Home / Romansa / Istri Tuan Muda Lumpuh / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Istri Tuan Muda Lumpuh: Chapter 91 - Chapter 100

224 Chapters

91. Belajar Menjadi Wanita yang Diinginkan

Apa yang Inggrid khawatirkan, ternyata tidak terjadi. Richard menerimanya dengan baik dan mereka mempunyai waktu bicara berdua untuk saling mengenal. Dia sadar karakter Richard sama kerasnya dengan karakter mamanya sehingga tidak heran jika kedua orang tersebut selalu bersitegang.“Keluarga kita memang tidak sempurna, banyak hal gila yang terjadi, tetapi aku harap kamu bisa mengerti dan menerimanya. Apa yang Johana lakukan terhadapmu memang sangat keterlaluan, namun jangan sampai hal itu menghancurkan hidupmu karena kamu hidup dalam kebencian,” Richard memberi saran pada adiknya.“Aku tidak pernah membenci mamaku, bagaimanapun dia adalah wanita yang melahirkanku dan aku menyayanginya. Lagi pula dia selalu mencukupi kebutuhanku saat aku terpisah dengan kalian. Aku menerima apa yang terjadi dalam hidupku menjadi bagian yang tidak aku sesali,” balas Inggrid.“Perkataanmu sangat positif dan dewasa, aku jadi malu pada diriku sendiri yang baru bisa berpikir dewasa saat bertemu dengan Kimber
Read more

92. Pertemuan yang Tidak Diinginkan

Inggrid memeluk Richard dan Kimberly secara bergantian. Dia harus pergi ke Eropa untuk melanjutkan pendidikannya seperti apa yang mamanya atur.“Hubungi aku setelah tiba di sana, kita bisa bergosip tentang banyak hal sehingga kamu tidak merasa kesepian,” ujar Kimberly dengan tawaran yang menarik.“Apakah kamu yakin perbedaan waktu tidak membuat komunikasi kita bermasalah?” singgung Inggrid.“Arlo sering kali membuatku begadang jadi itu tidak akan menjadi masalah,” ujar Kimberly.“Terima kasih untuk dukungan kalian, aku sangat menghargainya. Meski aku kembali terasingkan, kini aku tidak merasa sendiri,” balas Inggrid dengan nada sedih.Richard mendekati adiknya dan menepuk bahunya seakan menyalurkan kekuatan pada Inggrid. “Bersenang-senanglah disana, Johana memberimu kebebasan bukan? bahagiakan dirimu karena hanya kamu sendiri yang bisa melakukannya.”Percakapan mereka berakhir ketika panggilan terakhir pesawat Inggrid bergema. Inggrid menyeret koper kecilnya dan masuk ke dalam pesawat
Read more

93. Saling Menyelidik dalam Kesalahpahaman

Setelah pergumulan yang panjang, Axton memutuskan untuk menghadiri ulang tahun Arlo karena tidak mau bersitegang dengan Kimberly. Dia menekan egonya dan memilih mengalah demi adiknya.Sesampainya di sana, apa yang dia pikirkan terjadi. Kimberly menyodorkan seorang wanita bernama Marilyn, dia adalah teman Emma yang selama ini Kimberly ceritakan. Tampaknya Kimberly semakin gencar mencarikan wanita untuknya, padahal dia tidak berniat untuk hal itu.“Ini kakakku, namanya Axton. Lima tahun belakangan ini sikap hangatnya hilang dan berubah menjadi pria yang sangat dingin, aku yakin dia butuh sentuhan wanita untuk mencairkan gunung esnya. Maklum sepanjang hidupnya dia tidak pernah dekat dengan wanita, dia lebih dekat dengan kuda-kudanya,” ucap Kimberly menyodorkan kakaknya, membuat Marilyn tersenyum.“Sok tahu kamu, Kimberly. Kamu tidak tahu apa-apa tentang kehidupanku,” geram Axton menyanggah perkataan adiknya.“Ups ... sepertinya kakakku yang tampan marah padaku, aku akan meninggalkan kali
Read more

