All Chapters of JANDA MENAWAN DIKEJAR CINTA BRONDONG SULTAN: Chapter 41 - Chapter 50

137 Chapters

41. Curhat

 “Bu?” “Iya, Mir?” “Apa ini artinya ... Bu Zahro setuju kalau suatu saat saya dan Arsyil menikah?” tanya Amira hati-hati. Bu Zahro tersenyum. “Jodoh, rezeki, dan maut sudah Allah tentukan. Kalau memang kalian berjodoh, kenapa enggak?” “Kenapa Bu Zahro setuju? Bukankah Arsyil masih muda dan lebih pantas bersanding dengan gadis-gadis belia?” “Ibu bukan tipe manusia yang suka memaksakan kehendak, Mir. Akan tersiksa rasanya jika menjalankan sesuatu bukan karena keinginan diri sendiri. Apalagi pernikahan. Ya walaupun ada beberapa pernikahan yang sukses sebab perjodohan. Tapi ... buat Ibu pribadi, orang tua hanya boleh mengarahkan, bukan memaksakan. Apalagi kalau anak sudah punya pilihan, Ibu hanya bisa memberikan restu agar keluarga anak Ibu nanti menemui kebahagiaan.” “Seka
Read more

42. Jackpot!

Bohong jika Arsyil tak melotot melihat tubuh toples Ivana dalam foto itu. Rok rempel mini warna navy yang tadi dikenakannya memang masih melekat menutupi area bawah. Namun, bagian atas sudah terbuka sempurna tanpa b*a yang menutupi gunung kembar besar nan indah milik wanita itu. Hanya sebuah stiker yang dibubuhkan untuk menutupi puncak dari benda kenyal tersebut. “Sial! Gila amat ini cewek!” umpat Arsyil dengan mengusap wajah kasar. Ia masih menatap tak percaya ke arah foto tersebut. Wajah ayu itu dibuat sangat seksi oleh pemiliknya. Kedua mata memejam dengan satu jari yang sengaja diemut. Sementara buah dadanya dibiarkan menggantung walau ujungnya disensor. Posisinya tengah terduduk di kasur. Kedua tangan Arsyil meremas rambutnya sendiri. Kepalanya semakin pusing menahan gejolak kelelakiannya. Namun, tiba-tiba saja sebuah ide briliant terlintas. Cepat-cepat Arsyil mencari gambar di-Google untuk meladeni kela
Read more

43. Acara Reuni

“Are you ready, Guys?” “Yuhuuu ...,” jawab Okta, Mita, dan Amira. “Mit, anak lu aman, kan?” tanya Sera yang mulai menggerakkan setir. “Aman. Ibuk malah enggak ngebolehin si Cantika ikut emaknya reuni. Kasihan katanya.” “Suami aman?” “Aman. Gue udah minta izin pas dia mau berangkat ke Maluku.” Sera mengangguk-angguk. “Mir, Gala gimana?” “Lagi diajak Ibuk sama Om-nya ke pasar malam.” “Eh, si Abib enggak mau dateng btw?” “Nyusul katanya, Gala juga udah dijanjiin main ke pasar malam, ya nagihlah dia.” Sera mengangguk-angguk. “Asyiklah ... emak-emak lagi cosplay jadi gadis-gadis ini.” Mereka berempat terkekeh.
Read more

44. Salah Target

Arsyil yang baru sampai di area parkir SMA Tunas Muda langsung diserbu para wanita. Mau tak mau, pria dengan pakaian kasualnya itu harus sedikit beramah-tamah terlebih dahulu. Abib yang awalnya akan datang bersama sahabatnya itu mendadak mangkir dari kesepakatan, sebab Gala masih menahannya bermain di wahana pasar malam. Padahal malam sudah berjalan menuju larut. Setelah dirasa cukup, pria itu segera berlari kecil untuk mencari Amira. Mungkin di situasi seperti ini, Amira mau diajak negosiasi dan pergi bersama Arsyil untuk meluruskan kesalahpahaman yang sudah terjadi.   “Arsyil!” Pria dengan penuh pesona itu menoleh saat namanya dipanggil. Ivana berlari kecil untuk menyusulnya. “Ck! Ngapain, sih?” gumam Arsyil tak suka, tetapi langkahnya pun terhenti. “Syil–“ “Masih punya muka lu muncul di hadapan gue?&rdqu
Read more

45. Say No to PK!

Virjhon dan Faqih masih sedikit gusar dengan pertanyaan yang sama. Bagaimana jika Amira akan memperk*sa Arsyil saat obat perangsang itu bereaksi? Sekalipun mereka sepasang kekasih, tetap saja mereka bukan suami istri. “Lu yakin itu bocil enggak bakal diapa-apain sama Amira, Jhon?” tanya Faqih dengan masih berbisik. “Kalaupun diapa-apain, ya, biarin aja. Yang penting bukan elu yang diapa-apain.” “Iya juga, sih.” Faqih terlihat mengusap wajahnya. “Tapi ... mereka, kan, belum halal, Jhon.” “Dosa ditanggung masing-masing. Dan elu juga akan kecipratan dosa kalau mereka sampe melakukan hal yang iya-iya.” “Lah? Kenapa gue jadi kecipratan dosa juga?” “Kan itu obat perangsang dari elu, Qih.” “Tapi, itu buat bini gue. Mana tahu kalau salah sasaran dan akhirnya
Read more

