Tsabi langsung turun dari ranjang dengan bantuan kruk, perutnya bergejolak hebat seakan memuntahkan isinya. Dia menunju kamar mandi agak tergesa. Rasanya sangat tidak nyaman. Agak pusing, lemas, dan seperti kurang tenaga. "Tsabi, kamu mual Nak?" tanya Ummi Shali menyusulnya. "Iya, Ummi, sepertinya Tsabi masuk angin," jawab Tsabi walau ada praduga lain. Dia belum berani jujur dengan ibunya. Ada kecemasan yang sulit diartikan. Bagaimana kalau dia benar-benar hamil. "Minum obat ya," ujar Ummi Shali memberi saran. Perempuan itu membantu putrinya kembali ke ranjang. "Boleh minta tolong nggak, Mi, kerokin aja. Biasanya sembuh kalau udah kerokan," ujar Tsabi mempunyai kebiasaan saat masuk angin. "Iya, Ummi bantu, Nak. Bentar ambil minyak angin dulu," ujar ibu dari anak tiga tersebut berlalu. Mendadak Tsabi mengingat Ameena adiknya yang saat ini hidup ikut suaminya. Sudah lama Tsabi tidak bertemu. Dulu sewaktu masuk angin begini, kakak beradik itu suka saling tolong. Sekarang hanya menj
Baca selengkapnya