Home / Rumah Tangga / Surga yang Telah Retak / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Surga yang Telah Retak : Chapter 61 - Chapter 70

87 Chapters

Part 61

Jujur aku takut melihat dia seperti itu, akan tetapi demi Mas Abi rela melakukan segalanya, melawan siapa pun yang akan menghalangi langkahku tanpa terkecuali."Sekarang sebaiknya Mbak Fira pergi dari rumah ini, atau saya akan memanggil keamanan kompleks untuk mengusir Mbak dengan cara tidak terhormat!" usirnya kemudian."Jangan ikut campur, Bocah kecil. Ini urusan saya dengan ibu kamu yang pelakor itu!" sebtakku.Tidak lama kemudian beberapa orang ibu-ibu masuk ke halaman rumah Mbak Hanina, dan bukannya membela mereka malah menyeret tubuhku dengan kasar keluar dari tempat tinggal wanita murahan itu."Jangan buat keributan di rumah Bunda Zarina, Mbak pelakor!" maki salah seorang ibu sambil terus menyeret tubuhku."Dasar ibu-ibu nggak ada otak. Kenapa kalian malah membela wanita murahan kaya Mbak Hanin? Awas saja nanti suami kalian direbut sama dia baru tahu rasa!" berangku kesal."Pelakor kok teriak
last updateLast Updated : 2023-10-09
Read more

Part 62

"Kenapa Ibu tidak membawa serta ananda ketika keluar mencari suami Ibu? Ananda itu masih balita, berbahaya sekali meninggalkan dia sendirian di rumah dan menguncinya dari luar!" tanya pria berseragam itu."Karena pikiran saya itu kasihan, toh saya cuma pergi sebentar. Apalagi saya juga baru selesai menjalankan operasi caesar jadi belum bisa gendong dia kemana-mana. Tapi ternyata saya malah pingsan di jalan dan ada yang bawa ke rumah sakit. Pas sadar saya langsung pulang karena inget Sabrina, lagipula saya pun tidak memiliki uang untuk membayar biaya rumah sakitnya!"Polisi terlihat diam sambil menyimak, sementara rekan sejawatnya terlihat merekam semua yang aku ceritakan.Hingga akhirnya mobil yang kami tumpangi menepi di depan sebuah gedung berlantai tiga, dan aku melangkah ragu mengikuti mereka berdua."Anak saya beneran dirawat di rumah sakit, Pak? Lalu bagaimana dengan biayanya? Saya tidak punya uang sama sekali untuk membayar biayanya loh?" t
last updateLast Updated : 2023-10-10
Read more

Part 63

Aku terus meratap, memeluk gundukkan tanah bertaburan bunga mawar berharap Sabrina bangun lalu menangis. Aku berjanji tidak akan lagi marah-marah jika dia kembali bangun, juga akan selalu memerhatikan dia, tidak akan lagi meninggalkan dia sendiri apalagi sampai mengabaikannya."Bina bangun. Maafin Mama, Sayang. Maafin Mama. Mama sayang Bina, Mama nggak mau kehilangan Bina!" teriakku histeris, sambil terus memeluk pusara Sabrina yang masih basah.Tuhan, rasanya sakit sekali dipisahkan dengan satu-satunya anak yang aku miliki, calon tumpuan di hari tua nanti.Sekarang, kepada siapa lagi nanti aku akan berbagi, apalagi rahimku telah diangkat, suami yang begitu aku cintai pun kini telah meninggalkan aku tanpa mau memberi aku waktu untuk mengubah diri mengikuti kemauannya."Mbak Fira, ayo kita pulan. Sudah sore soalnya. Cuaca juga mendung, nanti Mbak kehujanan di sini!" ucap Bu RT yang terlihat masih peduli, walaupun aku yakin sebenarnya dalam hati ten
last updateLast Updated : 2023-10-15
Read more