46. Aku Sayang Kamu

“Buk, Gala udah tidur?” Abib bertanya kepada Bu Tami saat wanitanya itu keluar dari dalam kamar Gala. “Udah. Kamu jadi mau ke acara reuni, Bib?” balas ibunya yang melihat Abib menyimpulkan tali sepatu. “Jadi, Buk. Acara dua tahun sekali. Sayang kalau enggak dateng.” “Udah malam, lho, ini, Lé.” “Enggak pa-pa, Buk. Sekalian Abib nemenin Mbak Mira di sana. Udah janjian sama Arsyil juga.” “Iyo, sih.” “Abib pergi, ya, Buk.” Pria tampan yang masih jomlo itu berdiri dan menarik tangan kanan ibunya untuk dicium. “Hati-hati, Lè.” “Nggih, Kanjeng Mami.” Abib berlalu dan segera menuju motornya. Baru hendak menyalakan mesin, ponselnya bergetar. Ada
Read more

47. Semanis Itu

Bu Tami sedikit risau karena kedua anaknya tak pulang sampai subuh menjelang. Namun, kekhawatiran itu sedikit meluruh setelah membaca pesan yang dikirim oleh Abib saat tengah malam. Putranya bilang, ia dan Amira terjebak hujan dan akhirnya menginap di apartemen Arsyil yang tak jauh dari lokasi tempat reuni digelar.Perempuan paruh baya itu menghela napas. Disibaknya gorden kamar Gala, lalu membuka sedikit daun jendela. Petrikor menguar dan menyapa indra penciuman Bu Tami. Saking capeknya mengikuti keinginan cucunya berkeliling pasar malam, wanita dengan tubuh ramping itu tidur pulas bersama sang cucu hingga tak mendengar serbuan air hujan. Bu Tami mengelus sebentar kepala sang cucu, lalu beranjak untuk salat Subuh. Setelahnya, wanita bergelar nenek itu membuka kulkas dan mencari-cari bahan untuk membuat sarapan pagi.“Udah mulai menipis stoknya,” gumam Bu Tami saat hanya menemukan brokoli, wortel, dan daging ayam. “Bikin sup ayam brokoli kesukaan Gala saja.”Wanita itu lanjut memuta
Read more

48. Semakin Dekat

Dua hari setelah reuni akbar di SMA Tunas Muda berlangsung, Ivana benar-benar datang dan menemui Amira untuk meminta maaf. Semua ia paparkan tanpa ada yang dibuat-buat. Tentu Arsyil ada di hadapan Ivana saat itu. Menemani Amira sekaligus mengulti Ivana dengan tatapan dinginnya agar jangan menambahi drama-drama enggak guna kalau masih sayang sama hidup dan juga kariernya. Ivana tak menyinggung soal video ciumannya bersama Arsyil saat mereka masih sekolah dulu. Kalaupun itu terjadi, Arsyil tetap slay sebab kekasihnya sudah diberitahu lebih dulu. “Kamu marah enggak, Yank, kalau tahu pacarmu dulu nakal?” tanya Arsyil saat dua hari yang lalu pria itu berkata yang sejujur-jujurnya. “Nakalmu sampai mana emang?” “Cuma ciuman doang ....” “Bener?” Arsyil mengangguk-angguk dengan ekspresi wajah lucu. &
Read more

49. Jung Eun-Ji, Cucu Sang Presdir

Seorang pria tampan bermata sipit tengah memandang pigura besar di hadapannya. Sebuah foto keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri dan bayi tampan dalam gendongan sang bunda. Pria itu tersenyum. Sebenarnya masih banyak foto lain, tetapi Jung Eun-Ji lebih suka foto di hadapannya kini. Katanya, foto itu diambil saat keluarga tersebut sedang menikmati masa-masa bahagia. Zahratunnisa, seorang wanita muda yang pernah menjadi TKW di Korea terlibat urusan hati dengan putra sang majikan. Lebih tepatnya, Jung Dae-Hyun–sang tuan muda–yang terpikat lebih dulu dengan Zahra, salah satu ART di mansion ayahnya.  Zahra pulang ke Indonesia, sebab diusir oleh sang tuan besar. Entah apa yang keliru, padahal tak sedikit pun Zahra berani membalas ungkapan hati dari putra sang majikan. Namun, kasta yang terbentang jauh membuat ayah dari Jung Dae-Hyun murka. Putra tunggal yang digadang-gadang akan naik menggantikan posisinya sebagai CEO pe
Read more

50. Gagal Paham

“Yah, Bunda mana?” “Baru pulang yang ditanyain bunda, tanyain ayahnya dulu kek!” “Lah, Ayah udah di depan mata, nggak perlu ditanya udah kelihatan.” “Dasar, Anak Bunda!” “Iyalah, kalau anak tetangga entar malah jadi tanda tanya.” Begitulah Arsyil dan Pak Beni. Dua pria berbeda usia, tetapi keakrabannya sudah seperti teman nongkrong saja. Arsyil baru pulang dari kampus. Mengecek ponsel sebentar dan kembali ditaruh, sebab tak ada yang penting. “Bunda lagi belanja,” ucap Pak Beni dengan mata mengarah pada layar I-pad dan jari-jari menari di atasnya. “Tumben Ayah enggak nganterin?” “Udah Ayah tawarin. Katanya pergi bareng Amira.” “Hah? Bareng ayangnya aku?” “Hm.”
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status