All Chapters of JANDA MENAWAN DIKEJAR CINTA BRONDONG SULTAN: Chapter 31 - Chapter 40

137 Chapters

31. Mulai Bimbang

[Sayang ....][Apa?][Ish, cuek amat. Kangen tauk!]Amira mengulas senyum membaca pesan dari kekasihnya. Ia pun ingin membalas tiap kata dan sikap romantis Arsyil yang selalu ditujukan kepadanya. Namun, lagi dan lagi Amira harus menekan rasa itu, sebab ditinggal pas sayang-sayangnya sedang booming di era saat ini. Nemen nek jare Mas Gilga.Tak kunjung membalas pesan terakhirnya. Arsyil langsung melakukan panggilan video.“Kenapa cuma diread doang, Sayang?” rajuk Arsyil.“Baru mau ngetik, kamunya udah bales,” jawab Amira dengan menyandarkan ponselnya.Arsyil sedang berada di luar kota. Urusan konten dan endors, katanya.“Pestanya si Nasya belum rampung, Yang?”“Belum, biasalah acara anak muda.”Arsyil mengangguk-angguk dan menyugar rambut ke belakang. Membasahi bibirnya dengan ujung lidah dan menatap Amira dengan tampang gemasnya. Jujur, Amira paling tidak kuat melihat Arsyil yang seperti itu. Wanita itu memalingkan wajahnya ke samping dan berlagak seolah-olah menyapa seseorang. Padaha
Read more

32. Sebuah Nasihat

“Ck! Males banget bantuin si Ivana buat nyampein ini sama Arsyil,” gerutu Abib pelan dengan sebuah kotak kecil di tangannya. “Ketahuan Mbak Mira, kan, ribet.”Amira mendekati Abib setelah membuat cokelat panas.“Bib,”“Eh? Mbak?”“Yang ulang tahun siapa, yang dapat kado siapa?” sindirnya yang melihat sebuah kotak di tangan sang adik.“O-oh, ini, ini punya teman Abib, Mbak. Nitip dia.”“Jastip?”Abib nyengir kuda.“Kenapa enggak langsung dikasih ke orangnya? Pesta juga belum kelar, yang ultah masih di tempat.”“Ini bukan buat Nasya, Mbak. Buat yang lain,” jawab Abib sedikit kikuk sebenarnya.Amira hanya ber-oh tanpa ingin kepo urusan anak muda. Setelah acara ulang tahun selesai, Amira dan Abib pulang usai membantu para pegawainya membersihkan kafe. Rasa kantuk dan capek yang sudah berkolaborasi, membuat Amira dengan cepat melebur ke dalam dunia mimpi.Di tempat lain, Arsyil yang baru selesai membersihkan badan dan hendak menuju pembaringan, mendapatkan rentetan pesan di ponselnya. Mel
Read more

33. Jomlo-jomlo Bahagia

“Mir, itu beneran gosip lu pacaran sama si Arsyil?” tanya Sera yang mampir ke kafe Amira.Amira hanya mengangguk. “Bukan gosip, tapi fakta.”Mata Sera membulat sempurna dengan garpu yang melilit spageti dan masuk ke mulutnya.“Serius lu, Mir?” Kalimat Sera hampir tak jelas, sebab penuh dengan mie rebonding itu.“Elah, telen dulu itu makanan, Ser.”Sera segera meneguk es selasih di hadapannya.“Jadi, cerita sama gue. Nemu dukun di mana lu buat melet si Arsyil?” bisik teman yang agak nyablak itu.“Sialan lu!”Sera tergelak. Untung pengunjung belum terlalu ramai karena memang masih jam sepuluhan.“Btw ... udah ngapain aja lu sama si brondong menggemaskan itu, Mir? Sumpah, ya, itu bibir pen gue lumat, ranum banget, anjir!”Amira melotot, membuat Sera kembali tergelak. Bisa-bisanya perawan ting-ting itu bicara tanpa spasi ingin mencicipi bibir Arsyil yang manis bak gulali. Amira jadi teringat saat tak sengaja menyentuh bibir pria itu hingga akhirnya mereka saling melumat dan bertukar saliv
Read more

