All Chapters of Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu: Chapter 101 - Chapter 110

268 Chapters

Bab 101. Kenapa Harus Diakhiri?

"Kak Satria kenapa keterlaluan banget sih? Seharusnya dia nggak terus menjelekkan Kak Juna." Rara masih merasa begitu kesal pada Satria. Wanita cantik itu bahkan menghentakkan kakinya seperti anak kecil yang sedang ngambek. Rara menjatuhkan bobot tubuhnya di kasur dan meletakkan tasnya di sembarang tempat. "Padahal mereka itu kan berteman, tapi kenapa sih Kak Satria itu malah ngomongin kejelekkan Kak Juna di belakang?" Rara kembali berucap sambil melipat kedua tangannya.Entah kenapa Rara begitu marah karena sang kakak menjelekkan Arjuna. Rasanya dia sama sekali ayah Daffa itu dikatakan egois dan hanya memikirkan diri sendiri.Kali ini dia menyesalkan sikap Satria yang terus menjelekkan Arjuna. "Kak Juna tidak seperti itu, tetapi justru Kak Juna pria yang baik yang sering menolong aku." Rara kembali berucap sendiri. "Kak Arjuna bahkan kadang lebih baik dari Kak Satria yang kadang terlalu keras padaku."Dalam hemat Rara, Arjuna memang lebih bisa bersikap lemah lembut dan manis saat me
Read more

Bab 102. Semua Pasti Beda

"Terima kasih atas kerjasamanya Tuan Satria, Tuan Arjuna." Seorang kolega berusia sekitar lima puluh tahun, menjabat tangan Arjuna dan Satria bergantian, dengan penuh hormat. "Semoga hubungan ini semakin menguntungkan untuk ke depannya."Arjuna dan Satria hanya menganguk sambil menunjukkan senyum ramah.Satria dan Arjuna saat ini sedang berada di satu ruangan, di perusahaan Arjuna. Mereka baru saja melakukan sebuah rapat penting dengan para kolega lainnya. Kebetulan Satria juga memang bekerjasama dalam hal ini.Meeting itu pun usai, ketika semua pergi, Satria pun memilih untuk ke ruangan Arjuna. Keduanya memang sudah terbiasa saling berkunjung di kantor satu sama lain."Sepertinya kerjasama dengan perusahaan Hermawan Corp ini akan membuat keuntungan kita berlipat." Arjuna nampak optimis saat melangkah kembali menuju ke ruangannya. Satria pun berjalan beriringan dengan sahabatnya itu. "Semoga saja seperti itu." Suara Satria malah terdengar lebih serius dari biasanya. Saat itu Arjuna
Read more

Bab 103. Jangan Dekati Rara

"Kenapa aku sampai lupa mengatakan tentang hal itu pada Kak Juna sih semalam?" Rara yang baru saja selesai memeriksa dokumen terakhirnya pun menyendarkan kepala pada kursi. " Aku harus mengatakan sekarang juga pada Kak Juna."Karena memang sedang merasa kesal pada Arjuna tadi malam, dia sampai lupa mengatakan suatu hal penting pada ayah dari Daffa itu. Rara sedikit menyesali kebodohannya itu.Wanita cantik itu segera mengambil ponsel yang ada di meja kerjanya, dan mengirimkan pesan pada Arjuna.[Apa Kak Juna ada acara siang ini?]Pesan itu langsung terkirim dan dibaca oleh Arjuna.Saat Rara mengirimkan pesan itu, Satria masih berada di dalam kantor Arjuna. Pria tampan tersebut langsung membalas pesan dari Rara, meski saat itu Satria sedang mengoceh.[Tidak ada. Ada apa?]Pesan yang dikirimkan oleh Arjuna itu pun langsung dibaca oleh Rara dan dia pun langsung membalasnya.[Aku mengundang Kak Juna untuk makan siang di restoran Sandy's. Apa bisa?]Rara pun langsung to the point mengatakan
Read more

