“Ck! Males banget bantuin si Ivana buat nyampein ini sama Arsyil,” gerutu Abib pelan dengan sebuah kotak kecil di tangannya. “Ketahuan Mbak Mira, kan, ribet.”Amira mendekati Abib setelah membuat cokelat panas.“Bib,”“Eh? Mbak?”“Yang ulang tahun siapa, yang dapat kado siapa?” sindirnya yang melihat sebuah kotak di tangan sang adik.“O-oh, ini, ini punya teman Abib, Mbak. Nitip dia.”“Jastip?”Abib nyengir kuda.“Kenapa enggak langsung dikasih ke orangnya? Pesta juga belum kelar, yang ultah masih di tempat.”“Ini bukan buat Nasya, Mbak. Buat yang lain,” jawab Abib sedikit kikuk sebenarnya.Amira hanya ber-oh tanpa ingin kepo urusan anak muda. Setelah acara ulang tahun selesai, Amira dan Abib pulang usai membantu para pegawainya membersihkan kafe. Rasa kantuk dan capek yang sudah berkolaborasi, membuat Amira dengan cepat melebur ke dalam dunia mimpi.Di tempat lain, Arsyil yang baru selesai membersihkan badan dan hendak menuju pembaringan, mendapatkan rentetan pesan di ponselnya. Mel
Read more