All Chapters of 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova. : Chapter 31 - Chapter 40
196 Chapters
Bab 31. Mabuk Di Klub
Sore hari, di saat keadaan mansion sepi... Rosalia meninggalkan kamarnya dengan hanya mengenakan pakaian santai. Saat menuju ke area kolam renang, ia berpapasan dengan Anne, wanita paruh baya itu menunduk hormat padanya. Dan tanpa mengatakan apapun pergi begitu saja dengan raut wajah suram. Rosalia mengernyit melihat tingkah Anne itu sembari bertanya-tanya dalam hati, apakah sebelumnya ia pernah menyinggung Anne tanpa sadar? Karena tingkah Anne sama sekali tidak bersahabat seperti biasanya. Sebelum Anne menjauh, demi mengobati rasa penasarannya, ia lalu memanggil Anne. "Tunggu, Anne!" teriaknya sembari memutar tubuhnya kemudian mengejar Anne. Anne menghentikan langkahnya, tanpa mengurangi rasa hormatnya terhadap Rosalia... Ia pun memutar tubuhnya menghadap Rosalia dan kembali menundukkan kepalanya. "Ada apa, Nona Rose?" tanyanya datar. Rosalia semakin mengerutkan keningnya, "Emm... Anne. Maaf, apakah aku telah melakukan sesuatu yang sudah membuatmu merasa tersinggung?"Anne terse
Read more
Bab 32. Membujuk Rosalia Ke Klub.
Bill terbahak keras, "Sudah kuduga, ternyata otakmu itu masih bekerja dengan baik!" ujarnya. Ernest hanya mendengus, ia memajukan tubuhnya ke depan lalu dengan cepat merebut botol whisky dari tangan Sahabatnya itu. Curr!! Untuk ke sekian kalinya ia memenuhi gelasnya dengan whisky. Setelah itu ia menempatkan botol whisky di samping gelas miliknya kemudian meraih gelas tersebut untuk menenggak isinya. Glekk!! Glekk!! Hanya dua teguk yang membasahi kerongkongannya, namun Ernest merasa tubuhnya sudah mulai terbakar oleh hawa panas. Di saat ia meletakkan gelas kembali ke atas meja, ia pun melirik dua botol whisky yang kini telah kosong. "Hmmm... Apakah aku yang telah menghabiskan isi dari kedua botol ini?" celetuknya. "Kamu pikir siapa lagi?!" sungut Bill sembari mencibir sebal. "Oh? Tapi mengapa aku belum juga mabuk?" rutuk Ernest, ia mengangkat tangannya untuk memijat pelipisnya. Bill yang memperhatikan hal itu lagi-lagi menggelengkan kepalanya. "Bung, kamu sudah terlalu mabuk!"
Read more
Bab 33. Menyadarkan Ernest.
Di dalam remang-remang cahaya room, tampak Ernest sedang bersandar pada sofa. Separuh kancing kemejanya telah terbuka, sementara gelas kosong bekas whisky masih berada di genggaman tangannya. Melihat keadaan Bosnya itu, Ben berpaling pada Bill yang tengah menunduk sambil memijat pelipisnya. "Mengapa Kakak membiarkannya kembali seperti dulu?!" geramnya. Bill tertawa sinis mendengar ocehan Adiknya itu, "Harusnya kamu menanyakan ini pada wanita yang telah kamu bawa ke sini," gumamnya. Ia menurunkan tangannya, mengangkat wajahnya lalu melemparkan pandangannya pada Rosalia. Tidak mengerti apa yang terjadi, Rosalia justru mengerutkan keningnya di saat ia menerima tatapan tajam Bill juga ujaran sinis yang terlontar dari mulut pria itu. Jika dinilai dari usianya, seharusnya usia Bill saat ini tak jauh berbeda dengan Ernest. Dan dari ucapan Bill, ia menebak kalau Bill kemungkinan adalah Sahabat dekat Ernest. "Jadi Ernest memperkerjakan Adik Sahabatnya sebagai Asistennya?" diam-diam ia meli
Read more
Bab 34. Dia Berbeda!
