"Wah." Mata Saodah membulat saat mengamati Marten yang sedari tadi luput dari perhatiannya. "Ini adiknya Nak Carlen?" tanya Saodah takjub. "Betul, Mak. Dia yang akan membantu emak menyiapkan pesta pernikahan," jawab Anike. "Mak bisa suruh apa saja ke dia. Menyapu, mengepel lantai, atau membantu Abah membangun kolam." "Menguras kolam saja, Ke. Kebetulan semua ikannya mau abah jaring," sela Abdul Manaf. "Apa!" Mata biru Marten melotot tanda protes. "Aku tidak mempunyai banyak waktu di sini. Aku harus secepatnya kembali ke Jerman," tolak Marten. "Oh, tidak bisa." Anike menggoyang-goyangkan jari telunjuknya. "Sesuai perjanjian, anda harus tinggal di sini sampai masa hukuman selesai," tegasnya. "Kapan masa hukumanku selesai?" Marten yang gugup, menelan ludah berkali-kali. "Sampai aku puas," timpal Anike seraya tersenyum lebar. "Bagus sekali!" Carlen terbahak sambil bertepuk tangan. Dia terlihat sangat puas melihat Marten kalah oleh sang istri. "Nikmatilah waktumu selama di sini." "J
Last Updated : 2023-11-18 Read more