Shafa merasa seluruh tubuhnya seperti remuk. Pinggul dan kakinya terasa sangat sakit. Kepalanya pusing dan tenggorokannya perih. Entahlah, hanya dia yang merasakannya atau Alby juga merasakan hal yang sama. Untuk bangun pun, rasanya Shafa tidak sanggup. Dia membangunkan Alby yang masih tidur bertelanjang dada. Mulai saat itu, Shafa sangat menyukai tubuh kekar suaminya."Mas, bangun. Nanti kamu terlambat, loh?""5 menit lagi," jawab Alby dengan mata yang masih tertutup."Ayo, bangun!""5 menit lagi, Sayang." Suaranya terdengar serak dan berat. Bagi Shafa, Alby terlihat sangat seksi."Kalau terlambat, jangan salahin aku, ya?""Iya, deh!" Alby mulai bangun. Walau posisinya sudah duduk, tapi, matanya masih terpejam."Cepet, ke kamar mandi! Kalau masih di kasur, kantuknya enggak bakal hilang," ucap Shafa yang masih bersandar di sandaran kasur."Cium." Alby memanyunkan bibirnya."Enggak! Udah cukup tadi malem!""Cium dulu!""Enggak!"Matanya melotot dan menatap Shafa dengan tajam. "Shafa?"
Read more