Share

254

Penulis: Nainamira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-12 21:52:23

"Dan setelah di tes DNA, ternyata hasil Tes DNA orang di makam itu bukan putri kandungku, sementara hasil tes Dhea menunjukkan 99,9% adalah putri kandungku. Dia adalah Kamelia kita yang sudah hilang delapan tahun yang lalu!"

"APA?!" Perkataan itu terlontar dari semua orang di sana, kecuali Dhea dan Ibrahim.

Fathan yang sangat antusias mendengar itu tentu saja tersenyum lebar, ada keharuan yang sangat dalam di matanya hingga mata itu berkaca-kaca kala menatap Dhea. Lelaki itu berdiri dan menghampiri Dhea, menarik tubuh Dhea agar berdiri dan langsung memeluknya.

"Dhea ... Sudah aku duga jika kamu mirip Kamelia, sudah aku duga bahwa kamu sebenarnya memang Kamelia. Kamu Amel ... adik perempuan yang sangat kusayangi, ternyata feeling aku tidak salah, Mel. Ini kak Fathan, kakak yang selalu menuruti semua kemauan Amel ...."

bulir bening mengalir dari mata Fathan, keharuan juga menyeruak di dalam hati Ibrahim hingga air mata lelaki paruh baya itu juga ikut mengalir. akhirnya putrinya
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
agung kharisma
hahaa mamtap ceritanyaa
goodnovel comment avatar
Tri Nur Kasih
patah hati kak viyatan
goodnovel comment avatar
Mini Adae Jangkang
Terimakasih sudah Up ternyata dalang dari semua kecelakaan masa lalu adalah Sovia ibu tiri nya Lia
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   255

    Viyatan tidak menghiraukan panggilan ayahnya, dia langsung naik ke lantai atas dan masuk ke kamarnya dengan membanting pintu. "Viyatan kenapa? kenapa dia mengamuk!" seru Fathan dengan wajah tegang. "Sepertinya kak Viyatan tidak terima kalau kak Dhea ternyata adalah kak Kamelia," celetuk Novita. "Biar ayah yang ke sana untuk membujuknya," ujar Ibrahim yang langsung bergegas untuk menemui putra sulungnya, boleh dibilang jika semua itu terjadi karena kesalahannya. Harusnya dia sudah mengatakan semua itu ketika putra sulungnya itu mengatakan ingin menikahi Dhea. "Ayah, biarkan aku yang ke sana!" pinta Dhea sehingga membuat lelaki paruh baya itu berhenti berjalan. "Amel, kamu tengah mengandung, sangat berbahaya menemui seorang lelaki yang tengah tidak stabil emosinya." "Kak Viyatan tidak akan berbuat macam-macam padaku. Percayalah, Ayah." Akhirnya semua orang membiarkan Dhea menaiki tangga menuju lantai atas, sebelum sampai di depan pintu kamar Viyatan, Dhea meminta pada pela

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   256

    Setelah Dhea berhasil bicara dengan Viyatan dan mengobati luka di tangannya, Dhea langsung ke luar dan bermaksud akan pulang ke rumah tepi pantai. Tetapi di bawah, keluarga yang lain masih berada di sana menunggunya. "Bagian Viyatan?" tanya Ibrahim tidak sabar. "Dia sudah lebih baik, Ayah." "Oh, baguslah!" "Kalau begitu, aku akan kembali ke rumah tepi pantai," ujar Dhea. "Eh, Amel ... Kenapa malah kembali ke sana? kamu sekarang putri pertama keluarga Zahrain, jadi sebaiknya kamu tinggal di rumah besar ini," ujar Sovia. "Ah, maaf Tante. Sepertinya aku belum bisa. Aku lebih nyaman tinggal di sana, dengan kondisi kehamilanku ini, aku ingin Susana yang lebih membuatku nyaman," jawab Dhea "Ya, nggak bisa begitu. Apa kata orang kalau putri keluarga Zahrain tinggal di luar? apalagi dalam keadaan hamil, nanti kami dianggap tidak mengurusi kamu." "Tidak akan ada yang mengatakan apa-apa, Tante. lagi pula selain keluarga kita, tidak ada yang tahu jika Kamelia masih hidup. Jadi b

