Semua Bab Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu: Bab 91 - Bab 100

268 Bab

Bab 91. Janji Yasmin

"Sayang, maafkan Daffa yang kurang sopan ya." Yasmin meminta maaf karena sikap Daffa yang tak sopan pada Clara. Wanita paruh baya itu merasa tak enak pada Clara. Dia tahu jika memang Daffa memiliki sifat yang tak acuh pada orang yang tidak dikenal, tetapi Yasmin juga tak mengira jika sikap cucunya itu akan sedikit keterlaluan.Clara tersenyum manis saat itu. "Tidak apa-apa, Tante. Namanya juga anak kecil, wajar sering seperti itu." Saat seperti ini, emosi Clara harus benar-benar dijaga agar bisa terus terlihat sabar dan layak menjadi ibunda Daffa.Yasmin merasa lega karena Clara tak marah, dengan sikap yang ditunjukan oleh Clara itu, dia makin merasa senang dan bersimpati."Tante janji, akan terus membantu untuk mendekati Daffa," ucapnya lagi sambil mengelus punggung tangan Clara.Bagi Yasmin, apa yang tadi baru saja diucapkan oleh Daffa itu sangat keterlaluan. Tak sembarang orang bisa menerima hal itu, apa lagi wanita muda seperti Clara ini. Sebuah mulai plus untuk calon istri Arju
Baca selengkapnya

Bab 92. Satria Sombong?

"Baru segitu saja dia sombong sekali." Suara Handi terdengar begitu menggelegar di dalam mobil itu. "Seharusnya dia tak berbelit seperti itu!"Saat ini Arjuna, Handi dan Rudi dalam perjalanan untuk pulang ke rumah dari kantor. Selama dalam perjalanan itu, Handi terus saja mengoceh. Tentang betapa sombongnya Satria Wijaya. Sedangkan Arjuna dan Rudi lebih memilih untuk diam saja."Memang sih saat ini dia sudah menjadi pengusaha paling terkenal di negara nusantara ini, tetapi harusnya dia tak boleh terlalu sombong!" Handi kembali berucap dengan wajah yang tegas.Rudi yang sejak tadi mendengarkan pun merasa bingung dengan perkataan ayahnya itu. "Bukankah dulu Papa yang sering mengagungkan Satria karena dia sangat hebat dalam berbisnis padahal masih muda? Kenapa sekarang malah marah-marah?"Rudi memang tak tahu duduk permasalahannya apa, sehingga dia pun bertanya. Beda dengan Arjuna yang lebih memilih untuk diam."Papa ini kesal." Handi pun menyahut dengan cepat. "Karena betapa pun Papa be
Baca selengkapnya

Bab 93. Selamat Datang Rara

*Beberapa saat yang lalu*"Nona Rara, Tuan Arjuna meminta tolong." Seorang pelayan datang menemui Rara yang tengah membaca buku dengan wajah yang panik. "Ini urgent sekali, Nona."Mendengar nama Arjuna disebut dalam kepanikan itu, Rara pun langsung menutup buku yang dia baca. Panik, itu yang sabar ini dia rasakan."Kak Juna? Kenapa?" Rara merasa takut jika terjadi sesuatu pada Arjuna."Saya tidak tahu Nona. Hanya saja tadi orang suruhan Tuan Arjuna nampak panik sekali," jawab pelayan itu lagi yang juga nampak khawatir.Tak lagi banyak bertanya, Rara pun langsung pergi ke rumah Arjuna. Dengan perasaan yang tak menentu. "Semoga tak terjadi hal buruk pada Kak Juna." Rara hanya bisa berdoa dalam hati.Ketika sampai di depan rumah Arjuna, Rara disambut oleh seorang pelayan. Dengan segera wanita cantik itu pun bertanya, "Apa saya bisa menemui Kak Juna?" Kecemasan tergambar jelas disana.Ternyata pelayan yang ditemui oleh Rara itu adalah orang suruhan Handi. "Nona Rara tolong menunggu seben
Baca selengkapnya

Bab 94. Apa Prioritasmu?

