Home / Romansa / Istri Tuan Muda Lumpuh / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Istri Tuan Muda Lumpuh: Chapter 101 - Chapter 110

224 Chapters

101. Semua Demi Dia

Seorang pria tua yang biasanya bergelimang harta, kini duduk di rumah kayu kotor yang jauh dari keramaian seperti tikus yang bersembunyi tumpukan sampah yang lembab, kotor dan pengap.Dia tidak bisa lepas dari cerutu dan whisky karena hanya itu yang bisa mengalihkannya dari kebosanan. Dulu dia selalu memegang kendali, namun sekarang dia hanya bisa duduk manis menunggu kabar dari orang yang dia bayar untuk mendapatkan informasi tentang dunia luar, meminjam mata dan tangan orang lain untuk bisa bertindak.Sesekali pria tua itu terbatuk karena kesehatannya yang buruk. Meskipun begitu, kebencian dan dendam dalam dirinya tak berkurang sama sekali, malah semakin bertambah setiap harinya.Douglas mengutuk semua anggota keluarga Jackson dan Hogan yang telah membuat hidupnya menderita, bahkan dia harus meninggalkan rumah yang nyaman dan hangat untuk tinggal di tempat yang tidak layak untuk dijadikan tempat tingga.Dia sama sekali tidak sadar jika apa yang terjadi di dalam hidupnya adalah karen
Read more

102. Pesta Adat untuk Kedua Kalinya

“Akhirnya kamu pulang juga, Jonas sudah menunggumu dari tadi,” ujar Richard pada Inggrid saat menemani Jonas mengobrol santai. “Aku akan meninggalkan kalian agar kalian bisa bicara berdua,” lanjut Richard yang kemudian beranjak dari tempat duduknya meninggalkan Inggrid berdua bersama Jonas.Jonas menatap Inggrid dengan senyum lebar. “Bagaimana kabarmu, Inggrid?”“Apa yang kamu lakukan di sini?” Inggrid balik bertanya dan mengabaikan pertanyaan Jonas.Jonas berdiri dan menghampirinya. “Apakah kita bisa keluar untuk mencari udara segar? Kita bisa bicara sambil menikmati pemandangan di sini.”Inggrid mengangguk setuju, lalu membuka pintu rumah mempersilahkan Jonas keluar terlebih dahulu. Dia mengajak Jonas berkeliling peternakan Jackson.“Peternakanmu sangat luas, pemandangan disini juga sangat indah, pantas saja kamu betah di sini. Richard bilang, pekerjaanmu di sini lancar dan kamu disukai oleh pekerjamu,” Jonas memulai percakapan.“Richard terlalu melebih-lebihkan, aku hanya sekedar d
Read more

103. Mengambil Resiko Untuk Cinta

Axton memutuskan untuk menyewa salah satu tenda yang ada di dekat daerah tersebut karena tidak memungkin mengajak Inggrid pulang dengan keadaannya sekarang.“Kamu mengajakku kemana?” tanya Inggrid ketika tahu jika Axton tidak mengajaknya pulang.“Aku menyewa tenda untukmu menginap malam ini. Richard dan Kimberly akan marah jika tahu keadaanmu sekarang, kamu sedang mencari masalah dengan membuat dirimu mabuk,” jawab Axton sambil memasukkan Inggrid ke sebuah tenda besar dengan tempat tidur di dalamnya.“Kamu yang membuatku mabuk,” ujar Inggrid menyalahkan Axton.“Jangan menyalahkan orang lain disaat kamu bersikap bodoh. Sekarang tidurlah! Aku di luar menjagamu.”“Kenapa kamu tidak menjagaku di sini?” pancing Inggrid membuat Axton terdiam sambil menatap wajah wanita itu.“Kamu akan menyesal jika aku menjagamu di sini,” Axton membalas perkataan Inggrid.Inggrid melingkarkan kedua tangannya ke leher Axton dan bergelayut manja di sana. Mata sayunya menatap wajah tampan yang selama ini dikag
Read more

