“Gila, sih, si Arsyil. Siwer mata dia kalau beneran nikahin itu jendes.” “Dia kaya kali, ya, makanya Arsyil pepet?” “Arsyil udah kaya keles. Lu tahu, kan, usaha bokapnya dia lumayan juga.” “Atau jangan-jangan ... Arsyil udah diservice sama itu janda? Biasanya, kan, brondong kegoda sama tante-tante kalau udah disus*in.” Tawa tertahan dan bisik-bisik itu riuh rendah terdengar di antara alunan musik yang mengalun dari Manggala Cafe. Sejujurnya bukan Amira tak mendengar, tetapi ia berusaha abai. Apalagi para tamu undangan yang memadati area kafenya bisa dibilang pelanggan. Ya, pelanggan, sebab mereka adalah tamu-tamu yang sengaja diundang oleh penyewa kafenya malam ini. Amira sadar, akan banyak pencuri kebahagiaan saat ia memutuskan untuk menerima cinta seorang bocah tampan dan cukup dibilang mapan itu. Selain para fans Arsyil, nenek pr
Read more