Clara langsung menjawab cepat, "Mengingat saya dan Arjuna bekerja, tentunya memiliki pengasuh akan lebih baik untuk menjamin perawatan anak kami nanti.”Handi mengangkat satu alis. “Bekerja? Kamu masih ingin menjadi artis setelah menikah?”Yasmin menautkan alis, Clara dulu bilang padanya akan berhenti, lalu apa maksudnya ini?Dengan senyum manis, Clara menjawab, “Dengan kemampuan dan reputasiku, bekerja tidak berarti harus menjadi artis, Kek. Yang penting adalah aku bisa membantu meringankan Arjuna perihal menafkahi keluarga, ‘kan? Berbagi beban, itu penting.”Handi mengangguk-anggukkan kepala. Kemudian, dia berkata, “Setelah melahirkan, tubuhmu pasti akan mengalami perubahan. Apa yang akan kamu lakukan?” Sudut bibir Clara terangkat. “Tentu saja harus dikembalikan seperti semula! Itu prioritas utama!”Seketika, suasana berubah hening. Semua orang menghentikan gerakan mereka dan menatap ke arah Clara.Prioritas utama adalah … mengembalikan bentuk tubuh?Rara yang menyadari pandangan s
Baca selengkapnya

Bab 95. Kesan Pertama Yang Buruk

Rara bingung harus berkata seperti apa saat itu, jadi dia hanya diam saja. Karena dia bisa melihat tatapan mata yang tajam dari Yasmin dan juga Clara. Dia sudah mendukung Clara tadi, tetapi sepertinya malah makin membuat dua wanita itu tak suka padanya.'Enak saja aku dibandingkan sama Rara! Nggak level dong!' Clara kembali mengumpat dalam hati. 'Dia itu jauh dibawah aku. Nggak banget deh!'Clara memang sudah terbiasa merendahkan orang lain dan menyombongkan diri sendiri. Selalu merasa yang paling cantik dan sempurna dalam segala hal. Meski sebenarnya dalam hati dia sempat mengangumi kecantikan wanita lain, mulutnya tentu akan mengatakan hal yang berbeda.Clara juga tahu jika Rara berasal dari keluarga yang kaya raya. Hanya saja Rara tak suka dengan make up tebal dan lebih suka tampil sederhana, dan itu membuat Clara merasa makin menang.'Papa! Kenapa sih terus saja memojokkan Rara.' Yasmin pun mendengus dan malah merasa jengkel pada Rara.Yasmin akan berucap demi untuk membela Clara
Baca selengkapnya

Bab 96. Tidak Sengaja

Setelah Arjuna menceritakan apa yang terjadi antara dirinya, Rara, dan Clara di Restoran Sandy’s, para tetua langsung memasang wajah keruh.Rudi tampak semakin kecewa terhadap Clara, sedangkan Yasmin mulai kehilangan respect. Wanita itu tak menyangka gadis muda yang selalu bersikap manis dan sopan di hadapannya pun ternyata bisa melakukan hal yang tidak pantas seperti itu."Kalau bukan karena Rara, mungkin aku harus menanggung malu."Rudi sesaat melirik pada Clara dengan tatapan tidak suka. "Arjuna terlalu baik, masih begitu sabar untuk menghadapi orang yang hampir saja merusak reputasinya. Kalau aku, pasti sudah langsung kuusir dari sini!”Clara dan Yasmin terkejut dengan betapa kerasnya ucapan Rudi. Pria yang biasa tenang dan diam itu ternyata memiliki sisi yang menyeramkan!Handi yang tersenyum tipis pun langsung menimpali, "Itu benar. Aku juga tak akan memilih calon istri yang hanya cantik saja tapi tak punya sopan santun, takutnya nanti hanya akan menjadi istri yang pembangkang. J
Baca selengkapnya

Bab 97. Tak Sengaja

Mendengar ucapan Rara, akhirnya Handi pun tidak memperpanjang masalah Yasmin yang tak sengaja membuat Bella jatuh. Selain itu, dia pun memutuskan untuk segera menutup acara makan malam."Mengenai istri Arjuna, aku sudah memutuskan. Semuanya ada di tangan Arjuna, tidak ada yang berhak memaksa!" Handi berkata dengan bijaksana. Setelah banyak hal yang terkuak saat makan malam ini, dia menyerahkan seluruhnya pada Arjuna. Arjuna yang akan menjalani semua dan berhak memilih pasangan hidupnya sendiri.Daffa yang masih disana langsung menyambar. "Daffa hanya mau Mama Rara saja, bukan Tante Clara. Daffa juga mau menjadi kakak untuk Bella yang cantik."Daffa berucap sembari menatap Clara dengan tatapan tak suka, sama seperti ketika Yasmin mengenalkan mereka berdua tadi.Rara yang berada di samping Daffa pun merasa tak enak sebenarnya. Sedangkan Clara malah langsung emosi dan mengepalkan kedua tangannya. 'Dasar bocah setan. Lihat saja, aku akan beri pelajaran pada dia nanti!'Arjuna melihat ta
Baca selengkapnya