94. Pengumuman Penghancur Suasana

Inggrid memutuskan untuk pura-pura tidak mengenal Axton ketika pria itu bersikap acuh padanya. Mendengar cerita Kimberly tentang perselisihan Axton dan mamanya, membuatnya menjaga sikap dan berhati-hati karena tidak mau Axton membencinya akibat dari perselisihan tersebut.Setelah Inggrid dan Arlo memotong kue ulang tahun, pesta pun dimulai. Hidangan mewah disajikan dan musik bergema mengiringi pesta tersebut. Semua yang datang tampak bahagia terutama Richard dan Kimberly yang bersyukur atas keluarga kecil mereka.Namun hal serupa tidak dirasakan Inggrid dan Axton karena hati mereka sibuk menyelidiki perasaan masing-masing, keduanya terlihat saling curi pandang dan sesekali tatapan mereka bertabrakan.Jika itu terjadi, Inggrid akan menghindari tatapan Axton membuatnya terlihat bersalah atas perpisahan mereka. Kini keduanya saling menjaga jarak seolah perpisahan tersebut adalah yang terbaik untuk hubungan yang pernah terjalin.Inggrid terkejut ketika tiba-tiba Kimberly menarik Axton dan
Read more

95. Kehilangan Cinta

“Sepertinya Inggrid masih terlalu malu mendengar berita ini,” ujar Johana menutupi penolakan putrinya. “Aku akan bicara dengannya, kalian silahkan menikmati pestanya,” lanjut Johana yang kemudian menyusul kepergian Inggrid.Dia pergi ke kamar putrinya dan menemukan Inggrid disana sedang menatap keluar jendela dengan tatapan kosong. Dia tidak mampu lagi menangis, seakan air matanya sudah kering.“Sayang, kenapa kamu bersikap seperti itu? kamu mempermalukan papa dan mama serta keluarga Jackson,” tanya Johana menghampiri putrinya.“Mama masih menanyakan sikapku? Apakah mama tidak sadar jika selama ini mama begitu menekanku? Aku hidup seperti boneka dan aku tidak tahan lagi. Lebih baik aku mati daripada hidup seperti ini,” jawab Inggrid tanpa menatap mamanya.Johana terduduk di atas ranjang putrinya, mengusap wajahnya lalu menangis terisak.Inggris yang mendengar tangisan mamanya, berbalik dan menatap heran ke arah wanita itu. Dia melihat wanita yang selama ini terlihat tegar, kini terlih
Read more

96. Lebih Baik Mencintai atau Dicintai

Inggrid segera turun dari ranjang dan pergi ke jendela ketika mendengar suara mobil menjauh dari kediaman Jackson. Matanya berkaca-kaca menatap kepergian Axton, bahkan pria itu pergi tanpa pamit, seakan mereka tidak pernah memiliki hubungan apa-apa.Setelah Axton menjauh dan tidak terlihat lagi, Inggrid berlari keluar kamar menuju kolam ikan di mana Axton membuang cincin pernikahan mereka.Dia menatap permukaan kolam dengan tatapan tak terbaca, lalu tanpa berpikir panjang, terjun ke kolam berusaha mencari cincin yang Axton buang yang kini ada di dasar kolam.Lama dia mencari seperti orang gila tetapi tidak menemukannya, hingga merasa putus asa dan yakin jika dia tidak akan bisa menemukannya seperti cintanya yang telah hilang.“Inggrid! Apa yang kamu lakukan?” seru Kimberly terkejut melihat adik iparnya masuk ke dalam kolam dengan pakaian yang kotor dan basah kuyup.“Aku kehilangan cincinku karena terjatuh di kolam, padahal cincin itu sangat penting bagiku,” balas Inggrid yang tidak mu
Read more

97. Tidak Rela Ada Perjodohan

“Apakah kamu ingin bicara denganku?” tanya Inggrid mendekati kakaknya yang sedang bersantai di ruang keluarga di kediaman Jackson.“Bagaimana keadaanmu? apakah kamu masih demam?” Richard balik bertanya.“Sudah jauh lebih baik, aku sudah tidak demam lagi,” jawab Inggrid.“Kemarilah! Aku ingin memperlihatkan sesuatu padamu,” ujar Richard yang kemudian beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mendekati sebuah lemari kaca yang ada di ujung ruangan, Inggrid pun mengikuti kepergian kakaknya itu.Setelah keduanya berdiri di depan lemari tersebut, terlihatlah sebuah peta yang terpasang di sana. “Bukankah itu peta Woodstock?” Inggrid memastikan apa yang dia lihat.“Benar sekali. Secara garis besar, Woodstock terbagi menjadi empat bagian. Bagian pertama yang paling luas adalah peternakan keluarga Hogan yang sekarang dikelola oleh kakak Kimberly, Axton Hogan. Bagian kedua yang luasnya hampir sama adalah peternakan milik keluarga kita, keluarga Jackson.”Richard memberi jeda pada perkataannya d
Read more