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   257

    Hari ini rencananya Bram akan mengosongkan jadwalnya beberapa hari ke depan untuk menjenguk Dhea. Bram sudah menduga jika Dhea di Batam akan tinggal di rumah tepi pantai itu. Jika mengingat rumah itu, tentu Bram akan langsung ingat pada penghuninya, bagaimana dia bisa melupakan sosok ceria yang mengambil hari-harinya delapan tahun lalu. Hanya saja, waktu yang terlalu lama itu membuat Bram tidak mengingat suara gadis itu. Tentu saja bertambahnya usia, suara seseorang akan berubah mengikuti garis kedewasaan. Bram sendiri yakin jika yang merawatnya memang bukalah Adelia. Pasalnya, Bram pernah meminta Adelia memainkan piano pada sebuah cafe yang dikunjungi mereka bersama tetapi dengan alasan dia hilang ingatan, sementara Dhea sendiri yang hilang ingatan masih bisa melakukan ketrampilannya saat belum hilang, bermain piano. Apalagi informasi yang Dhea berikan jika Ibrahim dan Fathan telah mengangkatnya sebagai anak karena Dhea memiliki kemiripan wajah dengan putrinya Kamelia. Siapa yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   258

    Dhea sudah tergeletak dengan posisi terlentang, tubuhnya sudah bersimbah darah dan wanita itu dalam posisi tidak sadarkan diri. Khaidir di bantu Siti meningkat tubuh Dhea dengan cepat membawanya ke mobil. "Siti, segera kau tutup pintu, aku akan mengambil ponsel dulu untuk menghubungi tuan besar nanti!" "iya, Bang!" Khaidir mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimal, lagipula pagi buta begini kendaraan juga begitu sepi di jalan. Dalam waktu lima belas menit, dia sudah memarkirkan mobilnya di rumah sakit Awal Bros Batam. Segera dia memanggil paramedis yang bertugas di lagi itu, dengan secepat kilat, paramedis itu mengangkat tubuh Dhea ke atas blankar dan membawa Dhea ke dalam ruangan tindakan. "Untung saja pasien segera di bawa ke rumah sakit, dia sudah kehilangan banyak darah. Tapi dia harus segera dioperasi cecar untuk mengeluarkan janin dalam kandungannya, kepalanya juga terbentur, ada gumpalan darah di kepala, kemungkinan pasien akan lama sadar dan harus dioperasi kepala

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   259

    "Paling si Dhea itu merecoki papa karena gak punya uang buat bayar biaya rumah sakit. Benalu emang begitu, entah bagaimana caranya perempuan itu memanfaatkan ayah untuk keuntungannya sendiri, dasar benalu!" "Siapa yang kamu katakan benalu itu, Novi?!" Suara bariton itu menggema dari atas tangga, di sana tampak Ibrahim yang sudah memakai pakaian necis yang kini tengah memasang kancing lengan baju batiknya. "Pak Ibrahim!" pekik Khaidir dengan suara gembira. "Dir? ada apa? Kenapa kamu dibelenggu seperti itu?" tanya Ibrahim dengan mata memicing. "Pak Ibrahim, dari tadi saya menelpon anda tetapi anda tidak mengangkat panggilan saya. Jadi saya langsung ke sini, tetapi Bu Sovia dan Salman melarang saya untuk menemui anda, Pak. Saya hanya ingin mengabari jika nona Dhea sekarang sedang kritis di rumah sakit, kandungannya terancam, Pak." "Astaga! apa yang terjadi, Dir?" tanya Ibrahim dengan terkejut, gerakan tangannya yang tengah membenarkan kancing berhenti seketika. "Tadi subuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   260

    Dalam waktu kurang dari sejam setengah, Viyatan sudah berada di rumah sakit dengan setengah berlari ke ruang operasi. Lelaki itu menaiki kapal yard dari Singapura ke Batam yang hanya ditempuh kurang dari satu jam. Ketika ayahnya menghubungi tadi, dia baru saja bangun tidur, jadi dengan secepat kilat dia bersiap-siap dan menelpon penyewaan kapal dan menelpon taksi. "Viyatan? Sudah datang kamu?" tanya Ibrahim dengan antusias. "Iya." "Cepat nian? Amel baru saja masuk ruang operasi." "Aku nyewa kapal ke sini. Aku siap diambil darahnya, Yah." "Iya, sebentar. Aku hubungi perawatnya dulu." Ibrahim segera berlalu ke arah ruangan perawat jaga, Viyatan yang ditinggal menatap Khaidir dan Siti yang masih setia menunggu dia dengan duduk di bangku tunggu sedikit menjauh dari majikannya. "Bagaimana Dhea bisa seperti ini?!" tanya Viyatan dengan tatapan mengintimidasi. "Jatuh dari tangga, Tuan," jawab Khaidir dengan takut-takut. "Kenapa bisa jatuh dari tangga? apa tangganya licin? ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   261

