Semua Bab Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu: Bab 81 - Bab 90

268 Bab

Bab 81. Permata

"Bercanda." Arjuna berkata setelah melihat raut wajah Rara yang seketika berubah. "Aku tidak akan memaksakan hal seperti itu kepada kamu."Rara tersenyum kecut dan lalu mengangguk saja tanpa kata. Perkataan yang tadi baru saja diucapkan oleh Arjuna, benar-benar telah mengganggu pikirannya.Tidak ingin wanita itu menjadi semakin tidak nyaman, akhirnya Arjuna berkata. "Aku akan mengurus sisanya sendiri tanpa mengganggu kamu."Kembali Rara hanya bisa terdiam di tempat selagi memandang punggung Arjuna yang berjalan pergi.Memulai suatu hubungan baru, sampai saat ini masih menjadi sebuah ketakutan tersendiri bagi Rara. Rasa trauma itu masih menghantui. Dia masih takut jika hubungan baru yang akan dia jalin nanti, hanya akan membuatnya semakin sakit hati dan berakhir menjadi rasa tak percaya pada semua lelaki.Dia juga ingat ketika pertama bersama dengan Nizam dulu. Lelaki itu juga nampak baik seperti Arjuna saat ini, tetapi apa? semua berakhir dengan menyakitkan. Bukan membandingkan sosok
Baca selengkapnya

Bab 82. Pertemuan Tak Terduga

"Ma ... Bella mau boneka yang pink." Bella berucap dengan wajah yang begitu bahagia."Oke, boleh." Rara mengangguk sambil menggandeng tangan putri kecilnya itu.Hari minggu ini, Rara mengajak Bella dan pengasuhnya untuk jalan-jalan ke Mall. Seperti permintaan Bella kemarin yang sempat tertunda karena kedatangan Handi yang tiba tiba. Tujuan utama mereka adalah counter mainan anak, Bella meminta beberapa boneka baru memang."Asyik!" Bella melonjak kegirangan saat ini. Memang dia sedang menyukai mainan boneka barbie.Rara ikut tersenyum senang melihat Bella yang nampak riang. Sejak tinggal bersama dengan Satria, Bella memang telah banyak berubah. Gadis kecil ini sekarang sudah menjadi periang dan lebih banyak bicara. Karena tak lagi mendapatkan tekanan dan juga cibiran seperti ketika masih berada di rumahnya Nizam dulu. Gadis kecil itu dulu selalu terlihat murung dan malah sering diam dan ketakutan karena sering diperlakukan buruk. Alhasil Bella menjadi sangat pasif, tetapi berbeda sek
Baca selengkapnya

Bab 83. Kita Pulang

'Jadi, beliau ini mamanya Kak Juna?' Rara masih tertegun dengan pemandangan di depan matanya. Tak menyangka jika yang sejak tadi dikagumi malah yang sepertinya paling membencinya.Meski dalam keadaan kaget, tetapi Rara masih bisa mengagumi kecantikan seorang Yasmin. Rara memang tak begitu mengenal tentang orang tua Arjuna. Karena memang Yasmin dan suaminya sejak dulu tinggal di Singapura dan jarang bertemu dengan Arjuna.Hari ini, Yasmin memang ingin mengajak Daffa untuk membeli beberapa mainan yang diminta oleh cucunya itu."Bella." Kembali Daffa memanggil Bella dengan melambaikan tangan, sontak putri kecil Rara itu pun melambaikan tangan juga pada Daffa.Yasmin kaget dan menoleh ke belakang. "Daffa kenal sama Bella?" tanya Yasmin sambil mengerutkan keningnya.Dengan cepat Daffa pun mengangguk. "Iya Oma."Yasmin pun ikut mengangguk dan wajahnya masih nampak sumringah, karena ternyata Daffa kenal dengan gadis kecil yang membuatnya gemas itu.Mengenali Yasmin, Rara merasa sedikit khaw
Baca selengkapnya

Bab 84. Kalau Bukan Mama Rara, Daffa Nggak Mau!

