Semua Bab Istri Tuan Muda Lumpuh: Bab 61 - Bab 70

224 Bab

61. Kedok Mulai Terbuka

“Apa-apaan ini?” seru Richard sambil melempar sebuah undangan ke meja kerja Douglas.“Ini adalah undangan pernikahanmu dengan Carra seperti yang pernah kita bicarakan sebelumnya. Uncle sudah membicarakannya dengan Carra dan dia sangat senang dengan hal itu, jadi uncle membuatnya untuk kalian,” jawab Douglas tanpa rasa bersalah.“Aku tidak pernah menyetujui apa yang uncle katakan, kenapa uncle membuat undangan pernikahan seperti ini dan undangan itu sudah tersebar tanpa sepengetahuanku?” geram Richard.“Uncle mengkhawatirkanmu, Richard. Semenjak perceraianmu dengan Kimberly, hidupmu begitu kacau, produktivitas mu menurun, jam kerjamu makin lama, tetapi hasilnya malah sebaliknya. Kamu selalu pulang larut malam namun tidak ada tender satu pun yang kamu selesaikan. Kamu harus melupakan Kimberly dan uncle yakin hanya Carra cinta pertamamu yang bisa mengembalikanmu ke performa mu yang dulu.”“Cintaku pada Carra sudah luntur. Aku tidak mungkin menikahi wanita yang tidak aku cintai,” ujar Ric
Baca selengkapnya

62. Kemarahan Tak Ada Guna

Braakkk …Pintu apartemen Carra terbuka dengan kasar, terlihat Richard muncul dengan wajah garang dari balik pintu tersebut. Dia kemudian menutup kembali pintu di belakangnya dengan menendangnya. Carra yang ada di dalam apartemen, terkejut dengan kedatangan Richard.Wanita itu awalnya tidak tahu jika Richard sudah mengetahui kebohongannya. Dengan penuh sandiwara, dia memasang muka sedih lalu berlari ke arah Richard hendak memeluknya, namun Richard langsung menghindar.“Mamamu tiba-tiba mengurungku dan marah padaku tanpa alasan yang jelas. Bujuklah dia sehingga aku tidak terkurung lagi disini, aku yakin dia tidak setuju dengan pernikahan kita sehingga melakukan hal sekejam ini padaku.” Masih dengan tidak tahu diri, Carra merengek di hadapan Richard, membuat Richard semakin muak.“Masih bagus Johana mengurungmu di sini, bukan di penjara. Lagi pula siapa yang akan menikah denganmu?” balas Richard sinis.“Apa maksudmu?” ujar Carra mengerutkan keningnya tajam.Richard yang mendapat pertany
Baca selengkapnya

63. Tamu Tak Diundang

“Joseph, ada yang mencari Tuan Axton. Dari semalam dia ada di teras rumah Tuan Axton dan sampai siang ini dia belum pergi,” kata pemuda yang semalam menemui Richard.“Apakah kamu tidak bilang jika Tuan Axton sedang pergi ke luar kota?” tanya Joseph.“Aku sudah mengatakan hal itu padanya, namun dia bersikeras untuk menunggu Tuan Axton pulang, sepertinya dia tidak percaya dengan apa yang aku katakan. Padahal menurut cuaca, nanti malam akan turun hujan lebat, dia tidak mungkin menunggu kepulangan Tuan Axton dengan cuaca buruk,” jawab pemuda itu tampak peduli.“Biarkan saja, aku tidak ingin ikut campur masalah orang lain lagi. Aku tidak ingin mendapat masalah seperti saat terakhir kali menolong Nona Kimberly dan seseorang yang tidak dikenal mencarinya. Hal itu bisa saja mengancam keselamatan keluargaku,” Joseph bersikap lebih hati-hati.“Nona Kimberly tidak akan selamat jika kamu tidak menolongnya, bukankah Tuan Axton sudah berterima kasih padamu.”“Tetap saja aku mendapat peringatan dari
Baca selengkapnya