34. Sabar atau Sadar?

Dewo mulai mengatur rencana. Bagaimana cara untuk mendekati Amira lewat Gala, sang putra biologis. Benar yang dikatakan Ki Bekti KW alias Danu, bahwa cinta yang melibatkan demit atau jin tak akan bertahan lama. Perlu terus diperbarui dan itu akan semakin menarik kita menjadi budak mereka.Kata Ahmad, Kang Joni memang semakin kaya walau tak tahu asal-muasal hartanya dari mana. Namun, tiap sebulan sekali–dari cerita yang menyebar dari mulut ke mulut–ia diminta membawa tiga kepala kerbau untuk dipersembahkan guna menyambung harta pemberian jin agar terus bertambah. Belum lagi segala tetek bengek agar sang mantan istri tetap mau dengannya. Tentu saja dengan pelet, tapi bukan pakan ikan. Yang lebih menghebohkan, Kang Joni kini menambah dua istri yang masih sangat muda dan kinyis-kinyis. Kayaknya baru lulus SMA. Dan anehnya, ketiganya rukun dalam satu rumah. Hebat, bukan?Walau bukan orang baik, Dewo tak mau hidup yang hanya seben
Read more

35. Si Paling Peka

“Mir, jam berapa lu free? Nyalon, yuk!” ajak Sera. “Iya, ih. Aku juga pengen meni-pedi. Biar entar agak cetar nih kuku-kuku kalau salaman sama teman-teman SMA,” sahut Okta. “Si Mita sama Nia gimana?” Amira menyahut. “Mita, mah, semenjak jadi ibu dan istri solehot, perawatan di dalam rumah dia. Selain irit, sekalian jaga anak katanya.” “Keren, tuh, si Mita. Padahal suaminya enggak kere-kere amat. Nggak pa-pa keles nyalon sekali-sekali. Ngabisin duit suami biar tu laki makin lancar rezekinya. Lagian kalau dia bening siapa juga yang nikmatin? Lakinya, kan?” Amira terkekeh. Sera, si paling realistis. Kalau ngomong panjang dan lancar kayak bawa teks. Suka bertanya sendiri dan malah dijawab sendiri. “Ya mungkin si Mita nabung buat masa depan anaknya, Ser,” jawab Amira masih menatap dua rekannya
Read more

36. Sebuah Ancaman

 “M-maksud kamu?” Arsyil sedikit gagap di awal kalimat. Ia tak mau jika kedatangan Ivana menghancurkan hubungannya dengan Amira. “Dulu kamu hanya mau kita break, kan, Sayang? Aku turuti karena mungkin kita sama-sama sibuk. Dan sekarang ... aku ingin kita kembali, Sayang. Seperti dulu. Hm?” Arsyil memejam dan terduduk di kursi kamarnya. Hari masih pagi. Mentari sedang bersinar menyinari permukaan bumi. Bahkan cahaya hangatnya menembus jendela kamar Arsyil yang sengaja dibuka. Namun, ucapan Ivana bagai rantai besi yang membelenggu kedua kakinya. Berat untuk melangkah dan memulai hari. “Kita udah selesai, Van,” ucap Arsyil lirih, tetapi dengan suara yang tegas. “Selesai? Maksud kamu apa, Arsyil!” Ivana sedikit menyentak. “Kamu hanya bilang kita break, bukan putus.” “Kita sudah selesai
Read more

37. Kepergok

“Jadi beneran si Dewo nemuin elu, Mir?” Amira hanya bergumam dengan mata terpejam saat merasakan pijatan lembut di kepalanya begitu menenangkan. Selain membersihkan rambut dan membuka pori-pori yang tersumbat, creambath bisa meredakan ketegangan dan stres. Meningkatkan sirkulasi darah dan tentunya bisa meregenerasi pertumbuhan rambut hingga membuat rambut lebih sehat dan kuat. “Gila! Berani juga, tuh, demit nongol.” Amira menarik kedua sudut bibirnya dengan masih memejam. Ia ingat betul bagaimana teman-temannya–terutama Sera–yang membantu semua proses perceraiannya dengan Dewo. Sebab, saat itu Abib masih sekitar kelas dua SMP. “Beberapa kali dia udah kasih nafkah buat Gala, Ser.” “Hah? Serius?” “Hm.” “Dan lu terima uangnya?” “Hm.
Read more