Bab 104. Dia Memang Pemarah

"Maaf terlambat." Arjuna telah sampai di restoran sekitar satu menit setelah kedatangan Rara. Pria tersebut langsung duduk di kursi tepat di depan Rara. "Sudah lama?"Rara nampak tersenyum tipis. "Nggak masalah Kak, hanya satu menit." Rara tadi memang langsung menuju restoran sesaat setelah mengirimkan pesan terakhir pada Arjuna. Sedangkan Arjuna yang kantornya lebih dekat dari restoran ini datang sedikit lebih lambat karena tadi memang sedang ada Satria. Arjuna nampak tersenyum dan sesaat terpesona dengan penampilan Rara. "Cantik." Sedangkan Rara malah terlihat kesal, "Kenapa Kak Juna terus tersenyum?"Seulas senyum tipis di wajah Rara tadi langsung berganti menjadi kesal, karena dia juga mengingat tentang kejadian makan malam kemarin. Dia juga merasa salah tingkah karena Arjuna yang tampak terus memperhatikan. Arjuna hanya menggelengkan kepala dan lalu mengalihkan pandangan pada sekitar, tak menjawab sama sekali pertanyaan Rara itu.Tak ayal hal tersebut malah membuat Rara semakin
Read more

Bab 105. Penuh Kebohongan

"Ada apa Sayang?" tanya Yasmin di seberang saat menerima panggilan dari Clara itu. Wanita cantik berusia paruh baya itu, saat ini sedang bersantai setelah pulangnya menjemput Daffa di sekolah. "Apa ada masalah?" Yasmin memang begitu perhatian pada Clara. Karena di mata Yasmin, Clara adalah seorang gadis muda yang lembut dan penyayang serta selalu harus dilindungi."Bukan masalah sih, Tan. Tetapi lebih pada melaporkan suatu kejadian," ucap Clara sambil tersenyum licik dan malah terkesan bertele-tele. Yasmin langsung mengerutkan keningnya saat itu. "Melaporkan hal apa Sayang? Apa ini bersangkutan dengan Arjuna?"Tebakan Yasmin tentu saja benar, apa lagi yang akan dilaporkan oleh Clara jika bukan tentang calon suaminya itu."Iya Tante. Saat ini saya sedang berada di restoran Sandy's." Clara menjawab sembari terus menatap ke depan dan cemburu melihat Arjuna dan Rara. "Arjuna dan si penganggu itu saat ini sedang makan siang."Yasmin mengangguk di seberang. "Dengan siapa lagi?" Yasmin sebe
Read more

Bab 106. Dengan Senang Hati

"Aku akan menghancurkan Rara dengan bantuan masa lalunya." Lirih Clara berucap dengan tetap tersenyum licik sambil mengawasi Arjuna yang saat ini malah sedang mengelap sudut bibir Rara yang terkena saos.Hatinya semakin terbakar dan malah semakin berniat untuk semakin menghancurkan kehidupan Rara. "Clara Sayang, kamu masih disana?" Yasmin akhirnya bertanya karena Clara beberapa saat yang lalu trus diam. "Oh iya, Tante." Rara sebenarnya sempat kaget tadi. "Ini loh sedang melihat kelakuan Rara yang semakin memalukan." Kembali Clara pun berbalik menyalahkan Rara.Yasmin menghela nafas panjang, tiap kebohongan yang keluar dari mulut Clara, semakin membuat wanita paruh baya ini membenci Rara."Itu baru di awal, entah, Tante pun takut jika nanti misalnya Arjuna dan Rara menikah, hanya akan mempermalukan keluarga saja," ucap Yasmin.Clara pun kembali tersenyum licik. "Kemungkinan besar sih begitu, Tante. Ya ... sudah terbiasa dengan kehidupan kalangan bawah yang menjijikan. Oh iya, Tan. La
Read more

Bab 107. Jangan Tanya Lagi

"Bagaimana perkembangan hubungan kamu dengan Rara? Apa sudah lebih maju?" Handi bertanya pada Arjuna yang sedang memainkan ponselnya.Saat berada di kediaman Pranama, saat itu Arjuna sedang berada di teras bersama dengan Handi. Hampir setiap saat Handi seperti selalu mempertanyakan hal ini pada Arjuna. Pria tua itu memang begitu terniat untuk segera menikahkan Arjuna dengan Rara. Seperti perjodohan pertama kali yang dia atur untuk Arjuna dulu, Handi ingin apa yang menurutnya terbaik segera terjadi. Namun ketimbang yang pertama dulu, kali ini Handi lebih yakin jika pernikahan kedua Arjuna akan langgeng untuk selamanya, asal itu dengan Rara."Masih sama saja, Kek." Arjuna pun menjawab dengan wajah datarnya. " Malah Satria yang sepertinya mulai mengetahui hal itu."Arjuna memang selalu begitu, dia jarang sekali mengekspresikan apa yang ada di dalam hatinya. Sehingga orang begitu sulit untuk menebak apa yang sedang dirasakan saat ini.Handi yang tadi juga sedang asyik dengan ponselnya p
Read more

