Home / Romansa / Istri Tuan Muda Lumpuh / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Istri Tuan Muda Lumpuh: Chapter 71 - Chapter 80

224 Chapters

71. Kelahiran Anak Kimberly dan Richard

Kimberly menggandeng tangan Axton dengan senyum lebar, dia mengajak kakaknya untuk kembali ke tempat tinggalnya. Namun ketika sampai di teras rumah, langkah Axton terhenti melihat Richard yang berdiri di depan rumah untuk menyambut kedatangan istrinya. “Ada apa?” tanya Kimberly heran dengan sikap kakaknya. “Masuklah! aku akan kembali ke peternakan. Aku akan datang lagi nanti,” jawab Axton dengan tatapan tak bersahabat pada Richard. “Aku harap sikapmu pada Richard akan melembut suatu hari nanti,” ujar Kimberly yang tahu apa yang menyebabkan kakaknya enggan masuk ke rumahnya. “Aku hanya butuh waktu,” balas Axton singkat. Berusaha untuk mengerti perasaan kakaknya, Kimberly melepaskan tangan Axton. “Richard mengajakku tinggal bersama, kami akan datang ke peternakan sebelum kami pindah.” Axton mengangguk mengiyakan meskipun ada rasa kehilangan yang dia sembunyikan. “Datanglah ke peternakan sesukamu! Aku akan menunggumu datang.” Kimberly mengangguk lalu berjalan menjauh dari Axton men
Read more

72. Kebahagiaan Kimberly dan Richard

“Pergilah temani Kimberly, dia membutuhkanmu,” ucap Johana pada Richard.Richard yang tidak ingin jauh dari istrinya segera pergi untuk menemui dan menemaninya. Kesempatan tersebut digunakan oleh Johana untuk bicara dengan Axton.Dengan tatapan tajam, wanita itu berjalan mendekati Axton. “Berikan cucuku padaku!” ucapnya dingin tak bersahabat.Tidak ingin mencari masalah dengan Johana, Axton menyerahkan keponakannya pada wanita itu. Namun bukan Johana namanya jika dia tidak mengintimidasi orang yang diajaknya bicara.“Sudah aku katakan bukan, aku akan merebut Kimberly darimu, dia akan menjadi milik Richard dan meninggalkanmu. Kegigihanku membuatku mendapatkan semua yang aku inginkan,” ucap Johana menyombongkan diri.Dia membalas dendam atas apa yang pernah Axton lakukan dengan menjauhkan Kimberly dari Richard dan bersikap kasar padanya.“Aku tidak akan kehilangan Kimberly, dia tetap adikku sampai kapan pun juga,” tegas Axton.“Tetap saja dia akan pergi dari rumahmu. Aku bersyukur dia a
Read more

73. Diperlukan Sikap Waspada

Axton yang tidak bisa menolak permintaan Kimberly, memutuskan untuk datang ke acara yang diadakan oleh adiknya. Sesampainya di rumah Kimberly, suasana sudah ramai hingga membuat dirinya ragu untuk masuk.Dia hanya berdiri bersandar pada mobilnya menatap rumah megah dan indah yang Richard rancang untuk keluarga kecilnya. Hal itu cukup melegakan hatinya karena mengetahui jika Kimberly mendapat kehidupan yang baik.“Axton! Kamu sudah datang? Kenapa tidak segera masuk?” tegur Kimberly yang keluar dari pintu utama rumah mewah tersebut.“Di dalam sudah banyak orang, aku rasa aku tidak dibutuhkan lagi di sini,” balas Axton.Bibir Kimberly mengerucut kesal mendengar hal itu. “Aku sudah menunggumu dari tadi, aku kira kamu tidak menepati janjimu dan sengaja tidak datang ke pestaku. Acaraku tidak akan lengkap tanpamu.”“Apakah kamu bahagia, Kimberly?” tanya Axton memastikan keadaan adiknya.Senyum lebar langsung terkembang di bibir wanita itu. “Aku sangat bahagia, Richard memanjakanku dan member
Read more

