"Oh ya, apa aku melakukan sesuatu yang aneh saat tidak sadar?" Dia yakin, sebelum serangan terakhir dari sosok bermata merah. Sepersekian detik ia bisa merasakan tubuhnya terhempas jauh. Namun tak lama, ingatannya memudar meski telah sekuat tenaga memutar—mengulang memorinya.Bagas terdiam. Ia hanya menatap lekat mata Aileen, mencari sesuatu yang hilang disana. 'Aira …'"Tidak." Ucap Bagas. "Selain mengacak barang-barang kesayangan Papa, kamu tidak melakukan hal yang lebih aneh lagi"Kalimat bernada sindiran itu mampu membuat raut wajah Aileen seketika pias. "Kesayangan Papa?" Ulangnya panik."Hmm," gumam Bagas sambil menahan tawa geli di balik bibirnya."Hhh, Papa mu akan semakin membenci ku." Desah Aileen.Bagas hanya menatap wajah panik itu dengan tatapan sendu, ia kembali terperangkap dalam ingatannya."Aileen, coba sebut nama ku?" Pintanya.Ia ingin memastikan apa yang terjadi sebelumnya tidak lah nyata, hanya sekedar halusinasi semu."Hmm, kenapa?" Aileen mengerjabkan matanya
Read more