104. Jangan Cepat Berlalu

Inggrid menggeliat di bawah kendali gairah yang Axton sulutkan, tubuhnya bergerak di atas pangkuan pria itu. Tangan Axton mencengkram pinggang Inggrid, membantunya bergerak dengan irama yang stabil.Udara di sekitar mereka berubah menjadi panas, keringat mulai terlihat di permukaan tubuh Inggrid membuatnya mengkilap dan menggoda.Mata Axton menatap penuh binar, dia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Inggrid dan mengecapnya di sana, menghirup aroma wangi tubuh Inggrid yang bercampur dengan keringat membuat gairah Axton semakin membara.Nafas Inggrid terengah di sela gerakannya, jantungnya berdetak kencang dengan sensasi luar biasa yang membuatnya melayang.Gerakan Inggrid terhenti ketika Axton menahan punggungnya, mendekap dan mendorong tubuhnya hingga keduanya terjatuh ke atas matras tebal dan hangat, tanpa melepaskan penyatuan mereka.Axton menindih Inggrid dan bergerak di atasnya, pinggulnya menari dengan indah di antara kedua kaki wanita itu. Tubuh Inggrid bergerak seirama deng
Read more

105. Malaikat Penolong

Inggrid mengusap dada Axton yang ditumbuhi rambut tipis, dia memainkan rambut itu lalu mengecupnya menggoda, membuat Axton mengerang. Axton mengusap punggung Inggrid lalu mengecup puncak kepalanya. “Maafkan aku membuatmu lelah.” “Jangan minta maaf padaku karena kamu tahu jika kita sama-sama menikmatinya.” Axton terkekeh mendengarnya hingga dadanya bergetar dan Inggrid bisa merasakan getaran tersebut. Inggrid kemudian menjauh dari dekapan pria itu lalu bergeser mengambil tas tangannya. Dia mengeluarkan dua cincin kayu yang disimpan di sana. Tanpa berkata apapun, dia menarik tangan Axton dan memakaikan cincin yang telah Axton buang itu, membuat pria itu terbelalak kaget. “Dari mana kamu mendapatkan ini?” tanyanya. “Aku meminta Richard menguras kolam untuk mendapatkannya kembali. Berjanjilah padaku untuk tidak melepas dan membuangnya lagi?” pinta Inggrid. “Maafkan aku. Aku berjanji tidak akan melepas dan membuangnya lagi,” ujar Axton kembali mengecup kening Inggrid. “Aku yakin Rich
Read more

106. Menyingkirkan Penghalang

“Apa yang kita lakukan di sini?” tanya Inggrid heran ketika Axton membawanya ke kota ke sebuah perkantoran yang ada di sana.“Mendaftarkan pernikahan kita,” jawab Axton sambil menarik Inggrid untuk membawanya masuk ke salah satu gedung yang ada di sana.“Apa ...?” seru Inggrid sambil melepaskan tangannya dari genggaman Axton. “Jangan bercanda!”Axton merengkuh pinggang Inggrid dan mendekatkan wajah tampannya. “Aku tidak akan bercanda untuk hal seperti ini.”Inggrid menatap manik mata pria itu dan tahu jika tatapan Axton penuh keseriusan. “Ini terlalu mendadak untukku, bahkan aku belum menyiapkan semuanya. Benarkah kamu ingin menikahiku dengan pakaian kadang?” ucapnya sambil menatap apa yang dia pakai.“Pakaian kandang yang kamu pakai terlihat bagus, aku menyukainya. Aku lebih suka kamu memakai pakaian ini dibanding dengan gaun indah yang tidak membuatmu nyaman. Penampilanmu sangat menggambarkan tentang apa yang aku sukai dan kehidupanku di peternakan. Jadi tidak ada alasan lagi bagimu
Read more

107. Perjalanan Bisnis dan Bulan Madu

“Bisakah kamu menjaga adikku?” tanya Richard pada Axton ketika mereka bicara berdua.“Kamu bisa mengandalkanku untuk menjaga Inggrid,” jawab Axton menanggapi pertanyaan Richard.“Johana akan membunuhku jika tahu aku mempercayakan putrinya pada orang lain, tetapi Inggrid akan marah padaku jika aku melarangnya pergi,” Richard menceritakan tekanan dan dilema yang sedang dihadapi.“Jangan khawatir, aku yang akan bertanggung jawab penuh atas Inggrid. Sudah saatnya kamu mempercayakan pada orang lain untuk menjaganya.”Bukannya senang mendengar hal tersebut, Richard malah menoleh dan menatap Axton dengan tatapan penuh curiga. “Aku merasa ada hal yang kamu sembunyikan dariku,” celetuk Axton.“Itu hanya perasaanmu saja karena kamu begitu protektif pada adikmu dan aku bisa mengerti perasaanmu karena aku pernah merasakannya juga ketika kamu mendekati adikku,” sindir Axton.“Adikmu sangat berharga bagiku, dia wanita yang sangat istimewa,” puji Richard.“Adikmu juga sangat berharga bagiku,” balas
Read more