    Ketika sampai rumah, mereka dikejutkan oleh seseorang yang tengah duduk di teras, karena tadi pagi mereka pergi dengan buru-buru, sehingga tidak sempat mengunci pagar, hanya sempat mengunci rumah. "Tuan, anda sudah lama di sini?!" seru Siti dengan antusias. "Ada mungkin tiga jam, apakah istriku tinggal di sini, Bik?" "Iya, Non Dhea selama ini tinggal di sini, Tapi ...." Bik Siti menelisik penampilan lelaki di hadapannya, wajahnya terlihat begitu lelah. Dia berpakaian casual, celana gunung dengan kaos oblong hitam dan topi tentara Amerika, tangannya memegang tas ransel. Sepatu boot kulit mahal terlihat begitu gagah bertengger di kakinya. Sebenarnya Siti tidak tega mengatakan keadaan Dhea pada lelaki ini. Sudah berbulan-bulan lelaki ini baru kembali, kenapa malah menghadapi kenyataan menyakitkan seperti ini? "Tapi? tapi kenapa, Bik?" tanya Bram dengan tidak sabaran. "Tuan, Bram. Syukurlah anda datang tepat waktunya. Tadi pagi nona Dhea jatuh dari tangga, sehingga harus melak

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   262

    Dalam waktu lima belas menit Bram sudah tiba di rumah sakit, dia berlari menuju ruang operasi, di sana dia mendapati Ibrahim dan viyatan tengah duduk di bangku tunggu, Viyatan hanya melamun, sementara Ibrahim baru selesai menelpon Fathan. "Memangnya ke mana anak itu?" tanya Viyatan dengan nada datar. "Dia tengah perjalanan bisnis ke pulau Kalimantan, nanti malam dia baru sampai ke sini," Jawab Ibrahim sambil memasukkan ponsel ke saku baju batiknya. "Assalamualaikum," ucap Bram dengan suara rendah Kedua ayah dan anak itu langsung menoleh ke sumber suara, mereka cukup terkejut karena menantu keluarga Zahrain itu sudah nongol saja di sana. "Bram? kamu datang?" tanya Ibrahim dengan cukup antusias, tetapi Viyatan hanya bersikap datar, dia tidak peduli dengan lelaki itu, bahkan tatapan kebencian masih tersirat dari sorot matanya. "Iya, Pak Ibrahim. Sudah dari tiga jam yang lalu, saya menunggu di rumah tepi pantai, baru ketika Bik Siti pulang, saya baru tahu kabar mengejutkan ini.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27

Bab terbaru

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   352

    Menjelang waktu yang direncanakan, para anggota organisasi Gir sudah berdatangan ke Indonesia memakai paspor turis, dengan penerbangan berbeda. mereka sudah memesan hotel yang sama dengan rekomendasi Adi melalui online. Sampai pukul satu delapan malam, semua sudah berdatangan. Adi sendiri menyewa aula diskotik untuk party umum yang pesertanya hanya diundang tamu-tamu hotel yang memiliki tiket masuk, dan mereka yang masuk hanya anggota Gir. Sehingga party ini tidak dicurigai sebagai pertemuan rahasia yang berpotensi membahayakan keamanan, karena party diadakan secara natural untuk menyambut turis asing. Adi tersenyum lega melihat orang-orang yang dulu menjadi rekan kerjanya, mereka berpelukan seperti layaknya teman sudah lama tidak bertemu. "Kami datang semua untuk mendukungmu, Di," ujar Michael dengan bahasa Inggris. Michael kini menjadi ketua organisasi, mantan tentara Amerika itu masih aktif di organisasi tersebut. "Aku juga membawa semua anggota baru, perkenalkan ...." Mich

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   351

    Bram menghela napas berat, dibelainya rambut istrinya yang kusut karena lama hanya melakukan aktifitas berbaring. "Sayang, Abang akan secepatnya datang menjemputmu. Sekarang masih belum bisa, Abang hanya menjengukmu, kuatir dengan keadaanmu. Apa kamu baik-baik saja?" tanya Bram dengan hati-hati. Dhea hanya diam menatap wajah suaminya dengan kecewa, matanya bahkan sudah berkaca-kaca. Apanya yang baik-baik saja? situasinya bahkan lebih kejam dari ketika dia dipenjara dulu. Rasa kangennya yang tidak tertahan pada putranya membuatnya sulit memejamkan matanya setiap malam. Perasaan ditinggalkan oleh suaminya mengikis rasa kepercayaannya sedikit demi sedikit, sudah seminggu lebih, tetapi apakah Bram tidak bisa mengatasi masalah di perusahan? apakah pria di depannya ini sengaja memilih kekuasaan dan hartanya daripada dia? Dhea menggeleng pelan untuk menghilangkan prasangkanya. "Percayalah pada Abang, doakan Abang agar cepat membawa Dhea dari tempat ini. Abang sangat merindukan Dhea, b