98. Aku Tak Pernah Menyesal

Inggrid meremas jari tangannya mendengar rencana Kimberly yang sedang menjodohkan kakaknya dengan Marilyn. Ada perasaan tidak rela jika wanita itu tinggal dan menginap di rumah Axton.Bagaimana jika mereka terjebak dalam satu keadaan yang membuat mereka tidur bersama? Tetapi bukankah Kimberly memang mengharapkan hal itu terjadi?Inggrid terlihat gelisah dan cemas akan hal itu, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa berdiam membeku dengan mulut bungkam.“Kenapa Marilyn harus menjadi tanggung jawabku? Bukankah dia tamumu? Jika tahu kamar di sini tidak cukup, seharusnya kamu tidak mengajaknya,” sanggah Axton yang keberatan dengan permintaan Kimberly.Tidak ingin menanggapi Axton dengan perdebatan, Kimberly memasang wajah memelas. “Maafkan aku, aku yang salah. Sekarang aku harus mencari jalan keluar dari kesalahanku. Tidak mungkin aku membiarkan tamuku tidur di sofa. Jadi tolonglah aku Axton, please!” pinta Kimberly.“Marilyn bisa berbagi kamar denganku,” ucap Inggrid menawar
Read more

99. Membantu Dalam Diam

Axton memegangi keningnya sambil menatap pembukuan peternakan yang tidak menghasilkan apapun, padahal dia harus membayar cicilan bank yang menggunung akibat gagal panen, dampak dari kemarau panjang.Saat ini masalahnya sudah banyak, dia tidak ingin menambahnya lagi dengan memikirkan Inggrid. Hubungan mereka sudah kandas, seharusnya dia tidak perlu mempedulikan wanita itu lagi atau keadaan akan menjadi semakin rumit.Dia tidak ingin kehilangan peternakannya hanya karena pikirannya teralihkan dengan masalah yang seharusnya sudah dia kubur lima tahun yang lalu.“Apakah kamu sibuk?” suara Marilyn membuat Axton mengalihkan tatapannya dari pembukuan peternakan yang buruk, dia menegakkan wajah menatap wanita yang menyapanya.“Ya, ada apa?” ujar Axton menanggapi pertanyaan Marilyn.“Apakah kamu baik-baik saja? wajahmu terlihat tidak segar dan tampak lelah.” Marilyn kemudian berjalan mendekati Axton karena merasa jika pria itu sedang dalam masalah.“Hanya masalah peternakan. Aku belum bisa mem
Read more

100. Saling Cemburu Dalam Ego

“Sepertinya itu tempat yang bagus,” seru Marilyn saat berkuda masuk ke hutan dan melihat bukit tempat dimana dulu Axton dan Inggrid sering menghabiskan waktu bersama.“Itu terlalu jauh, lagi pula di sana pemandangannya sama saja,” balas Axton yang tidak ingin tempat kesukaannya bersama Inggrid diketahui orang lain.“Tapi aku penasaran dengan tempat itu, kenapa kita tidak kesana saja? lagi pula ini masih terlalu pagi untuk kembali ke peternakan.”“Sebaiknya kita pulang saja,” tolak Axton kesal.“Kalau begitu, aku akan kesana sendiri,” Marilyn tetap pada pendiriannya dan memacu kudanya untuk pergi ke tempat yang dia inginkan.Axton mengumpat geram merespon sikap Marilyn, tetapi dia tidak bisa meninggalkan wanita itu begitu saja karena khawatir Marilyn akan tersesat. Dengan terpaksa, dia memacu kudanya dan mengikuti kepergian wanita itu.Axton yang awalnya tertinggal, akhirnya bisa mengejar Marilyn dan sampai ke atas bukit bersamaan. Mereka terkejut melihat seorang wanita sedang duduk di
Read more
PREV
1
...
89101112
...
23
DMCA.com Protection Status