All Chapters of Menjadi Istri Kontrak Tuan Besar Meier: Chapter 91 - Chapter 100

118 Chapters

Hadiah Istimewa

"Ulang tahun?" Mata indah Anike terbelalak lebar. "Astaga, Tuan. Kenapa anda tidak memberitahuku jauh-jauh hari? Biar aku bisa menyiapkan kado untuk anda!" ujarnya panik. "Santai saja, Anike. Aku jarang sekali mendapat kado di hari ulang tahunku," timpal Carlen kalem. Dia kemudian beranjak dari duduknya, lalu berdiri di hadapan Anike. Telunjuknya meraih beberapa helai rambut lurus Anike, lalu memainkan dan memilinnya. "Lagipula, aku sudah mendapat kado terindah," ucap Carlen. Nada bicaranya terdengar amat berat, seksi dan begitu menggoda. "Aku bahagia di bertambahnya usiaku, ada seseorang yang ikut merayakan bersamaku." Hembusan napas Carlen hangat menerpa wajah Anike, menimbulkan sensasi luar biasa dalam diri wanita cantik itu. "Bagaimana dengan keluarga anda? Saudara-saudara anda, Tuan Marten dan Lula. Apakah mereka tidak pernah merayakan ulang tahun bersama anda?" "Jangan sebut nama Marten menggunakan bibirmu, Anike!" Carlen segera menempelkan telunjuknya di bibir ranum istrin
last updateLast Updated : 2023-10-22
Read more

Kericuhan

Dua hari berlalu sejak Irawan mengirim pesan pada Lula. Selama waktu itu, Lula tak jua membalas pesannya. Akhirnya dengan terpaksa, Irawan harus tinggal di kediaman Carlen sedikit lebih lama."Aku tidak ingin istriku kepikiran, Tuan. Ini jadwal aku pulang ke Surabaya," pinta Irawan mengiba."Aku tidak bisa mengabulkan hal itu. Sesuai perjanjian awal, kau tetap tinggal di sini sampai Lula menanggapi pesanmu," tegas Carlen. Mendengar hal itu, Irawan hanya bisa menunduk lesu. Dia lalu mencoba menghubungi Lula untuk kesekian kali, dan berakhir sia-sia."Tunggu saja sampai besok atau lusa," tutur Anike sambil memasang raut gelisah. Carlen menangkap bahasa tubuh sang istri yang tampak sedikit berbeda itu."Kau kenapa? Apa ada yang kau pikirkan?" tanya Carlen."Sebenarnya ... iya," jawab Anike ragu. Dia meringis saat Carlen terus memperhatikannya."Katakan padaku." Carlen sama sekali tak canggung saat menampakkan kemesraan bersama sang istri di depan Irawan. Dia membelai pipi Anike seraya
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more

Diculik

"Teh! Ada di mana?" tanya Anike melalui panggilan telepon."Kamu di mana?" Tiara balas bertanya. "Lagi di taksi online. Kita ketemuan di mana, nih?" Anike kembali melontarkan pertanyaan."Langsung di cafe saja, ya. Sebentar lagi kukirim lokasinya," jawab Tiara sebelum mengakhiri percakapan.Setelah telepon dari sang kakak berakhir, Anike kembali tercenung untuk sesaat. Kalimat Lula yang mengatakan bahwa Carlen hanya memanfaatkan dirinya untuk mengusir kesepian, benar-benar mengganggu pikiran."Apa memang benar begitu?" gumam Anike pada diri sendiri. "Pantas saja dia tidak pernah membalas ucapan cintaku."Perlahan, Anike mengusap air mata yang meleleh di pipi. Dia memalingkan muka ke arah jendela ketika sopir taksi online sempat melirik dirinya dari kaca spion tengah. Di tengah kegalauannya, ponsel Anike tiba-tiba bergetar. Terdapat satu pesan masuk yang dia kira berasal dari Tiara. Namun ternyata hanya sebuah pesan tak jelas dari nomor tak dikenal. Dalam hati, Anike berharap Carlen
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

