Semua Bab Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja: Bab 251 - Bab 260

322 Bab

251

Acara amal yang diselenggarakan oleh yayasan Aditama sebenarnya bukan acara amal murni untuk mencari pahala, ini hanya suatu ajang pamer dari kalangan atas untuk mereka perlihatkan seberapa kemampuan masing-masing orang untuk menyumbangkan uangnya. Para orang kaya yang dipandang itu, selain berlomba-lomba dalam menyumbang juga sebagai ajang mencari koneksi, tentu saja kedatangan Bram ke acara ini dinanti-nanti oleh sebagian orang di sana. Ketika Bram datang, semua orang berkerumun menyambut kedatangannya. "Pak Bram, anda datang dengan keponakan anda?!" tanya salah seorang di sana "Benar, ini keponakan saya. Anak dari kakak sepupu saya," jawab Bram memperkenalkan Eni di sana. Tentu saja yang datang ke sana bukan hanya para orang kaya yang akan menyumbang, para wartawan yang mengabadikan momen mereka juga hadir di sana, sebagian kehadiran mereka diundang oleh ibu-ibu sosialita untuk memberitakan sumbangan yang dia berikan. Tentu saja pernyataan Bram tersebut segera tersebar di
Baca selengkapnya

252

Kecelakaan itu begitu tragis, mobil mewah yang membawa oleh Nirmala ringsek, Nirmala dan supirnya meninggal di tempat. Berita kecelakaan itu langsung menyebar dan menjadi high line berita terkini. Beberapa orang yang sempat merekam adegan mobil yang menabrak kereta api itu juga menyebarkan melalui media sosial. Kecelakaan itu juga dekat dengan kantor polisi, sehingga polisi gerak cepat mengamankan lokasi. Semua identitas Nirmala jelas tertera di sana, ponselnya juga masih bisa digunakan, di dalam tas lengkap terdapat dompet yang berisi KTP dan kartu ATM dari beberapa bank. Bram yang tengah berada di acara amal, sebentar lagi juga akan beranjak dari sana, dia tidak mau berlama-lama di acara seperti itu, lebih baik dia segera mengurusi urusan kantor. Tetapi belum sempat beranjak, ponselnya berdering, itu adalah dari nomor Nirmala sendiri. Sebenarnya Bram sangat jengkel dengan ibu tirinya ini, hampir tiap hari dia mengutuknya untuk segera pergi ke akherat, tetapi dia tetap mengangkat
Baca selengkapnya

253

Prosesi pemakaman Nirmala berlangsung dengan cepat, hanya memakan waktu setengah hari, seluruh direksi juga sudah berkumpul untuk mengadakan rapat darurat, sehingga disepakati bahwa Ajisaka menjadi komisaris utama menggantikan Nirmala. Sayuti benar-benar bekerja dengan cepat dan tepat, dia segera menghubungi para pendukungnya dan mengadakan rapat darurat dengan hasil yang tidak mengecewakan, walaupun dapat tidak dihadiri oleh Bram selaku direktur utama karena sedang sibuk melakukan prosesi pemakaman untuk ibu tirinya itu. Berita kecelakaan yang terjadi pada seorang istri konglomerat negeri ini jelas menjadi sorotan dan masuk berita nasional, Dhea yang tengah sarapan sambil menonton televisi tercengang mendengar berita tersebut. Dia ingin segera menghubungi Bram, tetapi alangkah Dhea menepuk keningnya berkali-kali menyadari kebodohannya. dia sudah menghabiskan malam-malam romantis dengan suaminya kemarin, tetapi kenapa sampai lupa meminta nomor ponselnya. Sehingga Dhea huya bisa mend
Baca selengkapnya