Part 64

"Bina? Sabrina?" Terus memanggil namanya, mencari dia di setiap penjuru ruangan juga kamar mandi, akan tetapi gadis kecil itu tidak kunjung aku temukan.Aku pun segera menyingkirkan tubuh Mas Abi yang tengah berdiri di ambang pintu, mencari Sabrina di kamarnya, di dapur juga halaman rumah, akan tetapi tetap jua tidak menemukan di mana anak itu berada.Kini tangisku pecah, air mata memburai dengan deras ketika menyadari bahwa bidadari kecilku telah pergi ke haribaan Illahi. Sakit, sungguh nyeri rasanya sanubari mengingat apa yang telah terjadi."Aku ibu yang lalai. Aku yang sudah menjadi penyebab kematian anakku. Aku pembunuh!" racauku sambil menangis, dan menit berikutnya tawaku pecah, menertawakan kebodohan juga kecerobohanku sendiri.Bagaimana bisa aku disebut sebagai seorang ibu, sementara menjaga anak saja aku tidak bisa. Bayi di dalam kandunganku meninggal karena kelalaian juga kecerobohanku, pun dengan Sabrina yang seharusnya bisa menja
last updateLast Updated : 2023-10-16
Read more

Part 65

"Selamat pagi, Bu Fira? Saya dari kepolisian, membawa surat penangkapan atas nama Ibu Elfira karena kasus kelalaian hingga menyebabkan hilangnya nyawa ananda Sabrina!" ucap polisi sambil menyodorkan sebuah amplop kepadaku.Aku menoleh menatap Mas Abi. Tadi dia bilang polisi datang hanya ingin meminta keterangan terkait kronologi meninggalnya Sabrina, tetapi kenapa sekarang malah membawa surat penangkapan?"Saya tidak bersalah, Pak. Tolong jangan bawa saya!" pekikku sambil menggelengkan kepala, beringsut mundur, namun Mas Abi malah menahan tubuh ini seolah ingin sekali mereka membawaku."Kami hanya menjalankan tugas. Untuk masalah pembelaan, silakan nanti Ibu bicarakan di kantor!" Lugas dua orang berseragam itu."Enggak. Aku enggak mau ikut kalian. Aku enggak bersalah loh?" tolakku."Ikut saja tidak apa-apa, Fira? Kalau kamu memang merasa tidak bersalah ya enggak usah takut, karena Mas yakin pasti kamu tidak akan dihukum," sambung Mas Abi.
last updateLast Updated : 2023-10-16
Read more

Part 66

Memangnya keterangan yang aku berikan tidak cukup untuk membuktikan bahwa yang salah dalam hal ini justru tetangga yang tidak peduli, juga Mbak Hanina yang sengaja menggoda Mas Abi supaya tidak kembali ke rumahku.Kalau saja kemarin Mbak Hanin langsung memberitahu persembunyian Mas Abi dan tidak meminta warga untuk mengarakku hingga pingsan, mungkin semuanya tidak akan seperti ini. Sabrina masih hidup, masih bersamaku, dan aku tidak perlu menghabiskan waktu di tempat seperti ini.Dua orang polisi wanita berjalan mendekat, lalu dia membawaku paksa ke sel tahanan, memperlakukan aku selayaknya seorang penjahat. Aku terus memberontak, akan tetapi mereka tetap memaksaku untuk masuk ke dalam ruangan tersebut, bahkan tidak segan-segan membentak dan mengatakan kalau aku mengganggu ketenangan orang lain.Tangisku pecah, kepala mendadak berdenyut nyeri menghadapi masalah ini. Mas Abi yang katanya akan mendampingi tidak juga datang, sementara polisi yang menginteroga
last updateLast Updated : 2023-10-17
Read more

Part 67

POV Hanina.Aku keluar dari ruang interogasi setelah memberikan kesaksian atas apa yang menimpa Sabrina, duduk di kursi yang ada di depan ruangan sambil mengusap wajah juga mengucap istigfar. Hati ini merasa begitu sedih juga bersalah karena ketika Elfira meminta untuk menjaga Sabrina malah menolaknya. Aku memang sangat membenci wanita itu, akan tetapi rasa sayangku terhadap anaknya benar-benar tulus. Andai aku tahu akhirnya akan menjadi seperti ini lebih baik kuambil Sabrina, bila perlu mengadopsi dia supaya mendapatkan kasih sayang yang utuh karena selama ini yang aku tahu kalau Elfira tidak pernah benar-benar menyayangi dia.“Ya Allah, Bina. Maafin Tante Hanin. Tante yakin sekarang ini kamu sudah bahagia di surga bersama para bidadari, tidak lagi merasa kesepian karena selalu ditinggal oleh Mama kamu. Sekali lagi Tante minta maaf, Bina!” ucapku dalam hati, sambil mengusap air mata yang menggenang di pelupuk.Tidak lama kemudian dua orang polisi wanita membawa Elfira keluar, dan pe
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

