Home / Horor / Misteri Menara Tanpa Nama / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Misteri Menara Tanpa Nama: Chapter 121 - Chapter 130

365 Chapters

Pertemuan malam yang dingin bagian 2

Hari – 3.Aku bisa merasakan ketegangan di antara Giselle dan Adrian yang membuat suasana di ruangan ini menjadi sangat dingin.“Bisa kau jelaskan apa yang sedang kau bicarakan ini?”Tanya Adrian sambil membetulkan letak kacamatanya.“Seperti yang kukatakan sebelumnya, kau pasti memiliki rencana tersendiri yang tak katakan pada kami!”“Lalu rencana apa yang kau pikir Aku miliki saat ini?”“Kau mencoba untuk mengeleminasi kami agar kau bisa menemukan si pengkhinat itu, kan? Tentu saja apa yang kumaksud dengan eliminasi bukan hanya sekedar mencoret nama kami di dalam daftarmu, tapi menyingkirkan kami dari menara ini alias kau mencoba membunuh kami satu per satu.”Hampir semua orang di ruangan ini terkejut atau menatap tajam ke arah Adrian saat mendengar apa yang dikatakan oleh Giselle.“Apakah itu benar? Apa kau mencoba untuk membunuh kami?”Tanya Rock denga
last updateLast Updated : 2023-10-14
Read more

Pertemuan malam yang dingin bagian 3

Hari – 3.“Nah, Asraf... menurutku apa yang direncanakan oleh Giselle?”Rina menarik lengan jaketku, lalu berbisik ke telingaku.“Aku juga tak tahu apa yang dia pikirkan... tapi kupikir dia sedang mencoba untuk menghancurkan dominasi Adrian pada kita.”“Menghancurkan dominasi?”“Intinya dia tak ingin Adrian berada di atas kita semua... itu hanya dugaanku, jadi kurasa lebih baik kita mengamati mereka lebih lama untuk mengetahui apa yang sebenarnya dia rencanakan.”Kami kembali fokus pada Adrian dan Giselle yang sedang saling menatap dengan tatapan dingin.“Kau mengatakan sesuatu yang aneh... seperti yang sudah kau tahu, Aku sudah didukung oleh orang-orang yang percaya bahwa Aku bukanlah si pengkhianat, bahkan Asraf mengakui hal tersebut.”Kenapa dia menyebutkan namaku di situ? Apa menurutmu pendapatku bisa kau jadikan argumen?Giselle melirikku sebentar, la
last updateLast Updated : 2023-10-14
Read more

Berakhirnya hari ke-3

Hari – 3.“Apa Aku bisa meletakkan smartphone-ku di sini?”Aku bertanya pada Christ sambil menunjukkan smartphone milikku padanya.“Ya, tentu saja.”Christ menjawabku sambil tersenyum.“Apa menurutmu smartphone-ku akan aman, jika Aku meninggalkannya di sini?”“Aku akan menjamin jika semua barang milik kalian akan aman di sini!”“Bagaimana jika smartphone-ku hilang?”“Aku akan bertanggung jawab untuk mencarinya!”Aku mengangguk dengan puas atas jawabannya. Kemudian Aku mengambil sebuah bangku, lalu memposisikan smartphone-ku agar dapat merekam ruangan ini dengan baik.Aku tak bisa merekam ruangan ini, karena kemarin kami terburu-buru, tapi kali ini Aku tak akan melewatkan kesempatan untuk merekam tempat yang mungkin adalah tempat yang paling mencurigakan di menara ini.Setelah memastikan bahwa kamera smartphone-ku sudah mendapatkan
last updateLast Updated : 2023-10-14
Read more