74. Hantu atau Manusia

Malam hari setelah pesta selesai, Axton memutuskan untuk langsung pulang, meskipun Kimberly telah melarangnya karena perjalanan jauh yang harus ditempuh.Axton berkeras dengan keputusannya karena dia tidak tahan lagi satu atap dengan keluarga Jackson terutama Johana yang terlihat mendiskriminasi dirinya. Dia menyakinkan Kimberly jika dirinya akan mencari penginapan jika mengantuk di perjalanan, membuat Kimberly akhirnya mengalah dan mengizinkannya pulang ke Woodstock.Padahal jika mau jujur, tubuhnya sudah sangat lelah dan rasanya sangat berbahaya untuk menempuh perjalanan yang cukup jauh.Kini setelah empat jam mengendarai mobilnya dan rasa lelah dan kantuk menyerang, dia menyesali keputusannya. Seharusnya dia menginap di tempat Kimberly atau mencari penginapan. Sekarang sudah hampir dini hari dan dirinya terjebak di jalan yang sepi, jauh dari jalan raya apalagi penginapan.“Aku tidak mungkin berhenti di sini, akan sangat berbahaya tidur di mobil dengan keadaan sepi dan gelap,” gumam
Read more

75. Tinggal Semalam Lagi

Axton terbangun di atas ranjang besar dan empuk, sprei putih menjadi alas dengan selimut tebal yang membuat tidurnya nyaman.Dia mengerjapkan mata beberapa kali dan baru menyadari jika dirinya tidak tidur di kamarnya sendiri, ingatannya mulai kembali ke malam dimana akhirnya dia bisa sampai di tempat ini.“Inggrid ...” gumam Axton mengingat nama wanita yang memberinya tumpangan.Sadar jika dirinya berada di rumah orang, Axton segera menyibak selimutnya dan turun dari ranjang. Dia berjalan mendekati jendela dan baru tahu jika matahari sudah cukup tinggi. Rasa lelah karena perjalanan jauh membuatnya tidur nyenyak dan kesiangan.Baru saja dirinya ingin beranjak ke kamar mandi, terlihat seorang wanita berjongkok di bawah terik matahari, mengisi pot-pot bunga dengan tanah dan menanam pohon ke dalamnya. Hal itu membuat Axton berdiri membeku dengan mata yang terus mengamati kegiatan wanita itu.Selama hidupnya, ratusan wanita cantik pernah dia lihat, beberapa juga pernah menjadi kekasihnya,
Read more

76. Seranjang yang Mendebarkan

“Generatornya cukup rumit dan sedikit tua, akan kesulitan jika kamu tidak terbiasa memperbaikinya. Aku akan membantumu,” ujar Inggrid yang sudah terbiasa dengan generator tersebut.“Baiklah, tunjukkan di mana letak generatornya,” balas Axton sambil menyalakan flash ponsel sebagai penerang.Keduanya memutuskan untuk memeriksa generator itu bersama. Sesampainya di sana, asap putih terlihat mengepul di luar ruang generator.“Celaka, sepertinya generatornya terbakar,” seru Inggrid sambil berlari membuka pintu ruangan di mana generator itu berada dan terlihat apa yang dia katakan memang benar.“Apakah kamu memiliki cadangan?” tanya Axton yang melihat jika generator tersebut rusak parah.Inggrid menggeleng menjawab pertanyaan Axton.“Aku akan coba memeriksanya, siapa tahu aku bisa memperbaikinya,” ujar Axton yang kemudian masuk ke ruang generator dan Inggrid membantunya memberi pencahayaan serta mengambilkan alat yang Axton butuhkan.“Bagaimana? Apakah kamu bisa diperbaiki atau paling tidak
Read more

77. Pergilah Bersamaku

Apa yang Axton katakan memang benar, saling berbagi kehangatan adalah ide yang bagus. Kenyamanan dan kehangatan tersebut membuat keduanya tidur terlelap dengan posisi saling berpelukan.Ketika selimut yang menutupi tubuh mereka sedikit tersingkap akibat gerakan dalam tidur mereka, Inggrid mengeratkan tubuhnya ke dalam pelukan Axton karena udara dingin yang menyapu kulitnya.Gerakan itu disambut dengan senang hati oleh Axton, terbukti pria itu melingkarkan tangan ke tubuh Inggrid dan memberinya kehangatan, membawa kepala Inggrid ke ceruk lehernya hingga indra pembaunya bisa menangkap aroma wangi sampo Inggrid dan wangi feminim wanita itu.Tubuh Axton seketika menegang menyadari aroma asing yang tak pernah menemani tidurnya selama ini. Dia membuka mata dan langsung dihadapkan pada wajah cantik dan bersinar milik Inggrid yang menyambut paginya.Bibir wanita itu berada tepat di bawah bibirnya, membuat Axton ingin sekali melumatnya, tetapi dia harus mengendalikan diri karena menghormati tu
Read more