64. Berjuang Meluluhkan Hati

Richard menatap nanar punggung wanita yang sedang sibuk memasak di hadapannya. Ingin rasanya memeluk wanita itu dari belakang dan mengusap perutnya yang membuncit, dimana anaknya tumbuh di sana.Dia tidak menyangka jika Kimberly benar-benar hamil karena dokter mengatakan jika Kimberly akan sulit memiliki keturunan sehingga dia tidak berharap banyak akan memiliki keturunan.Richard baru akan bersuara, menunggu Kimberly berhenti berbicara, tetapi wanita itu malah menyuruhnya duduk. Tak banyak membantah, dia pun dengan patuh melakukan seperti apa yang Kimberly pinta.Matanya terus menatap punggung Kimberly dengan berbagai emosi yang bergejolak, antara senang, sedih, menyesal, merasa bersalah, marah pada dirinya sendiri dan berbagai perasaan lain yang menyiksa.“Tendangan keponakanmu sangat kuat, hingga perutku terasa sakit. Aku yakin dia akan menjadi penunggang kuda yang handal sepertimu,” ucap Kimberly di sela memasaknya, wanita itu terus bicara membuat hati Richard teremas sakit karena
Baca selengkapnya

65. Berusaha Saling Mengerti

Kimberly menyerahkan pakaian Axton sebagai pakaian ganti Richard. “Gantilah pakaianmu terlebih dahulu, ada kamar mandi di ujung sana, kamu bisa menggunakannya,” ujar Kimberly sambil menunjukkan kamar mandi yang dia maksud.Tanpa banyak kata, Richard menerima pakaian tersebut dan pergi mengganti pakaiannya. Saat dia kembali, Kimberly telah membuatkannya minuman hangat.“Minuman ini bisa menghangatkan tubuhmu, ada makanan juga di dapur jika kamu lapar, kamu bisa mengambilnya sendiri,” Kimberly memberitahu.“Terima kasih atas semua kebaikanmu,” kata Richard merespon perlakuan Kimberly.“Aku ingin tidur, aku harap kamu tidak berisik. Aku sudah menaruh bantal dan selimut di sofa, kamu bisa beristirahat di sana dan pulang besok pagi saat cuaca sudah membaik,” Kimberly memberi batasan jelas.“Aku harap cuacanya tidak segera membaik,” gumam Richard lirih.“Apa kamu bilang?” geram Kimberly dengan suara melengking tinggi.“Tidak, aku hanya butuh minuman hangat ini untuk menghangatkan tubuhku,”
Baca selengkapnya

66. Aku Bersedia

Setelah hampir setahun tak pernah tertawa lepas, kini terdengar tawa Kimberly ketika Richard masuk ke dalam selimut, menyingkap pakaiannya dan menghujani perutnya yang seperti balon dengan kecupan. Rasa geli dan bahagia bercampur menjadi satu sehingga Kimberly tak bisa menahan tawanya lagi.Tawanya berhenti ketika kepala Richard keluar dari selimut. Pria itu merangkak naik dan berhenti ketika wajah mereka saling berhadapan dan mata mereka saling bertatapan. Seketika wajah Kimberly memanas dan bersemu merah.Tangan Richard mengusap pipi yang merona itu dan menatap Kimberly dengan lembut, membuat hati Kimberly berdesir dengan denyut nadi cepat.“Aku senang mendengar tawamu, aku ingin mendengarnya setiap hari,” kata Richard.Kini ganti tangan Kimberly yang mengusap wajah tampan Richard dan menelusuri garis ketampanannya tersebut. “Terima kasih sudah mau kembali. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi esok, tetapi aku ingin menikmati kebahagiaan yang bisa aku nikmati malam ini.”Richard ter
Baca selengkapnya

67. Ada Lagi

Dengan mata berbinar senang, Richard memeluk Kimberly dan mengecup singkat bibir manis wanita itu. “Mari pergi dari sini, aku sudah terlalu malu di sini,” bisik Richard.“Kamu memang sangat memalukan,” geram Kimberly namun ada perasaan bahagia yang merayap di dalam dirinya.Kegeraman Kimberly tidak berhenti sampai disitu saja. Ketika pulang dari rumah sakit, Richard mengambil jalan berlawanan menuju rumahnya.“Kita mau ke mana?” tanya Kimberly penasaran.“Mencari gaun pengantin untukmu,” jawab Richard santai.“Jangan mulai gila lagi, memangnya kapan kita mau menikah? Kita tidak harus buru-buru.”“Buat jaga-jaga saja,” balas Richard dengan pernyataan yang menggantung, membuat Kimberly merasa curiga, namun dia memilih untuk diam.Menuruti kemauan Richard yang aneh, Kimberly akhirnya duduk tenang di kursinya dan tidak menolak ketika pria itu membawanya ke sebuah butik yang tidak jauh dari Woodstock.Ternyata ide Richard untuk berbelanja cukup berguna baginya. Jiwa kewanitaan Kimberly yan
Baca selengkapnya

