Peti mati perlahan diturunkan ke dalam tempat peristirahatan terakhir dari raga yang tak lagi berjiwa. Satu demi satu serukan, tanah merah perlahan menutupi atas peti. Menghantarkan kematian menuju alam kekal abadi. Taburan kelopak bunga menutupi permukaan gundukan, menandakan bahwa prosesi pemakaman telah berakhir.Mardiana menatap pusara putranya dengan mata sayu. Tak ada tangis, apalagi ratapan pilu. Sejak dokter mengusulkan pelepasan alat bantu pernapasan, ia telah memasrahkan diri. Menerima keadaan ini dengan lapang dada."Bu Mar, kita pulang ya," ajak Rachel. Ia menyentuh lengan Mardiana dengan tangan bergetar.Sedari tadi kesedihannya berpadu dengan rasa takut dimana puluhan mahkluk berwajah gelap mengintip dari kejauhan. Jiwa-jiwa gelap yang muncul dari segala arah, tampak antusias oleh kedatangan Aileen dan Vincent, dua jiwa yang memendarkan cahaya menyilaukan, mengaburkan sinar jingga sang senja. Mardiana berbalik, menatap Aileen, Vincent dan Aira yang hanya berjarak beb
Read more