Semua Bab Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh: Bab 71 - Bab 80

331 Bab

71. Rasa Tak Enak

Keyna berlari sepanjang koridor. Ia memutuskan duduk di taman untuk menenangkan diri. Tetapi, bayangan William memeluk Edith tetap bertahan di pikirannya.Sambil mengembuskan napas panjang berkali-kali, Keyna memejamkan mata. Berusaha mengatakan pada otaknya bahwa William sekedar ingin menenangkan Edith. Meski begitu, pikiran jahat kembali membisikinya bahwa bagaimanapun keadaannya, ia tidak rela suaminya memeluk wanita lain.Bukankah Edith adalah wanita yang selama ini selalu membuat William kesal? Apakah William memang sering bersikap sangat manis dan penuh perhatian pada wanita yang menangis di depannya? Jadi, selama ini ia mendapatkan perhatian dari suaminya saat menangis bukan karena William mencintainya? Tetapi karena memang lelaki itu memang orang yang senang menyentuh wanita yang sedang sedih.Tidak! Pikiran positif kini merasukinya. William mengenal Edith telah lama. Walaupun sering bertengkar, tetapi Edith adalah istri Jaslan, sahabat yang suaminya sayangi. Mereka hanya sali
Baca selengkapnya

72. Marah Di Dalam Hati

William menatap Keyna seraya mengerutkan dahi. Sejenak ia mencerna ucapan sang istri. Ia tetap merasa tidak ada yang salah."Iya, betul. Edith semalam sangat kacau karena Jaslan pergi tanpa kabar membawa koper pakaian dan passport."Keyna terdiam. Masalahnya bukan itu. Ia kesal melihat William memeluk wanita lain. Dan suaminya terlihat tidak paham akan perasaan yang dialaminya.Tanpa bicara lagi, Keyna merapikan buku-buku tebal yang tadi dibacanya. Wajahnya tetap datar. Antara kesal dan pasrah."Sudah, Baby. Biarkan pelayan yang merapikan buku-buku tersebut," ucap William.Tetapi Keyna mengabaikan perintah suaminya. Ia tetap membereskan buku-buku dan catatan yang berserakan di meja. William sampai mencegah tangan istrinya untuk berhenti menata buku-buku."Hey, Baby." William memeluk pinggang sang istri. "Ayo, Kita ke ruang makan sekarang.""Aku belum lapar," tolak Keyna. "Aku ingin berbaring sejenak."
Baca selengkapnya

73. Abaikan saja Perasaanku!

Perlahan, William masuk ke dalam kamar utama. Lampu di dalam kamar telah redup. William melirik ranjang besar di mana istrinya telah menyelimuti diri.Setelah mengganti pakaiannya dengan piyama yang nyaman, William menyisip masuk ke dalam selimut. Lelaki itu bergerak ke sisi ranjang di mana Keyna tidur. Merapatkan tubuhnya pada tubuh hangat sang istri.“Baby …. “William mulai membisiki kata-kata sayang.Keyna menggeliat pelan. “Aku mengantuk, Will.”“Aku tau kamu belum tidur, Baby. Boleh aku bicara sebentar?”Keyna membuka matanya. “Ada apa?”“Apa kamu mau sebentar saja mengecek jantungku? Rasanya berdebar-debar sekali,” ungkap William.Cepat Keyna menoleh ke belakang. William sedang menatapnya. Wanita itu lalu duduk dan meraih lengan suaminya untuk menghitung detak nadi. Lalu, ia mengambil stetoskop yang berada di nakas sisi ranjangnya.“Maaf jadi membangunkanmu,” ucap William.“Tak apa, lagipula kamu tau aku belum tidur,” jawab Keyna.Kepala William mengangguk. Ia mengamati wajah sa
Baca selengkapnya

