itu yang membawa Asraf pergi darimu?”“Diamlah kau!”Aku merasa sangat emosi saat mendengar suara seorang gadis kecil yang sekarang menempati kursi Asraf. Kenapa dia harus duduk di situ?“Aku benar-benar iri dengan Asraf... lagi-lagi dia dikelilingi oleh para gadis cantik.”Hunter mengatakan itu sambil melihat ke pintu yang digunakan Asraf dan yang lain untuk keluar dari ruangan ini.“Jika kau ingin menyusul mereka, maka lakukan saja! Lagi pula kau pasti tidak akan begitu berguna d
last updateLast Updated : 2023-10-09
Read more

Pertemuan tanpa Asraf bagian 2 (Bagas)

Hari – 3.Aku bisa mendengar suara tawa yang tertahan dari Crona, meskipun Aku tak melihat ke arahnya sama sekali. Gadis itu! Berani-beraninya dia menertawakanku.Aku memang mengatakan sesuatu yang tak biasanya kukatakan dan mungkin tak cocok dengan diriku, tapi bukan berarti Aku akan membiarkan orang menertawakanku begitu saja. Aku tanpa ampun menginjak kakinya untuk membuatnya berhenti tertawa.Rencanaku berhasil! Dia berhenti tertawa, tapi sebagai gantinya dia melotot padaku, lalu membalasku dengan menginjak kakiku. Saat Aku melihatnya dengan pandangan kebencian, dia segera mengalihkan pandangannya dariku dengan suasana hati yang buruk.“Kemanusiaan, kah? Memang benar di tempat seperti ini kau bisa kehilangan kemanusiaanmu dengan mudah.”Aku kembali fokus ke pertemuan ini, begitu Aku mendengar suara Adrian.“Apa kau ingin menyinggung diriku?”Giselle bertanya dengan nada yang sangat dingin. Dia seperti
last updateLast Updated : 2023-10-10
Read more

Pertemuan tanpa Asraf bagian 3 (Bagas)

Hari – 3.Sejujurnya Aku ingin membahas hal ini saat ada Asraf di ruangan ini, tapi karena dia harus mengurus orang lain, jadi Aku harus bisa menutupi perannya dengan semua orang yang ada di sini.“Kau ingin membahas tentang video yang kita rekam tadi malam, kan?”Adrian bertanya dengan seringai di wajahnya. Sebastian langsung menganggukkan kepalanya.“Ya, Aku tak menonton seluruh videonya, karena terlalu panjang, tapi ada hal unik yang kutemui... Aku ingin memastikan apa kalian mendapat hal yang sama denganku atau tidak?”Aku mengeluarkan smartphone dari sakuku dan melihat layarnya yang masih gelap. Aku juga sudah menonton sebagian dari video yang kurekam. Aku mungkin juga mendapatkan hal yang sama dengannya, karena temanku yang lain juga mengalami hal yang sama.“Aku belum memeriksa rekaman video yang kurekam, tapi kurasa ada hal yang menarik yang bisa kita bahas di sini.”Adrian berkata sam
last updateLast Updated : 2023-10-10
Read more
PREV
1
...
910111213
...
37
DMCA.com Protection Status