Bab 108. Aku Menyerah

"Tante, aku pup di celana!" Daffa berteriak sambil memegangi perutnya dengan kedua tangan.Clara yang sejak masuk ke dalam mobil tadi terus menampakkan wajah sumringah dan bernyanyi, sontak menoleh pada Daffa yang berada di sampingnya. "Eh, kamu barusan bilang apa?" Clara sebenarnya mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh Daffa, hanya saja otaknya tak ingin mempercayai hal itu."Perut aku sakit, Tante. Nggak bisa nahan pup ini, rasanya seperti sudah keluar di celana,' ucap Daffa dengan wajah memelas seperti ingin menangis.Ciittt Saat itu juga Clara langsung mengerem mendadak mobilnya. Untung saja saat itu dia sedang melajukan mobilnya dengan pelan, hingga tak begitu membuat kaget. "Kamu ... eek di celana sekarang?" Clara langsung kembali bertanya pada Daffa dengan wajah yang pias dan raut muka yang memelas bercampur dengan jijik.Daffa pun menganggukan kepalanya dengan cepat. "Iya Tante. Habisnya Daffa udah nggak tahan," seru Daffa dengan lirih, sembari mengurut perutnya.'Du
Read more

Bab 109. Sudah Biasa Dijahati

"Selamat Nona Rara. Anda sudah membuat Jaya Corp semakin maju." Saat ini Rara sedang berada di kantor dan baru saja menyelesaikan sebuah meeting penting. Baru beberapa bulan menjadi presiden direktur Jaya Corp, Rara memang sudah memberikan banyak kemajuan dan perubahan, tak ayal beberapa rekanan pun memberikan selamat padanya. "Anda benar-benar hebat. Pasti Tuan Satria Wijaya sangat bangga." Rekanan yang lain pun juga memberikan selamat.Sebenarnya tanpa Rara dan Satria ketahui, ketika pertama kali Rara menjabat sebagai presiden direktur Jaya Corp, banyak rekanan yang meragukan ketrampilan berbisnis Rara.Tak salah ketika mereka berpikiran seperti itu, karena diketahui jika Rara belum punya pengalaman memimpin sebuah perusahaan besar.Mereka tentu takut jika Jaya Corp malah akan merugi dan berujung pailit. Hanya saja karena saat itu sangat menghormati Satria Wijaya, mereka pun lebih memilih diam sembari terus memperhatikan perkembangan presdir Jaya Corp yang baru itu.Saat ini, mer
Read more

Bab 110. Jangan Sampai Kecolongan

"Sudah-sudah, jangan pikirkan orang licik seperti itu." Stella pun berkata saat melihat mata sahabatnya itu penuh amarah. "Sekarang kamu harus fokus istirahat."Rara pun mengenal nafas panjang, dia memang sesaat tadi sempat emosi, tetapi saat ini dia mulai menstabilkan emosinya. Mengingat Clara yang licik, tak ayal membuat Rara pun ingat dengan berapa liciknya sang mantan mertua dan juga mantan suaminya.Pengalaman saat itu pun mengajarkan pada Rara, untuk lebih berhati-hati dan tak lupa menyiapkan banyak strategi jitu agar tak ketinggalan dari orang-orang jahat itu.Namun Stella juga benar, saat ini Rara tak lagi boleh terlalu memforsir pikiran dan tenaganya. Dia masih drop dan memang butuh istirahat agar besok bisa kembali lebih fresh."Bagaimana perkembangan hubungan kamu dengan Arjuna?" Stella pun mulai kembali bertanya. Sebuah pertanyaan yang sebenarnya tak ingin dijawab oleh Rara."Berjalan mengalir saja, Stel. Seperti air," jawab Rara lirih. Saat ini Stella hanya mengangguk da
Read more
PREV
1
...
910111213
...
27
DMCA.com Protection Status