254

"Dan setelah di tes DNA, ternyata hasil Tes DNA orang di makam itu bukan putri kandungku, sementara hasil tes Dhea menunjukkan 99,9% adalah putri kandungku. Dia adalah Kamelia kita yang sudah hilang delapan tahun yang lalu!" "APA?!" Perkataan itu terlontar dari semua orang di sana, kecuali Dhea dan Ibrahim. Fathan yang sangat antusias mendengar itu tentu saja tersenyum lebar, ada keharuan yang sangat dalam di matanya hingga mata itu berkaca-kaca kala menatap Dhea. Lelaki itu berdiri dan menghampiri Dhea, menarik tubuh Dhea agar berdiri dan langsung memeluknya. "Dhea ... Sudah aku duga jika kamu mirip Kamelia, sudah aku duga bahwa kamu sebenarnya memang Kamelia. Kamu Amel ... adik perempuan yang sangat kusayangi, ternyata feeling aku tidak salah, Mel. Ini kak Fathan, kakak yang selalu menuruti semua kemauan Amel ...." bulir bening mengalir dari mata Fathan, keharuan juga menyeruak di dalam hati Ibrahim hingga air mata lelaki paruh baya itu juga ikut mengalir. akhirnya putrinya
Baca selengkapnya

255

Viyatan tidak menghiraukan panggilan ayahnya, dia langsung naik ke lantai atas dan masuk ke kamarnya dengan membanting pintu. "Viyatan kenapa? kenapa dia mengamuk!" seru Fathan dengan wajah tegang. "Sepertinya kak Viyatan tidak terima kalau kak Dhea ternyata adalah kak Kamelia," celetuk Novita. "Biar ayah yang ke sana untuk membujuknya," ujar Ibrahim yang langsung bergegas untuk menemui putra sulungnya, boleh dibilang jika semua itu terjadi karena kesalahannya. Harusnya dia sudah mengatakan semua itu ketika putra sulungnya itu mengatakan ingin menikahi Dhea. "Ayah, biarkan aku yang ke sana!" pinta Dhea sehingga membuat lelaki paruh baya itu berhenti berjalan. "Amel, kamu tengah mengandung, sangat berbahaya menemui seorang lelaki yang tengah tidak stabil emosinya." "Kak Viyatan tidak akan berbuat macam-macam padaku. Percayalah, Ayah." Akhirnya semua orang membiarkan Dhea menaiki tangga menuju lantai atas, sebelum sampai di depan pintu kamar Viyatan, Dhea meminta pada pela
Baca selengkapnya

256

Setelah Dhea berhasil bicara dengan Viyatan dan mengobati luka di tangannya, Dhea langsung ke luar dan bermaksud akan pulang ke rumah tepi pantai. Tetapi di bawah, keluarga yang lain masih berada di sana menunggunya. "Bagian Viyatan?" tanya Ibrahim tidak sabar. "Dia sudah lebih baik, Ayah." "Oh, baguslah!" "Kalau begitu, aku akan kembali ke rumah tepi pantai," ujar Dhea. "Eh, Amel ... Kenapa malah kembali ke sana? kamu sekarang putri pertama keluarga Zahrain, jadi sebaiknya kamu tinggal di rumah besar ini," ujar Sovia. "Ah, maaf Tante. Sepertinya aku belum bisa. Aku lebih nyaman tinggal di sana, dengan kondisi kehamilanku ini, aku ingin Susana yang lebih membuatku nyaman," jawab Dhea "Ya, nggak bisa begitu. Apa kata orang kalau putri keluarga Zahrain tinggal di luar? apalagi dalam keadaan hamil, nanti kami dianggap tidak mengurusi kamu." "Tidak akan ada yang mengatakan apa-apa, Tante. lagi pula selain keluarga kita, tidak ada yang tahu jika Kamelia masih hidup. Jadi b
Baca selengkapnya

257

Hari ini rencananya Bram akan mengosongkan jadwalnya beberapa hari ke depan untuk menjenguk Dhea. Bram sudah menduga jika Dhea di Batam akan tinggal di rumah tepi pantai itu. Jika mengingat rumah itu, tentu Bram akan langsung ingat pada penghuninya, bagaimana dia bisa melupakan sosok ceria yang mengambil hari-harinya delapan tahun lalu. Hanya saja, waktu yang terlalu lama itu membuat Bram tidak mengingat suara gadis itu. Tentu saja bertambahnya usia, suara seseorang akan berubah mengikuti garis kedewasaan. Bram sendiri yakin jika yang merawatnya memang bukalah Adelia. Pasalnya, Bram pernah meminta Adelia memainkan piano pada sebuah cafe yang dikunjungi mereka bersama tetapi dengan alasan dia hilang ingatan, sementara Dhea sendiri yang hilang ingatan masih bisa melakukan ketrampilannya saat belum hilang, bermain piano. Apalagi informasi yang Dhea berikan jika Ibrahim dan Fathan telah mengangkatnya sebagai anak karena Dhea memiliki kemiripan wajah dengan putrinya Kamelia. Siapa yan
Baca selengkapnya