74. Darah Apa?

Sacha mendengus kasar memdengar ucapan sang daddy. "Apa Daddy sadar telah menikahi siapa?"William memicingkan mata pada putrinya. Suasana hatinya sedang tidak baik. Dan sekarang Sacha malah mengajukan pertanyaan retoris. Pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban."Maksud Sacha, Daddy harus sadar bahwa Daddy menikahi seorang wanita muda dengan gairah cinta dan cemburu yang sangat kuat. Di mana mungkin di usia Daddy sekarang, Daddy telah mengesampingkan perasaan tersebut," jelas Sacha."Mungkin bagi Daddy rasa cemburu itu berlebihan. Tetapi, Keyna justru melampiaskan rasa cinta melalui kecemburuannya. Daddy tidak bisa menaklukkan Keyna dengan ancaman. Keyna bukan pegawai Daddy," imbuhnya lagi.Bahu William melorot. Sejak tadi ia yakin akan rencananya. Mencegat Keyna di kampus dan membawa istrinya pulang ke mansion. Kemudian merayunya kembali."Daddy sungguh bingung," William mengaku.Lelaki itu lalu duduk di sofa sambil terus mengembuskan napas beratnya. Fred mengajak mereka sarapan be
Baca selengkapnya

75. Resmi Pacaran

William tak tahan mendengar suara desahan Keyna. Lelaki itu jadi tersenyum sendiri mengingat suara itu kerap kali keluar dari bibir istrinya saat mereka bercumbu. Matanya kembali melirik sang istri.Tubuh polos Keyna mengilat karena minyak. Posisi tidur tengkurap pada meja terapi. Hanya bagian bokong yang tertutup kain.“Mmmm … ah … enak sekali,” desah Keyna.William menggeleng samar. Tak tahan mendengar desahan Keyna, ia memilih keluar kamar. Sebelum menutup pintu, ia kembali melirik sang istri yang sedang dipijat oleh seorang terapis pijat profesional rekomendasi dari Sacha.Di ruang keluarga, William menyalakan televisi. Ia menonton siaran berita bisnis. Bibirnya tersenyum tak kala berita tersebut menyebut namanya sebagai salah satu pebisnis yang memiliki andil besar dalam kemajuan ekonomi dunia.Tak lama kemudian, Sacha dan Louis ikut bergabung. Mereka duduk di sisi kanan dan kiri Daddynya. Keduanya tau, Keyna sedang dipijat di kamar utama."Keyna belum selesai dipijat, ya?" tanya
Baca selengkapnya

76. Gosip di Rumah Sakit

Tidak ada gejala berarti saat Keyna memeriksakan diri ke dokter kandungan. Dokter mengatakan kemungkinan Keyna hamil pun belum dapat dipastikan. Apalagi ada flek yang mengindikasikan kemungkinan Keyna mendapat gejala awal menstruasi.“Atau mungkin kamu hanya lelah dan stress saja?” tanya dokter.Keyna mengangguk mengerti. Hatinya lega karena tidak ada sakit yang serius pada dirinya. Sambil berjalan, Keyna menelepon William dan melaporkan hasil pengamatan dokter.“Ya sudah. Kalau ada apa-apa kamu harus istirahat. Jangan dipaksakan bekerja,” titah William.“Oke. Aku lanjut ke unit gawat darurat dulu, ya.” Keyna berpamitan melalui telepon genggamnya.Sialnya, hari ini ternyata Keyna bertugas bersama beberapa dokter termasuk Laura. Sebisa mungkin, wanita itu selalu menghindar. Tetapi, tetap saja pekerjaan mempertemukan mereka berdua.Seperti saat ini, mereka sedang mengobservasi seorang pasien yang baru saja mengalami kecelakaan tunggal. Dokter ahli menceritakan status pasien. Semua dokte
Baca selengkapnya

77. Dosen Tampan

Keyna spontan membelalakkan matanya mendengar perintah sang dosen. Baru hari pertama bertemu, ia sudah merasa mendapatkan pelecehan. Dengan wajah merah Keyna menggeleng keras.Tak disangka, professor muda itu malah tergelak. “Aku hanya bercanda, Keyna.”Wanita itu mengembuskan napas lega. Hampir saja ia mendaratkan telapak tangannya di pipi sang professor. Ia membiarkan stetoskop lelaki tampan itu memeriksa detak jantungnya.Hanson tersenyum manis. Tanpa melaporkan hasil analisa jantung Keyna, ia menghampiri mahasiswa dan mahasiswi lain. Keadaan kembali gaduh karena dosen itu juga bersedia memeriksa detak jantung beberapa mahasiswa dan mahasiswi.Materi pelajaran Prof. Hanson sebenarnya cukup berat. Namun karena professor muda ini menyajikan materinya dengan gaya anak muda, semua muridnya tampak menikmati. Entah karena memang mengerti atau sekedar mengagumi sosok sang dosen tampan.Keyna memperhatikan layar infokus. Di sana, Prof. Hanson sedang memperlihatkan gambar grafik rekam jantu
Baca selengkapnya