"Hei, Rosalia. Aku..." Ernest mencoba meraih lengan Rosalia yang beranjak cepat dari atas pangkuannya. Sayangnya ia gagal, ia bahkan hanya bisa termangu menatap Rosalia yang melangkah tergesa-gesa ke arah pintu room. Brakk!! Suara pintu room yang ditutup dengan keras, membuat Ernest terlonjak dari sofa. "Ah, sial!" rutuknya, "Dia pasti marah lagi padaku." Ia memijat keningnya yang terasa berputar dikarenakan sedikit mabuk. Ya, ia baru saja berbohong pada Rosalia dengan mengatakan bahwa 4 botol whisky sama sekali tidak berpengaruh padanya. Nyatanya, itu cukup untuk membuat pandangannya berputar. Gara-gara hal ini juga ia tidak bisa beranjak dari sofa untuk mengejar Rosalia. "Alkohol sialan!" umpat Ernest, ketika ia merasakan kepalanya semakin pusing. Berselang 5 menit, dari arah pintu room... Pintu tiba-tiba terbuka. Bill masuk sendiri sambil menatap Ernest dengan wajah bingung. "Kamu bajingan, bung!" cetusnya gemas. Bagaimana ia tidak menyebut Ernest sebagai bajingan? Dua jam yan
Read more
Bab 35. Pertengkaran Paman Dan Keponakan.
"Nona Rose?"Empat kepala menengadah ke atas menatap Rosalia, di sisi lain... Rosalia dengan amat sangat terpaksa menegakkan tubuhnya sambil tersenyum kikuk. 'Bagus sekali, Edward Gail!' umpatnya dalam hati. "Hahaha... Aku ketahuan!" Rosalia menatap satu persatu keempat pria yang kini sedang memperhatikan dirinya. Tapi... 'Apa ini? Mengapa mata mereka tertuju pada...' Ia menurunkan pandangannya, melihat ke arah pakaian yang ia kenakan. Menyadari apa yang sedang diperhatikan oleh Oliver, Edward, Ernest, dan... Sahabat Ernest yang charming tapi belum ia ketahui namanya, ia sontak berteriak dan berlari masuk ke dalam kamar. Reaksi Rosalia itu mengundang senyum dari ketiga pria yang tengah menatapnya, terkecuali Ernest. Netranya yang berwarna hazel justru berkilat marah. Ia cemburu... Ia cemburu pada kedua Keponakannya dan juga Bill yang telah melihat Rosalia dalam piyama tidurnya. Sebenarnya pakaian Rosalia sangat sederhana, hanya dalaman tali satu dengan celana pendek dan piyama panj
Read more
Bab 36. Berbicara Dengan Oliver.
Ceklekk!! "Rose?"Rosalia tertegun di hadapan Oliver yang tiba-tiba menegurnya setelah ia membuka pintu kamarnya. "O-Oliver?" gumamnya terbata. "Sepertinya bukan hanya aku yang kesulitan memejamkan mata malam ini, bukan?" seloroh Oliver. Rosalia hanya tersenyum kikuk mendengar kalimat tersebut. Meskipun dilontarkan Oliver seolah candaan, entah mengapa ia merasa sedikit tersindir. Dan sebelum menjawab ucapan Oliver itu, ia diam-diam melirik piyama tidurnya terlebih dahulu. Ia takut jika ia masih belum mengikatnya secara sempurna sebelum keluar dari kamar tadi. 'Thanks God,' batinnya setelah ia mengetahui bahwa piyamanya telah terpasang dengan rapi. "Eng, Oliver. Apa yang kamu lakukan di sini?" tanyanya kemudian seiring ia mengangkat wajahnya untuk menatap Oliver. Oliver tidak segera menjawab pertanyaannya itu, tapi Rosalia melihat jika pria yang biasa memasang wajah dingin itu kini sedang tersenyum padanya. Ya, sesuatu yang sangat aneh sebenarnya karena ia bisa melihat banyak sen
Read more
Bab 37. Hari Keempat.
"Jadi kamu benar-benar membenci statusmu sebagai putri Bangsawan yang harus terikat pertunangan dengan seseorang yang tidak kamu sukai?"Rosalia menghela nafas mengingat kata-kata Oliver ini ketika ia bertemu Oliver di ruang makan. Ernest tidak terlihat, hanya ada Edward dan Oliver yang menemaninya untuk sarapan bersama. Belakangan, ia baru tahu dari Ben yang datang ke mansion untuk menemui Ernest setelah kepergian Oliver dan Edward. Menurut Ben, hari ini Ernest telah menghubunginya bahwa Ernest tidak akan pergi ke Gail Group karena kurang sehat. "Apakah Tuan Ernest sakit gara-gara semalam?" selidiknya sembari mensejajari langkah Ben yang tengah menaiki anak tangga menuju kamar Ernest. "Benar, Nona." Jawab Ben, ia menganggukkan kepalanya lalu mempercepat langkahnya. Sebab pagi ini sewaktu menghubunginya, Ernest telah memintanya untuk menangani semua pekerjaan Bosnya itu di Gail Group. Karena itu Ben terpaksa harus memanfaatkan waktunya seefektif mungkin. Menyaksikan Ben yang seolah
Read more
Bab 38. Di Dalam Kamar Ernest.