Bab 98. Ancaman Clara

"Jika sekarang kamu bisa sombong, tapi nanti akan ada saatnya Daffa tidak akan bisa membantu kamu lagi"Karena Rara hanya diam saja, Clara merasa senang dan merasa jika Rara takut padanya.'Apa maksudnya perkataan Clara itu? Apa mungkin dia ingin berbuat yang tidak benar pada Kak Juna dan Daffa?' Rara agak curiga maksud ucapan Clara. Dia tak ingin karena sandiwara perjodohan ini, maka akan ada hal yang buruk pada Daffa. Dia ingin mempertanyakan hal itu pada Clara. Tetapi sebelum dia bisa mengatakan apa pun, Clara sudah lebih dulu menjauh darinya."Aku nggak akan biarkan Clara berbuat buruk pada Daffa!" Rara telah berjanji tak akan membiarkan apa pun terjadi pada Daffa, apa lagi mengingat jika wanita itu sangat licik, hampir sama dengan Jeny saat itu.Clara nampak saat ini bergabung dengan Yasmin dan keluarga Pranama yang lain.Akhirnya Rara pun ikut keluar, dan akan segera pulang karena acara makan malam sudah usai. Meski begitu dia akan terus tetap waspada pada Clara, karena wanita
Baca selengkapnya

Bab 99. Si Muka Tembok

Dalam hati Arjuna pun tersenyum dan berkata dalam hati sambil melangkah masuk. 'Jika Clara masih berani datang lagi ke rumah ini, berarti memang dia muka tembok.'Arjuna begitu bersyukur karena Handi dan Rudi pun akhirnya biasa berada di pihaknya. Dua orang tetua keluarga Pranama itu pasti akan mendukung hubungannya dengan Rara. Rudi pun kini sudah nampak tak suka pada Clara. Kini dia hanya Berharap akan bisa mendapatkan hati Rara dan Satria, karena saat ini dia pun sudah yakin jika Rara adalah pilihan yang tepat untuk dia dan Daffa.Saat Handi dan juga Arjuna sudah pergi, Rudi pun akan ikut masuk juga. Tapi sebelumnya dia berpesan pada Clara. "Kamu harus bisa lebih menjaga sikap dan emosi saat bertemu untuk pertama kali dengan orang lain, karena itu sangat berpengaruh untuk selanjutnya."Rudi memang tak menyangka jika Clara yang pada awal petemuan dengannya nampak baik, tapi malah bisa bersikap seperti itu pada Arjuna. Sedikit banyak Rudi pun bisa menyimpulkan seperti apa sifat gadis
Baca selengkapnya

Bab 100. Egois dan Mementingkan Diri Sendiri

"Huft! Mimpi apa sih aku tadi malam? Sampai harus ada dalam situasi seperti ini." Rara sudah sampai di rumah. Dengan wajah yang nampak kesal dan uring-uringan. Kejadian saat makan malam di rumah keluarga Pranama itu benar-benar membuat dia kesal.Rara menghela nafas panjang sambil berjalan masuk. " Kenapa sih aku begitu bodoh sampai langsung datang ke rumah itu, hanya karena kebohongan yang dibuat oleh kakeknya Kak Juna?" Rara begitu menyesali kenapa datang ke acara makan malam itu. Tak lupa dia juga menyesali kenapa harus begitu khawatir dengan Arjuna. Yang akhirnya membawa dia dalam situasi yang tidak menyenangkan itu.Rara ingat, meski dia hanya diam saat makan malam tadi, dia tetap saja disalahkan oleh Clara. Dan, satu lagi, sandiwara konyol yang dia buat dengan Arjuna malah menjadi semakin berlarut. Padahal sebenarnya dia ingin jika sandiwara itu segara diakhiri, karena tak ingin menimbulkan banyak masalah, terutama jika sampai Satria tahu."Ada apa?" Saat Rara membayangkan ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
27
DMCA.com Protection Status