78. Mengambil Resiko

Ajakan Axton membuat hati Inggrid bimbang. Di satu sisi dia tidak berani melanggar aturan dari mamanya, namun disisi lain dia merasa penasaran tentang apa yang ada luar sana.Hampir dua puluh tahun dia terkurung di rumah yang terasingkan dengan dunia luar, melihat dunia hanya dari media elektronik yang hanya bisa dia bayangkan tanpa bisa mengunjunginya langsung. Bukankah dia berhak untuk hidup bebas?Axton datang seperti iblis yang ingin menyeretnya keluar dari dinding perlindungan yang mamanya bangun. Tawaran menggiurkan begitu menggoda hatinya untuk bisa melihat dunia luar. Kakinya seakan ingin melangkah mengikuti keinginan Axton, namun kepalanya menggeleng menolak ajakan tersebut.“Aku tidak bisa ikut denganmu,” jawab Inggrid lirih.“Aku tidak mungkin menginap di sini lagi karena peternakan membutuhkanku. Pekerjaanku sudah banyak yang tertunda karena kepergianku. Aku tidak akan menyakitimu, Inggrid. Aku hanya ingin memastikan keselamatanmu. Jika kakimu sudah sembuh dan generator ru
Read more

79. Merasa Berarti

Keduanya makan bersama dalam diam, bibir Axton terasa kelu mendapati dirinya makan berdua dengan seorang wanita. Sedangkan Inggrid segan memulai pembicaraan dan tidak tahu harus memulai pembicaraan dari mana.Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing, hanya bunyi sendok dan piring yang terdengar menemani acara makan mereka.“Masakanmu sangat lezat,” puji Inggrid mencoba membuka pembicaraan.“Terima kasih atas pujianmu, apakah kamu mau menambah makananmu?” tawar Axton.Inggrid menggeleng menjawabnya. “Perutku sudah terlalu kenyang, baru kali ini aku makan sangat banyak. Masakanmu sungguh berbeda dengan semua masakan yang pernah aku makan selama ini.”“Mungkin itu karena efek kita makan berdua,” singgung Axton.“A-apa ...? oh ...” balas Inggrid gagap dan seketika salah tingkah karena perkataan tersebut.“Kamu bisa tetap tinggal di sini jika ingin setiap hari makan masakanku,” lanjut Axton yang membuat wajah Inggrid semakin memanas dan merona merah.“Kamu tahu itu sungguh tidak mungkin
Read more

80. Tinggallah Lebih Lama

Setelah beberapa hari dalam perawatan Axton, keadaan Inggrid membaik dengan cepat. Kakinya sudah bisa berjalan normal dan demam pun tak menyerang kembali.Kini mereka duduk saling berhadapan menikmati sarapan yang Axton masak, sesekali Inggrid melirik pria itu yang terlihat sedang sibuk dengan makanannya, dia sedikit ragu ingin mengatakan sesuatu.“Apakah kamu ingin mengatakan sesuatu? Dari tadi kamu tampak gelisah,” ujar Axton yang membuat Inggrid tertegun karena ternyata pria itu memperhatikannya dan mengerti kegelisahannya.“Aku sudah sembuh, kakiku sudah baik-baik saja dan sudah bisa aku gunakan dengan normal. Terima kasih sudah merawatku selama ini,” Inggrid memulai pembicaraan.“Kamu adalah tamuku, sudah menjadi kewajibanku merawatmu dengan baik,” balas Axton dengan nada datar.“Apakah kamu akan memperlakukan semua tamumu seperti kamu memperlakukan aku?”Axton seketika menghentikan kegiatan makannya dan menatap Inggrid. Dia cukup terkejut saat wanita itu memberinya pertanyaan ya
Read more
PREV
1
...
678910
...
23
DMCA.com Protection Status