Anne mengacuhkan ucapan Rosalia, dan dengan sedikit memaksa... Ia menyerahkan nampan yang berisi sup mushroom, roti tawar, dan segelas teh Inggris ke tangan Rosalia. "Anne?" Rosalia mendelikkan matanya ketika ia harus menerima nampan tersebut dengan amat sangat terpaksa. Tapi... Yang dilakukan Anne selanjutnya justru membuatnya mendengus sebal. Tanpa peduli bahwa ia keberatan, Anne malah mendorong punggungnya agar ia segera pergi mengantarkan makanan ke kamar Ernest. "Bagaimana jika dia menolakku?" sungutnya."Nona Rose, Nona tidak akan tahu sebelum mencobanya, kan?" tukas Anne sembari tersenyum tipis.Dengan menekuk wajahnya, akhirnya Rosalia bersedia menuruti permintaan Anne. Dan walaupun ia sedikit mencemaskan Ernest yang mungkin akan mengusirnya, tapi ia sama sekali tidak berkutik di hadapan Anne yang sangat keras kepala. Berselang beberapa saat, setibanya di hadapan kamar Ernest. Untuk sesaat ia merasa ragu untuk memanggil Ernest. "Bagaimana ini? Bukankah dia sedang marah pada
Read more
Bab 39. Ingin Bermalas-malasan?
"Kamu menarik, Rosalia Heart. Mungkin karena itu kedua Keponakanku mulai memperhatikanmu." ujar Ernest sembari tersenyum tipis, ia lalu menyusun sendok makannya di dalam mangkuk dalam keadaan terbuka. Rosalia memperhatikan hal itu. Meski hatinya senang Ernest menghabiskan semua yang khusus ia masakan untuk pria arogan itu, namun Rosalia enggan menunjukkan rasa senangnya. Ia, tidak ingin Ernest kembali menggodanya jika pria mesum itu sampai melihat ekspresi senang di wajahnya. "Mengapa diam?""Eh?" Rosalia mengalihkan pandangannya dari mangkuk sup yang telah kosong ke wajah Ernest. "Kamu tahu etika itu, bukan?" tunjuk Ernest pada sendoknya, "Itu artinya aku menginginkan semangkuk sup mushroom lagi dengan 2 roti tawar.""Aku tahu," jawab Rosalia ketus, "Tapi maaf, aku bukan pelayanmu. Seharusnya kamu bersukur aku bersedia mengantarkan semua ini padamu!" dengusnya sambil menyusun mangkuk bekas sup dan piring kecil bekas tempat roti ke atas nampan. Setelah semua tersusun rapi, ia langs
Read more
Bab 40. Godaan Dari Sang Casanova.
"Sudah puas melihatnya? Atau haruskah aku ke sana agar kamu bisa melihatku dengan lebih jelas lagi?""Cih." Rosalia mengerucutkan bibirnya. Tidak bisa ia pungkiri jika sindiran itu berhasil membuat wajahnya terasa panas. Ia bahkan yakin sekali kalau saat ini wajahnya terlihat memerah di hadapan Ernest, buktinya pria dingin dan arogan itu kini tampak sedang menahan senyumnya. "Mengapa menyalahkanku?" lontarnya sebal, "Sudah jelas ini salahmu karena telah seenaknya masuk ke dalam kamarku dengan pakaian yang berantakan," tambahnya lagi. "Pakaianku berantakan?" Ernest mengangkat sebelah alisnya kemudian berkata, "Ini piyama, Rosalia Heart. Apakah menurutmu aku harus selalu tampil rapi bahkan di mansionku sendiri?" demi apapun ia benar-benar tidak mengerti maksud dari ucapan Rosalia tadi. Lagipula, sejak kapan piyama akan terlihat rapi? "Piyamamu dari bahan sutra!""Lalu...""Kancingnya terlalu banyak yang terbuka!" cetus Rosalia yang tidak lagi bisa menahan geramnya. Usai mengatakan hal
Read more
PREV
123456
...
20
DMCA.com Protection Status