Ketulusan

Anike hanya bisa pasrah saat mobil penculik itu melaju dalam kecepatan tinggi melintasi jalan tol antar kota. Dua jam dia lalui dalam ketakutan sampai kendaraan yang Anike tumpangi, berhenti di sebuah pondok sederhana di pinggiran kota Bogor yang jauh dari kawasan perumahan penduduk."Ayo, turun!" sentak salah seorang pria sambil menodongkan pistolnya. Dia terus memaksa Anike agar memasuki pondok kecil berdinding kayu."Duduk!" Pria itu mendorong tubuh Anike secara kasar ke kursi kayu."Aduh!" Anike meringis kesakitan ketika sikunya membentur pegangan kursi."Hei, apa yang kalian lakukan, hah!" Bentak sebuah suara yang terdengar tak asing di telinga Anike. Istri Carlen itu menoleh dan mendapati Marten tengah berdiri garang di ambang pintu masuk."Orangnya sudah berhasil kami bawa kemari, Tuan," jawab pria yang membawa pisau lipat. "Aku hanya menyuruh kalian membawanya kemari, bukan berbuat kasar!" hardik Marten seraya berjalan mendekat."Kami terpaksa mengancamnya di bawah senjata ta
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

Penyesalan

Carlen semakin resah saat Anike tak dapat dihubungi sejak istrinya itu meninggalkan rumah siang tadi. "Memangnya kalian tidak ada yang melihat ke mana Anike pergi?" tanya Carlen kepada setiap anak buahnya yang berjaga di gerbang depan. "Kami tidak melihat waktu Nyonya keluar, Tuan," jawab Yanto. "Iya, kami baru mengetahui bahwa Nyonya pergi setelah melihat rekaman CCTV," sambung Bambang, rekan Yanto. "Nyonya juga tidak meminta saya untuk mengantarkannya, Tuan," lanjut Joni. "Dasar, kalian ini!" Carlen mendengkus kesal seraya mengacak-acak rambutnya. Dia lalu mencoba kembali menghubungi Anike. Namun, lagi-lagi operator seluler lah yang menjawab panggilannya. Tak ingin menyerah, Carlen juga menghubungi nomor telepon Tiara yang sejak tadi juga tak aktif . "Ck! Kemana kakak beradik ini? Susah sekali ditelepon, seperti orang penting saja," omelnya pelan. Tepat pada saat Carlen hendak mengakhiri panggilan, nada panggil yang tertuju pada Tiara, tiba-tiba tersambung. "Halo?" ucap suara
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more

Dilema

Anike beringsut mundur sampai punggungnya menabrak dingin. Dia tidak bisa ke mana-mana lagi saat Marten berjalan semakin mendekat."Anda mau apa! Jangan macam-macam, ya!" sentak Anike."Tenanglah, Sayang. Aku hanya ingin melihat keadaanmu dari dekat," bujuk Marten seraya menyeringai."Berhenti!" pekik Anike. Sementara tangannya meraba-raba setiap barang yang ada di dekatnya yang mungkin bisa dijadikan senjata.Namun, hanya ada ponsel miliknya dan sebotol air mineral yang masih penuh. Anike langsung meraih botol itu dan melemparkannya pada Marten.Sayang, botol itu hanya mengenai udara di samping kepala Marten. Pria itu begitu gesit menghindar."Ah, sayang sekali. Lemparanmumu meleset, Anike," ledek Marten sambil tergelak.Pria tampan itu hendak merengkuh tubuh Anike, ketika tiba-tiba pintu kamar didobrak dengan paksa dari luar. Daun pintu yang terbuat dari kayu itu jebol dan terbuka lebar. Pandu berdiri di sana dengan napas terengah. "Anda keterlaluan, Tuan Marten! Kenapa anda harus m
last updateLast Updated : 2023-10-29
Read more

Benci Tapi Rindu

Beberapa menit setelah menghubungi Pandu, Carlen duduk termenung menopang dagu di balik meja kerjanya. Dia sama sekali tak menyangka bahwa kehilangan jejak Anike dapat membuatnya sedemikian frustasi. "Apa yang kau lakukan padaku, Anike?" gumam Carlen lirih. "Kak." Tiba-tiba terdengar suara Lula dari arah pintu. Gadis itu tersenyum samar, lalu masuk dan duduk di hadapan Carlen. "Seharusnya aku kembali ke Jerman hari ini, tapi aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian dalam keadaan seperti ini.""Tidak apa-apa, Lula. Pendidikanmu lebih penting. Aku bisa mengatasi semuanya sendiri," hibur Carlen untuk menenangkan hati adiknya itu."Aku tidak ingin terjadi apa-apa pada kalian berdua, karena aku bisa melihat dengan jelas rasa cinta yang teramat besar setiap kali kau memandang Anike, Kak," ujar Lula penuh sesal."Jangan khawatir. Kami akan baik-baik saja. Ini bukan pertengkaranku yang pertama kali bersama gadis aneh itu," sahut Carlen sambil terkekeh pelan."Kalau begitu, kabari terus perkem
last updateLast Updated : 2023-10-30
Read more