'Kenapa sih sampai harus bertemu dengan perempuan itu? Merusak hariku saja!' Selama berada di dalam mobil saat perjalanan pulang, Yasmin terus nampak uring-uringan. Pertemuan yang tidak disengaja itu benar-benar telah membuat moodnya hancur.Memang dia tadi tak menampik jika sangat gemas dengan sosok Bella kecil yang nampak begitu menggemaskan, karena dia juga sebenarnya ingin memiliki seorang cucu perempuan. Tetapi ketika tahu jika Rara adalah wanita yang menghancurkan perjodohan Arjuna dengan Clara, dia pun langsung emosi.'Perempuan nggak tahu diri!' Yasmin terus saja emosi sembari mendengus kasar dan melipat kedua tangannya di dada.Sebenarnya dia sendiri tak menampik jika Rara adalah wanita yang sopan, cantik, dan berkelas. Hanya saja ada satu hal yang membuat Yasmin tak bisa menerima Rara adalah karena statusnya yang janda. Meski tadi terlihat suka pada Bella, tetapi hati Yasmin saat ini masih membeku."Oma kenapa sih ngajak Daffa pulang? Daffa kan masih ingin main sama Bella!
Baca selengkapnya

Bab 85. Daffa Kuncinya.

"Ya ampun. Kenapa Daffa keras kepala sekali."Yasmin memukul dahinya dengan sikap Daffa.Dia paham sekali jika sebenarnya sifat keras kepala itu menurun darinya, kepada Arjuna dan kemudian berakhir pada Daffa.Jika mereka bertiga sudah mempunyai satu pilihan, tak akan pernah mau digantikan bahkan jika harus ditekan dengan sedemikian rupa.Yasmin pun mendengus kesal. "Harusnya sih Daffa dulu aku bawa saja ke Singapura, sehingga tidak bertemu dengan Rara!" Mood Yasmin sudah terlanjur buruk, sehingga dia pun merasa uring uringan saat ini."Ada apa, Ma? Kenapa marah terus?" Tanpa Yasmin sadari, ternyata Rudi saat itu sudah duduk tepat di sampingnya.Kaget, Yasmin pun merasa kesal. "Papa ini apaan sih? Seneng banget ngagetin!" seru Yasmin sambil menepuk paha suaminya.Rudi terkekeh melihat wajah istrinya yang terkekeh saat ini. "Makanya jangan marah terus. Ada apa sih Ma? Apa tadi Daffa nakal di Mall?" Rudi mencoba menebak.Yasmin menggelengkan kepalanya dan melipat tangannya ke dada. Wan
Baca selengkapnya

Bab 86. Belum Saatnya

"Mama ... Bella mau pulang."Pertemuan dengan Yasmin dan sedikit insiden dengan Daffa tadi, ternyata sukses mempengaruhi Bella. Gadis kecil yang tadi sepertinya begitu bersemangat, kini mimik wajahnya terlihat sendu. Bella juga tak lagi bersemangat untuk bermain dan memilih berada di gendongan Rara. "Bella nggak mau beli mainan lagi, Sayang?" Rara masih mencoba membuat Bella lupa akan hal itu. Bella tak berucap, hanya saja gadis kecil itu menggeleng lemah dan malah kemudian melingkarkan tangannya ke leher Rara dan menaruh kepalanya di salah satu pundak sang ibu.Rara menghela nafas panjang dan kemudian mengelus rambut panjang Bella. "Oke, Sayang."Tentu saja akhirnya Rara pun mengiyakan permintaan putrinya itu. Dia begitu paham dengan perasaan Bella. Sebenarnya sih bukan hanya Bella saja yang langsung berubah moodnya setelah kepergian Yasmin tadi, tetapi Rara pun ikut terimbas. Jadi, memang pilihan terbaik saat ini adalah segera pulang dan menenangkan pikiran.Meski tadi Yasmin tak
Baca selengkapnya

Bab 87. Aku Tahu Siapa Dia

"Entahlah ... aku sampai saat ini belum bisa mengartikan rasa cinta itu." Rara pun kembali berucap setelah beberapa saat tadi terdiam setelah mendengarkan perkataan dari Stella itu. "Jadi, untuk saat ini aku lebih memilih untuk sendiri saja dulu."Sendiri, masih merupakan pilihan yang dirasa paling baik untuk Rara saat ini. Luka yang belum sembuh dengan sempurna, pasti akan menjadi teramat sakit jika ditambah luka baru lagi. Rara tak ingin hal itu terjadi, dia lebih memilih untuk fokus pada pengembangan diri dan juga Bella saja.Estella memganggukan kepala dan bisa memahami hal itu. Dari cerita Rara beberapa waktu yang lalu, dia bisa merasakan seperti apa kejamnya Nizam dan keluarganya pada Rara dan Bella. Jadi, tak salah jika saat ini Rara seperti begitu trauma. "Semoga pilihan kamu tepat ya."Stella juga paham jika Rara adalah sosok wanita yang tak mudah untuk jatuh cinta. Tetapi ketika sekali wanita itu jatuh cinta pada seorang pria, maka dia akan menjaga dengan begitu baik hingga
Baca selengkapnya