Pagi hari yang dingin

Hari – 4.“Asraf, bangunlah.”Aku membuka mataku dengan perlahan, begitu Aku mendengar ada orang yang memanggil namaku.Begitu mataku terbuka, Aku bisa melihat wajah Rina dengan mataku yang kabur, karena baru bangun tidur.“Hoaahmmm!”Aku menguap cukup lebar sambil meregangkan tubuhku. Rasa lelahku belum benar-benar hilang, setelah mencoba membuat keributan di kamar ini.Aku, Fiona dan Rina saling bergantian berjaga dan membuat keributan. Mungkin karena itulah Aku tidak mendapatkan waktu tidur yang baik.“Entah kenapa tenggorokkanku terasa sangat sakit.”Kata Rina sambil memegang tenggorokannya.“Itu karena kau terlalu banyak meninggikan suaramu.”Fiona membalas Rina sambil menyisir rambutnya.“Itu karena kau terlalu memprovokasiku! Kenapa kau malah mengajakku ribut!?”“Karena itu adalah cara yang paling efektif untuk membuatmu m
last updateLast Updated : 2023-10-15
Read more

Rencana Giselle

Hari – 4.“Apa kau baik-baik saja?”Tanya Bagas dengan khawatir, mungkin karena dia melihat wajahku yang agak pucat.“Apa sebaiknya kau istirahat saja? Jika kau mau sarapan, Aku akan membawakannya ke kamarmu!”Rina menatapku dengan pandangan khawatir, tapi Aku segera menggelengkan kepalaku.“Tidak usah... Aku baik-baik saja.”Setelah mendengar jawabanku, Bagas segera duduk di kursi sampingku tanpa mengatakan apapun.“Anu, Bagas... apa kau tak ingin membujuknya kembali ke kamar? Dia terlihat tak baik-baik saja, kan?”“Itu percuma saja! Sekali dia tak ingin melakukan sesuatu, dia tak akan melakukannya! Dia lebih keras kepala dari pada yang kau pikirkan!”Seperti yang diharapkan dari temanku ini. Dia sangat mengerti diriku.Rina pada akhirnya menyerah untuk membujukku kembali ke kamar dan duduk di sampingku.“Jika kau merasa tak enak badan
last updateLast Updated : 2023-10-15
Read more

Rencanaku (Giselle)

Hari – 3.Aku mendengarkan penjelasan dari Jasmine tentang apa yang baru saja dia lihat di ruang makan.“Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?”Jasmine terlihat sangat panik saat dia selesai menjelaskan semuanya.Aku sudah menduga Aurora akan marah padaku, jika Aku menuduhnya secara terang-terangan, tapi Aku tak menyangka bahwa dia akan melakukan tindakan nekat seperti ini. Kurasa ini sudah menjadi balasanku karena telah berbuat jahat padanya.“Apa kau sudah menceritakan hal ini pada yang lain?”“Aku sudah menceritakannya pada Asraf dan yang lain, tapi mereka tak melakukan apapun untuk menyelesaikan masalah ini, meski Asraf telah memberikan saran padaku.”“Saran? Apa itu?”“Itu... Anu... apa, ya... Ah, dia menyarankan untuk membuat hasilnya menjadi seri antara kau dan Aurora... kalau tak salah itu yang dia katakan... maaf, Aku tak begitu mengerti rencananya... tapi dia juga menjelaskan bisa saja hasilnya akan menjadi buruk.”Itu memang benar. Aku tak berpikir mereka akan membiar
last updateLast Updated : 2023-10-15
Read more

Perpisahan yang menyakitkan

Hari – 4. Kami mendengarkan cerita Giselle dalam diam. Tak ada satupun dari kami yang mengeluarkan suara sedikitpun saat dia masih mengeluarkan bercerita. “Tujuanku dari awal memang bukan untuk membunuh Aurora, melainkan untuk menyadarkannya betapa pentingnya memiliki teman yang bisa kau percaya, meskipun kau dicurigai olehnya ataupun jika kalian sering bertengkar.” Giselle memberikan senyuman hangat saat mengatakan itu. “Mungkin Aku memang tak pantas mengatakan ini, karena Aku yang mencurigai Aurora duluan, tapi untuk bisa mempercayai seseorang sepenuhnya, kau harus meragukannya terlebih dahulu dan mencari bukti apakah dia pantas dicurigai atau tidak.” Meskipun umurnya hanya akan bertahan selama beberapa puluh menit lagi, Giselle masih terlihat tenang seperti biasanya. “Apa kau bodoh!? Kau ingin mempercayainya, padahal dia mencoba untuk membunuhmu!” Adrian berkata dengan kasar pada Giselle. Dia sepertinya tak mengerti kenapa Giselle memilih untuk mengorbankan nyawanya untuk bis
last updateLast Updated : 2023-10-16
Read more