Part 68

Mas Abi ... Mas Abi. Entah ke mana sikap penuh cinta yang selama ini melekat di hatinya. Apa mungkin dosa yang telah dia lakukan menghapus perlahan perasaan di dalam sanubarinya, sehingga dia menjadi manusia tidak bernurani seperti ini?Masuk ke dalam mobil, aku memutuskan untuk segera meninggalkan parkiran kantor polisi juga Mas Abi yang masih berdiri mematung sambil menatap ke arah mobilku yang perlahan mulai bergerak menjauh darinya.Di saat bersamaan ponsel milikku terdengar berdering nyaring. Ada panggilan masuk dari Zafran, dan aku segera menjawab panggilan dari anak keduaku, menyapanya dengan salam juga dengan kata-kata selembut mungkin.“Waalaikumussalam, Bunda ada di mana?” tanya anak lelakiku terdengar cemas.“Lagi di jalan, Sayang. Mau pulang,” jawabku.“Alhamdulillah kalau begitu, soalnya tadi Zafir bilang katanya Bunda dipanggil polisi, jadi saya khawatir sama Bunda.”“Bunda hanya dimintai keterangan terkait kejadian
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

Part 69

Melihat aku sedang berbicara serius dengan ayahnya Zarina segera menghampiri, mengambil putranya dari gendongan Mas Abi lalu kembali pergi meninggalkan kami.“Serius Cuma laku dua M doang, Mas?” Aku kembali bertanya, hanya untuk sekedar memastikan.“Iya, Dek. Nanti Mas transfer ke kamu dua ratus juta dulu, karena limit transfernya Mas cuma segitu per hari, nanti Mas kirim selama lima hari berturut-turut. Nggak apa-apa kan?” Mas Abi menatap wajahku.“Mas jual restoran sudah berapa lama?” Membalas tatapan Mas Abi sekilas, lalu kembali membuang pandang ke arah lain sebab lelaki di hadapanku ini sudah bukan lagi mahramku.“Sudah sekitar lima harian, Dek,” jawabnya.“Lima hari?” Dahiku mengernyit mendengar pengakuannya. Bukannya kemarin kata pelayanan bosnya sudah membeli restoran itu sekitar dua pekan yang lalu? Kenapa Mas Abi malah berbohong?“Iya, kurang lebih sekitar lima hari.”“Bukannya sudah sekitar dua mingguan?”
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more

Part 70

“Ayah bicara apa? Kok wajah Bunda tiba-tiba berubah sendu seperti ini?” tanyanya sambil menyapu lembut air mata yang ternyata sudah memburai di pipi.“Enggak apa-apa, Sayang. Ayah kamu Cuma membicarakan tentang restoran doang kok?” Menatap mata teduh anakku, rasanya seperti menatap pantulan wajah Mas Abi, sebab baik dari segi wajah maupun perawakannya Zafranlah yang paling mirip dengan sang ayah.Maka dari itu aku selalu berdoa kepada Allah, meminta kepada Sang Maha Rahim agar anak lelaki selalu dalam perlindungannya, dijaga hati serta perbuatannya agar tidak meniru apa yang telah dilakukan oleh ayahnya. Aku tidak mau kalau sampai anak menantuku merasakan apa yang aku rasa saat ini, sebab ini terlalu menyakitkan. Cukup aku saja yang merasakan pahitnya dikhianati oleh suami.“Tapi kenapa Bunda bersedih? Apa Ayah menyakiti perasaan Bunda?” “Enggak, Sayang. Sudah, ayo kita ke Kakak.” Menggamit lengan kekarnya, dan pria remajaku segera merangkul pund
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more
PREV
1
...
456789
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status