68. Tak Ada Batasan Lagi

Kimberly kemudian menceritakan semua yang dia ketahui, tentang traumanya dan apa yang terjadi saat dirinya mengalami kecelakaan bersama orang tuanya.Wajah Richard tampak tegang, berbagai emosi campur-aduk di dalam dirinya. “Betapa bodoh diriku yang terlalu percaya dengan Douglas. Aku mengabaikanmu yang benar-benar mengalami trauma dan malah memperhatikan Camilla yang hanya pura-pura dan penuh sandiwara.”“Semua sudah berlalu, aku tak memikirkannya lagi. Traumaku hilang semenjak aku mengandung anak kita,” balas Kimberly.Richard kemudian membawa istrinya ke dalam pelukannya dan mengecup puncak kepalanya. “Terima kasih karena mau memaafkan segala kesalahan dan kebodohanku.”“Terima kasih sudah memberiku malaikat kecil yang tumbuh di rahimku sehingga aku bisa melupakan semua trauma di masa lalu burukku,” balas Kimberly.Kimberly juga menceritakan kejahatan Douglas pada Johana dan semua yang Johana alami. Perjuangan wanita itu dan rasa kehilangan serta trauma yang dialami.Richard menden
Baca selengkapnya

69. Dua Keluarga Berselisih

“Apakah kamu sedang pergi ke dokter kandungan untuk memeriksakan kandunganmu? Apakah Joseph bersamamu untuk mengantarmu? Kenapa kamu pergi sepagi ini, apakah ada masalah dengan kandunganmu?” Axton mencecar Kimberly dengan berbagai pertanyaan yang membuatnya malah semakin bungkam karena bingung pertanyaan mana yang harus dijawab terlebih dahulu.Kimberly melirik ke arah Richard sambil memikirkan jawaban apa yang akan dia berikan pada kakaknya. Dia menarik selimut untuk menutup ketertelanjangannya hingga ke dada dan duduk bersandar di pinggir ranjang.Awalnya Kimberly ingin berbohong pada Axton dan berkata sedang memeriksakan kandungannya, hal itu tampaknya lebih mudah untuk dikatakan. Namun setelah memikirkannya kembali, akan lebih baik jika dia bicara jujur sehingga masalah yang ada tidak semakin rumit.“Aku tidak sedang memeriksakan kandunganku, kemarin aku sudah ke dokter dan hasilnya baik-baik saja. Dokter mengatakan jika posisi bayiku sudah bagus dan aku sudah siap untuk melahirka
Baca selengkapnya

70. Tidak Harus Memilih

Richard terus menatap istrinya yang sedang membersihkan dan mengobati lukanya. Wanita itu terus diam, namun Richard tahu hati istrinya sedang bergejolak karena meninggalkan kakaknya begitu saja.Dia tidak ingin hati istrinya gusar karena harus memilih antara dirinya atau kakaknya. Ketika tangan Kimberly terulur untuk mengobati luka yang ada di wajahnya, Richard menghentikan tangan istrinya.“Pergilah! bicaralah dengan kakakmu. Aku tahu kamu tidak akan meninggalkanku apalagi mengakhiri pernikahan yang baru saja kita mulai kembali. Kita akan berjuang bersama untuk menghadapi semua tantangan yang menerpa pernikahan kita. Namun saat ini kamu butuh kakakmu karena dialah satu-satunya keluargamu.”“Bagaimana denganmu?” ucap Kimberly.“Aku dan Axton bukanlah pilihan yang harus kamu pilih salah satu. Kita bisa tetap bersama tanpa kamu harus menjauh dari Axton.”Air mata Kimberly seketika menetes mendengar perkataan suaminya. “Aku harus bicara dengan kakakku,” isaknya lirih.“Ya, susullah kakak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
23
DMCA.com Protection Status