Namanya Devan ----"Kamu mengenalnya?" Tanya lelaki itu lagi.Al menggaruk kepalanya, lalu dia tersenyum sambil berjalan menghampiri kami."Iya, aku mengenalnya. Namanya Marina," jawab Al.Pria yang dipanggil Devan oleh Al kini mengalihkan pandangannya padaku, pandangan penuh selidik. Dia memindaiku dari ujung kepala hingga ujung kaki."Sudah sudah ... jangan dilihatin terus, nanti kamu jatuh cinta padanya," ujar Al mengalihkan perhatian Devan dariku."Ck ...." Devan berdecak, sambil melempar pandangannya ke arah jalan. Sungguh tidak sopan, setelah memperhatikanku, kini dia melengos sambil berdecak. "Jadi gimana, ini? Apa motormu benar-benar tidak bisa dihidupkan?" Tanya Al."Begitulah," jawabnya sambil mengangkat kedua bahu "Ya sudah, kita bawa motornya ke bengkel besok, untuk sementara kamu bisa meninggalkannya di sini. Kamu tidak keberatan, kan, Marina?" Al mengalihkan pandangannya padaku, meminta persetujuanku."Iya, lebih baik besok saja dibawa ke bengkel," ucapku membenarkan
Read more