258

Dhea sudah tergeletak dengan posisi terlentang, tubuhnya sudah bersimbah darah dan wanita itu dalam posisi tidak sadarkan diri. Khaidir di bantu Siti meningkat tubuh Dhea dengan cepat membawanya ke mobil. "Siti, segera kau tutup pintu, aku akan mengambil ponsel dulu untuk menghubungi tuan besar nanti!" "iya, Bang!" Khaidir mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimal, lagipula pagi buta begini kendaraan juga begitu sepi di jalan. Dalam waktu lima belas menit, dia sudah memarkirkan mobilnya di rumah sakit Awal Bros Batam. Segera dia memanggil paramedis yang bertugas di lagi itu, dengan secepat kilat, paramedis itu mengangkat tubuh Dhea ke atas blankar dan membawa Dhea ke dalam ruangan tindakan. "Untung saja pasien segera di bawa ke rumah sakit, dia sudah kehilangan banyak darah. Tapi dia harus segera dioperasi cecar untuk mengeluarkan janin dalam kandungannya, kepalanya juga terbentur, ada gumpalan darah di kepala, kemungkinan pasien akan lama sadar dan harus dioperasi kepala
Baca selengkapnya

259

"Paling si Dhea itu merecoki papa karena gak punya uang buat bayar biaya rumah sakit. Benalu emang begitu, entah bagaimana caranya perempuan itu memanfaatkan ayah untuk keuntungannya sendiri, dasar benalu!" "Siapa yang kamu katakan benalu itu, Novi?!" Suara bariton itu menggema dari atas tangga, di sana tampak Ibrahim yang sudah memakai pakaian necis yang kini tengah memasang kancing lengan baju batiknya. "Pak Ibrahim!" pekik Khaidir dengan suara gembira. "Dir? ada apa? Kenapa kamu dibelenggu seperti itu?" tanya Ibrahim dengan mata memicing. "Pak Ibrahim, dari tadi saya menelpon anda tetapi anda tidak mengangkat panggilan saya. Jadi saya langsung ke sini, tetapi Bu Sovia dan Salman melarang saya untuk menemui anda, Pak. Saya hanya ingin mengabari jika nona Dhea sekarang sedang kritis di rumah sakit, kandungannya terancam, Pak." "Astaga! apa yang terjadi, Dir?" tanya Ibrahim dengan terkejut, gerakan tangannya yang tengah membenarkan kancing berhenti seketika. "Tadi subuh
Baca selengkapnya

260

Dalam waktu kurang dari sejam setengah, Viyatan sudah berada di rumah sakit dengan setengah berlari ke ruang operasi. Lelaki itu menaiki kapal yard dari Singapura ke Batam yang hanya ditempuh kurang dari satu jam. Ketika ayahnya menghubungi tadi, dia baru saja bangun tidur, jadi dengan secepat kilat dia bersiap-siap dan menelpon penyewaan kapal dan menelpon taksi. "Viyatan? Sudah datang kamu?" tanya Ibrahim dengan antusias. "Iya." "Cepat nian? Amel baru saja masuk ruang operasi." "Aku nyewa kapal ke sini. Aku siap diambil darahnya, Yah." "Iya, sebentar. Aku hubungi perawatnya dulu." Ibrahim segera berlalu ke arah ruangan perawat jaga, Viyatan yang ditinggal menatap Khaidir dan Siti yang masih setia menunggu dia dengan duduk di bangku tunggu sedikit menjauh dari majikannya. "Bagaimana Dhea bisa seperti ini?!" tanya Viyatan dengan tatapan mengintimidasi. "Jatuh dari tangga, Tuan," jawab Khaidir dengan takut-takut. "Kenapa bisa jatuh dari tangga? apa tangganya licin? ha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2425262728
...
33
DMCA.com Protection Status