78. Foto-Foto Kemesraan

Akhirnya setelah satu bulan berlalu, Keyna mulai dapat beradaptasi dengan kegiatannya. Meski setiap pulang ke mansion, wanita itu selalu tertidur di dalam perjalanan. William tidak pernah absen menjemput wanita kesayangannya.Keluarga Dalton selalu menyempatkan diri untuk makan malam bersama. Namun akhir-akhir ini mereka kehilangan Frederix. Sejak putra sulung William itu resmi berpacaran dengan Ariana, Fred selalu menghabiskan banyak waktu di luar mansion.“Apa Daddy tau kalau Kak Fred membeli apartemen di District 21?” tanya Louis.William menghela napas dan mengangguk. “Iya. Daddy melihat penawaran apartemen mewah itu masuk ke email perusahaan.”“Daddy membiarkan Kak Fred membelikan Ariana apartemen?” Sacha memberengut tak suka.“Kita belum tau, apakah apartemen itu untuk Ariana atau bukan,” kilah William.“Tentu saja untuk wanita itu. Kak Fred selalu pulang ke mansion, kok. Walaupun pulangnya tidak tentu jam berapa,” timpal Louis.Suasana hening kembali. Keyna tidak berani berkome
Baca selengkapnya

79. Berpisahlah Baik-Baik

Keyna terdiam mendengar pertanyaan Frederix. Tidak ada putra-putri William yang tau kisah cintanya dengan Cedric. Apalagi tentang Laura.Acara makan siang mereka terasa hambar walau menu makanan begitu nikmat. Frederix makan sambil sesekali menatap layar telepon genggamnya. Keyna pun melakukan hal yang sama.Kepala Keyna menggeleng samar. Ia masih ragu menceritakan kisah masa lalunya. Namun begitu, melihat foto-foto yang terkirim hari ini membuatnya berpikir ulang. Ia jadi menyesal memberikan amplop tersebut kepada pengawal."Kalaupun amplop ini tidak sampai kepadaku, berita kamu mendapatkan kiriman akan diketahui Daddy, " ucap Frederix seolah bisa membaca pikiran Keyna."Apa William kamu beritahu tentang foto-foto itu?" tanya Keyna. Ia bergidik membayangkan kemurkaan William saat melihat foto-foto yang mengandung adegan romantis itu."Belum. Dengan bantuan pengawal, akan aku coba mencari orang yang melakukan ini pada kita."Keyna mengembuskan napas berat. Sudahlah. Mungkin ini saat y
Baca selengkapnya

80. Penyebar Fitnah

Keyna merasakan kram perut saat sedang berjalan menuju perpustakaan. Ia berhenti sejenak untuk mengambil napas dalam-dalam. Kepalanya menoleh dan melihat pengawal wanita sedang memperhatikannya.“Aku ingin ke kantin. Aku perlu minuman hangat,” ucap Keyna.Wanita itu mengangguk. Beriringan mereka menuju kantin. Beruntung, Keyna mendapat tempat di pinggir ruangan.Tangan Keyna mengelus perutnya. Tak lama berselang, pengawal memberikan teh hangat. Keyna menyesapnya perlahan.Saat sedang meresapi rasa sakitnya itulah, Keyna bersirobok dengan mata Ariana yang jaraknya cukup jauh. Kekasih Fred itu sedang duduk bersama teman-teman yang juga pernah menemani Ariana di club malam. Merasa lebih baik, Keyna berdiri dan keluar dari kantin.Ariana menatap kepergian Keyna. Sudah satu bulan ini, ia mencari informasi tentang wanita tersebut. Tidak ada yang mengetahui apa pun karena Keyna jarang sekali berinteraksi dengan sesama mahasiswa-mahasiswi. Bahkan baru kali ini Keyna duduk di kantin.“Berarti
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
34
DMCA.com Protection Status