38. Tetap Anggunly

Amira menatap penampilan wanita cantik dengan baju kurang bahan di seberang pintu unit milik Nia. Ia amati dari bawah hingga atas. Kulit putih mulus yang sengaja diumbar dengan baju super seksi, wajahnya pun ayu sekali. Sempurna, batin Amira. Sementara Arsyil mengusap wajah tampannya dengan kasar. Pria dengan hoodie warna navy itu langsung melepas tangan Ivana yang bergelayut di lengannya. Bergegas ia menghampiri Amira. “Sayang ... k-kamu ada apa ke sini?” Arsyil menyentuh kedua lengan atas kekasihnya. Menatap lurus ke mata indah milik Amira. Jika Arsyil melihat kekasihnya masih terlihat tenang, berbeda dengan dirinya yang merasa gamang. Tenangnya Amira ada dua kemungkinan, menunggu Arsyil menjelaskan semuanya atau malah meredam gejolak amarah. Namun, wanita matang yang masih terlihat cantik itu berusaha menarik kedua sudut bibirnya agar mau melengkung, tak peduli dengan gemuruh dalam hatinya yang seketika me
Read more

39. Mengakrabkan Diri

Sera, Okta, dan Nia berusaha mengikuti alur yang Amira ciptakan setelah peristiwa cukup mengejutkan di apartemen. Entah wanita itu benar-benar strong atau pura-pura strong. Nyatanya, Amira seolah amnesia, bahwa sebelum mereka berhaha-hihi seperti saat ini, beberapa menit yang lalu sempat memergoki kekasihnya keluar dari unit seorang perempuan yang berpakaian kurang bahan. Ditambah ucapan perempuan itu yang terkesan dirinya dan Arsyil akan melakukan hal yang iya-iya. Ketiganya pun tak ada yang menyinggung soal Arsyil dan wanita bernama Ivana itu. Mereka terus sibuk membahas hal lain termasuk akan memakai gaun atau pakaian apa ke acara reuni nanti. Hampir dua jam lebih waktu yang dihabiskan hanya sekadar me time bersama teman dekat. Akhirnya ketiganya pamit. Dan di saat hendak berpisah itulah Okta, Nia, dan Sera mulai sendu. “Mir, kita semua tahu kamu wanita kuat, kamu wanita yang hebat,” ujar Nia. “Tapi ... kita siap buat dengerin apa pun cerita kamu. Apa pun yang mau kamu bagi ke ki
Read more

40. Duda atau Jejaka?

Arsyil pulang dengan tubuh lunglai. Ia merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu sembari memijit pelipis. Pusing mendadak mendera setelah pertemuannya dengan Amira di apartemen tadi. Jika biasanya setelah menatap wajah sang pujaan hati akan semakin bahagia, tentu berbeda untuk kali ini. Arsyil benar-benar kecolongan dan tak berpikir jauh jika Ivana adalah wanita ular. Walau tinggal dan kuliah di Jakarta, tetapi kabar soal karier Ivana yang melejit sebagai seorang model di ibu kota selaras dengan kabar miring yang mendongkrak popularitasnya. Banyak kabar yang beredar jika wanita cantik dengan body goal itu adalah sugar baby dadi manager tempat agensinya. Walau tak terlalu peduli, tetapi sepertinya Arsyil perlu mencari tahu seperti apa kehidupan Ivana di sana. Tapi ... siapa yang akan dia mintai tolong? Lagi-lagi Arsyil memijat pelipisnya. “Eh, anak bujang Ayah udah pulang. Dari mana, Syil?” sapa Pak Beni yang iku
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status