Hadiah Ke-2

Hari – 4.Kami masih terdiam di tempat kami duduk, setelah Giselle meninggalkan ruang makan ini. Masih ada beberapa orang yang menangis, seperti Lisa, Jasmine dan yang terparah adalah Aurora. Bahkan Rina yang duduk di sampingku juga menangis.Cinta datang ke samping Rina, lalu memeluknya untuk membantunya menjadi lebih tenang.“Apa kau tak apa-apa, Asraf?”Sarah bertanya padaku dengan lembut.Saat Aku melihat ke arahnya, dia menyentuh jidatku tanpa peringatan.“Dahimu semakin panas... apa kau benar-benar baik-baik saja?”Kata Sarah dengan nada khawatir.Mungkin demamku menjadi semakin parah, karena stress yang kuterima beberapa saat yang lalu. Aku tak tahu harus melakukan apa untuk menenangkan perasaanku saat ini. Aku benar-benar tak suka saat orang yang kukenal menghilang satu per satu, tapi Aku juga tak bisa berbuat apapun untuk itu.Semakin Aku memikirkannya, semakin sakit rasanya kepalaku.“Asraf, kurasa tak ada lagi yang perlu kau lakukan di sini, jadi lebih baik kau beristirahat
last updateLast Updated : 2023-10-16
Read more

Selingan : Istirahat di kamar

Hari – 4.Setelah mendengarkan hadiah yang ingin diberikan pada kami oleh Kakek itu, jika kami berhasil bertahan hidup, Aku segera kembali ke kamarku untuk mengistirahatkan tubuh yang semakin terasa berat.Begitu Aku memasuki ruang 303, Aku segera menjatuhkan diriku di atas kasur yang empuk tanpa mengganti pakaianku. Tubuhku terasa sangat berat bahkan hanya untuk melakukan tugas yang ringan.Tak berapa lama setelah Aku masuk ke kamarku, pintu kamarku kembali terbuka, lalu masuklah Bagas, Sarah dan Rina ke dalam kamarku.“Cepat sekali, Aku tak menyangka kalian bisa menemukan obatku dengan cepat.”Kataku tanpa mengangkat tubuhku dari kasur.Setelah menyuruhku untuk beristirahat di kamar, mereka bertiga bertugas untuk mencari obat untukku, kemudian merawatku sampai sembuh, sementara yang lain akan bertugas untuk mencari informasi dari yang lain.“Kedua pelayan itu secara mengejutkan sangat membantu kami mencari obat... mereka langsung memberikan obat-obat yang kami perlukan untuk membuat
last updateLast Updated : 2023-10-16
Read more

Suasana canggung (Crona)

Hari – 4.Asraf segera pergi dari ruangan ini untuk beristirahat di kamarnya karena sakit, begitu Kepala desa meninggalkan ruangan ini. Bagas, Sarah dan Rina memutuskan untuk merawat Asraf, jadi mereka sekarang sedang meminta obat pada pelayan, lalu pergi menyusul Asraf ke kamarnya.Sekarang di ruangan ini mereka hanya meninggalkanku bersama Fiona, Ria, Cinta dan Arifa. Sejujurnya Aku tak yakin bisa mendiskusikan sesuatu dengan mereka. Mungkin Fiona bisa memikirkan sesuatu, tapi Aku merasa bahwa sifatku akan sangat tak cocok dengannya, bahkan lebih dari si brengsek Bagas itu.Aku melihat ke arah Adrian berada. Lelaki yang biasanya memimpin diskusi kami, sekarang dia malah terdiam di kursinya tanpa bergerak sama sekali. Sepertinya gadis bernama Giselle itu benar-benar menghancurkan semangatnya.Lelaki itu kemudian pergi meninggalkan ruangan ini tanpa mengatakan apapun. Di belakangnya, Michael mengikutinya seperti anak ayam yang mengikuti induknya.Sekarang apa yang tersisa di ruangan i
last updateLast Updated : 2023-10-17
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
37
DMCA.com Protection Status