Bahasa Isyarat

Anike bergegas turun ke lantai bawah, lalu berusaha membuka pintu yang ternyata terkunci rapat. "Pintunya tidak bisa dibuka! Anda tunggu Pak Pandu saja sampai datang!" seru Anike dari dalam. Hal itu semakin memantik pikiran buruk dalam kepala Carlen. Ditambah dengan rasa cemburu yang sangat menggebu. "Bisa-bisanya kau berbuat seperti ini, Anike!" sentak Carlen nyaring, membuat Anike terhenyak, lalu mundur perlahan. "Kenapa anda marah-marah? Harusnya aku yang marah!" balas Anike tak kalah nyaring. Carlen begitu gemas mendengar perkataan Anike. Dia tak bisa menunggu lebih lama lagi sampai Pandu kembali. Tanpa berpikir panjang, Carlen langsung menendang pintu depan sekuat tenaga hingga engselnya jebol. Daun pintu berbahan kayu jati itupun terbuka lebar. Carlen sempat tertegun menatap Anike yang tak ditemuinya selama 30 jam, tetapi terasa bagaikan berhari-hari. Tak dapat dipungkiri bahwa dia sangat merindukan sang istri. "Aku kecewa padamu, Anike," gumam Carlen lirih. "Aku juga kecew
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more

Dipaksa Pulang

"Dan kau percaya?" tanya Carlen dengan sorot mata yang tampak begitu kecewa. "Rasanya sulit untuk tidak percaya kalau melihat foto seterang dan sejelas ini," jawab Anike lirih. "Kau bisa menanyakan pada semua orang yang tinggal di rumahku, tentang apa yang kulakukan selama kau menghilang. Kalau kau masih tidak percaya, periksa saja rekaman CCTV di seluruh kediamanku," tantang Carlen. "Lantas, darimana Diana mendapatkan foto-foto anda yang setengah telanjang itu?" cecar Anike. "Mana kutahu!" timpal Carlen. Sementara, Pandu hanya menjadi penonton atas pertikaian antara suami istri tersebut. Dia memandang Anike dan Carlen secara bergantian setiap kali mereka berbicara. "M-maaf," sela Pandu ragu-ragu. "Apa!" sahut Anike dan Carlen secara serempak, membuat Pandu sedikit terkejut. "Bagaimana kalau kita masuk dulu dan berdiskusi di dalam?" tawar Pandu sambil membuat gerakan tangan yang sama seperti saat dia memberi penjelasan pada Carlen tadi. "Tidak perlu diskusi. Anike akan pulang
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

Yang Terdalam

Anike tak banyak bicara saat Carlen menggandeng dan membawanya masuk ke dalam kamar. Lemah lembut Carlen mendudukkan istrinya ke tepian ranjang. Dia lalu duduk di samping Anike, sambil melingkarkan tangan di pundak wanita yang telah berhasil menguasai hatinya itu. "Apa kau paham bahasa isyarat yang tadi disampaikan oleh Pandu?" tanya Carlen memulai pembicaraan. Anike menjawabnya dengan gelengan pelan. "Gerakan tangan membentuk huruf 'O' itu adalah sebagai tanda bahwa semua yang diucapkan oleh Pandu adalah kebalikannya," tutur Carlen. "Maksudnya?" Anike mulai tertarik. Dia menoleh pada Carlen dengan raut penuh tanda tanya. "Tadi Pandu mengatakan bahwa Marten mengantarkan dan melindungimu dengan sangat baik. Itu artinya, apa yang Marten lakukan sebenarnya adalah kebalikannya," jelas Carlen. "Iya, betul! Dia menyuruh orang tak dikenal untuk menculik saya saat hendak pulang, Tuan!" sahut Anike berapi-api. "Astaga." Carlen mengepalkan tangannya erat. "Tak kusangka bahwa dia akan b
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status