Bab 88. Kami Yang Menjalaninya

"Papa, tadi Daffa ketemu sama Bella saat diajak ke mall sama Oma." Daffa mencoba membuka obrolan dengan Arjuna."Lalu?" tanya Arjuna yang nampak dingin tetapi sebenarnya sungguh antusias sekali.Daffa kali ini mendatangi kamar Arjuna ketika pria itu baru sampai di rumah.Dengan segera, bocah kecil nan tampan itu pun menceritakan pertemuannya dengan Bella dan juga Rara."Oma pokoknya nggak seru deh, Pa. Pas Daffa lagi main sama Bella, eh malah langsung ditarik pulang." Di akhir cerita Daffa pun menunjukan rasa kesalnya.Arjuna langsung mengerutkan dahinya. Dari awal Daffa bercerita, dia sudah bisa menebak jika pertemuan itu pasti berakhir dengan sesuatu yang tidak menyenangkan, terutama untuk Rara dan juga Bella."Apa kemudian Oma bertengkar dengan Mama Rara?" Pertanyaan yang satu ini dirasa juga tak kalah pentingnya bagi Arjuna.Padahal sebenarnya Arjuna tak pernah menginginkan Rara bertemu dengan Yasmin, ketika tidak bersama dengan dia. Pria ini hanya tak ingin jika Rara menjadi pe
Baca selengkapnya

Bab 89. Itu Tugas Kamu Arjuna

Rara kembali melakukan aktivitasnya di kantor. Apa pun yang terjadi di luar, dia tetap selalu ingin fokus pada Jaya Corp. Tak ingin satu kali pun dia mengecewakan Satria yang telah memberikan kepercayaan penuh. Fokus pada pengembangan perusahaan demi masa depannya dengan Bella, adalah suatu hal yang paling dia ingin wujudkan saat ini. Itulah mengapa dia saat ini menjadi seorang wanita yang pekerja keras. "Selamat pagi Nona." Linda masuk ke dalam ruangan setelah beberapa saat tadi mengetuk pintu. "Ada sebuah karangan bunga untuk Nona Rara." Asisten pribadi Rara yang cantik itu memang masuk dengan membawa sebuah buket bunga yang sangat cantik. Sebenarnya Linda sedikit kaget dengan karangan bunga yang diantar oleh kurir itu tadi untuk bosnya. Karena selama ini dia tahu jika Rara tak sedang dekat dengan siapa pun, kecuali Arjuna. Sedangkan buket bunga ini seperti bukan dari teman Satria itu."Karangan bunga? Dari siapa?" Rara juga tak kalah kagetnya dengan Linda saat menerima karangan b
Baca selengkapnya

Bab 90. Daffa Tidak Suka

"Selamat datang, Sayang." Yasmin segera mencium pipi kanan dan kiri Clara yang baru sampai di rumah Arjuna. "Gimana tadi, macet nggak?" Wajah wanita paruh baya itu nampak begitu sumringah."Nggak kok, Tante. Semua berjalan lancar sekali." Clara pun nampak begitu bahagia sekali. "Mau ketemu calon pujaan hati, macetnya jadi tidak terasa, Tante."Hari ini memang Yasmin mengundang Clara datang ke rumah, tujuannya tentu untuk mendekatkan Clara pada Daffa. Meski sebenarnya saat ini Clara sedang ada acara, tetapi demi seorang Arjuna, dia bisa mengorbankan apa pun. Clara begitu terobsesi dengan Arjuna, sehingga dia begitu ingin mendapatkan lelaki itu dan tak bisa menerima sebuah kekalahan. Dengan mendekati Daffa, dia berharap bisa mendapatkan hati bocah tampan itu dan tentu saja, endingnya Daffa akan merekomendasikan Clara pada Arjuna."Ayo masuk, Sayang." Yasmin dengan segera menggandeng tangan Clara untuk masuk rumah. Yasmin merasa jika pilihannya kali ini amat tepat. Clara seorang wanit
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
27
DMCA.com Protection Status