108. Mencurigakan

“Apa yang kamu dapatkan? kenapa sampai sekarang kamu belum membawa Inggrid padaku?” geram Douglas sambil menghisap cerutunya.“Pengamanan Inggrid sangat ketat, saya tidak bisa mendekatinya jika wanita itu terus berada di peternakan,” anak buah Douglas memberi alasan.“Bodoh! Kamu sudah lama mengawasinya, tapi tidak juga mendapatkan celah. Dimana otakmu? Apakah aku yang harus turun tangan sendiri?”“Saya sudah mendapatkan celah. Axton membawa Inggrid ke peternakan milik salah satu temannya yang selama ini bekerja sama mengelola kuda-kuda terbaik yang digunakan sebagai pacuan. Pengamanan di sana tidak seketat saat Inggrid berada di Woodstock.”“Kalau begitu, lakukan pekerjaanmu! Kenapa kamu masih di sini dan bicara omong kosong? Aku tidak butuh semua informasi yang kamu berikan jika itu tidak ada gunakan untuk bisa membawa Inggrid padaku.”Suara Douglas semakin meninggi karena kemarahan yang memuncak, membuat orang yang bicara padanya mengerut takut.Pria tua itu mungkin tidak memiliki
Read more

109. Inggrid Menghilang

“Richard semalam menelepon, dia menanyakan kapan kita pulang,” ujar Inggrid yang masih bergelung malas di pelukan suaminya.“Pria itu memang tidak pernah membuatku tenang, sudah beruntung aku mengizinkan dia menikahi adikku, sekarang dia mengganggu kesenanganku,” geram Axton menanggapi sikap protektif Richard.Inggrid memukul dada telanjang Axton sambil menatap tajam suaminya itu. “Kamu juga menikahi adik Richard, posisi kalian satu sama jadi hilangkan perseturuan kalian selama ini.”Axton menggenggam tangan Inggrid lalu mengecupnya. “Mungkin keluarga Hogan dan Jackson memang sudah ditakdirkan untuk selalu bersama. Perselisihan yang terjadi selama ini bukannya membuat saling menjauh tetapi malah membuat keluarga kita semakin dekat.”“Kalau sudah takdir, kita hanya bisa mengikutinya saja,” balas Inggrid. “Jadi kapan kita akan pulang?” Inggrid kembali ke tema awal pembicaraan mereka.“Aku akan memilih kuda terlebih dahulu bersama William, untuk pengiriman bulan depan. Apakah kamu mau ik
Read more

110. Menemukan Penculik Inggrid

Inggrid terbangun dengan kepala berdenyut dan rasa mual kembali menghantam perutnya. Pandangannya kabur sehingga dia tidak bisa melihat dengan jelas dimana dirinya berada. Dia mengerjapkan mata beberapa kali, berusaha menjernihkan pandangannya.Dengan susah payah dia berusaha bangun, namun usahanya sia-sia. Dia ingin menggerakkan tangan dan kakinya yang terasa kaku, tetapi tidak bisa. Hal tersebut barulah membuat dia sadar jika tangan dan kakinya dalam keadaan terikat.Rasa panik langsung menyerangnya, dia mengedarkan pandangan dan melihat dinding kayu reyot mengelilinginya serta lantai kamar yang kotor menjadi pijakannya. Bahkan dia melihat tikus yang berlarian di sekelilingnya saking kotornya.Inggrid berteriak histeris dan ketakutan. Dia berseru meminta tolong, berharap ada yang mendengar teriakannya dan menolongnya.Tak lama kemudian pintu kamar terbuka, memberi harapan baru padanya. “Tolong aku! aku harus keluar dari tempat ini, suamiku akan mencariku dan dia akan membunuh siapap
Read more
PREV
1
...
910111213
...
23
DMCA.com Protection Status