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   350

    Dhea hanya bisa berbaring di tempat tidur yang cukup besar dan mewah, kasurnya empuk, kamarnya luas dengan kamar mandi yang juga cukup mewah. Tidak kalah dengan kondisi di rumah Bram dulu. Dia hanya bisa berbaring dan tidak banyak melakukan aktifitas sepanjang hari untuk menghemat tenaga. Dua butir telur rebus dan setengah liter air mineral yang dijatah kepadanya sekarang sungguh benar-benar tidak akan cukup untuk melakukan aktivitas yang lebih dari itu. Apalagi awal-awal dia hanya mengkonsumsi tiga butir telur, rasanya hampir tiga malam dia tidak bisa tidur karena kelaparan. Semakin ke sini, tubuhnya sudah terbiasa, tetapi dia juga harus menghemat energi. Sedang hari ini, dia hanya menerima jatah dua butir telur. Ini baru hari ke tujuh, tetapi rasanya sudah sangat menyiksa. Lebih tersiksa dari kondisinya di penjara dulu, padahal dulu dia sama sekali menempati kamar yang tidak layak sama sekali. Dulu dalam satu ruangan hanya ada satu buah kasur singel, yang dihuni oleh enam orang

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   349

    Niko dengan serius memantau dua komputer sekaligus, rute pelacak yang ada pada Bram, serta navigasi robot kecilnya yang terus terbang di udara. Dalam dua puluh menit, robot itu sudah menyusul mobil yang membawa Bram ke arah barat daerah Banten."Cepat sekali dia menyusul," ujar Fikri i yang juga ikut memantau gerakan robot itu."Dia terbang, bukan jalan. dalam waktu satu menit sudah mencapai belasan kilometer," ujar Adi mengkomentari omongan Fikri, sementara Niko tetap serius menggerakkan kursor mouse untuk mengendalikan robot kecilnya."Kita keluarkan cengkeraman pada robot itu agar menempel di mobil itu, untuk menghemat baterai," ujar Niko."Emang cengkeramannya sekuat apa? tidak takut diterbangkan angin?" tanya Fikri yang antusias seperti mendapat mainan baru "Dia ditempatkan di belakang mobil agar bisa terlindungi angin. Cengkeramannya tidak kuat, hanya dilapisi lem seperti lem alteco.""Loh, kalau tidak bisa lepas bagaimana?" tanya Adi yang mengernyit heran, pasalnya lem itu ter

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   348

    "Kau terlalu banyak mengeluh, harusnya kondisi istrimu bisa menjadi motivasi untukmu. Atau kuhadirkan juga anakmu yang masih bayi?" ancam Abimanyu. "Aku tidak akan tergerak kalau belum melihat secara langsung bagaimana kondisi istriku, juga tidak akan termotivasi kalau belum berbincang dengannya," ujar Bram dengan keras kepala. "aish! baiklah!" dengus Abimanyu akhirnya mengalah. "Sakti, Ijal ... Bawa dia bertemu istrinya, biar dia puas melihat keadaan istrinya. Ketika pergi ke sana pastikan tangan dan kakinya terikat biar tidak kabur, matanya juga ditutup biar tidak tahu kondisi jalan!" perintah Abimanyu yang tidak sabar mendengar rengekan Bram. Setelah mengatakan itu, Abimanyu kembali lagi ke ruang pribadinya, sementara Bram tersenyum. Ternyata hanya sebatas ini kemampuan Abimanyu dalam mendengarkan keluhannya, dia hanya mengikuti saja pengaturan lelaki itu ketika para pengawal itu langsung meraih tangannya untuk memasang borgol dan menutup matanya dengan kain hitam. Para pengawa

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   347

    "Sakti?!" ujar Abimanyu yang melihat siapa yang mengetuk ruang pribadinya ini. "Selamat sore, Pak?" sapa Sakti yang melihat Abimanyu tengah bersantai duduk di sofa sambil bermain game di ponselnya. "Ada apa?" tanya lelaki itu masih fokus dengan ponselnya. "Pak Bram memaksa untuk bertemu dengan anda, Pak." Mendengar perkataan Sakti, Abimanyu berhenti menggerakkan jemarinya di atas layar ponsel, spontan lelaki itu menatap Sakti dengan tatapan garang. "Bukankah sudah kukatakan? kalau dia tidak boleh menemui ku kalau tugasnya dalam menstabilkan harga saham sudah berhasil, ini apa? belum ada kemajuan apa-apa," ujar Abimanyu dengan marah. "Justru itu yang akan dikatakan dan didiskusikan oleh pak Bram kepada anda, Pak." "Tidak ada negosiasi apalagi diskusi. Usir dia dari sini. Kenapa kau bawa dia ke sini tanpa bilang padaku dulu, Ha? kamu ini terlalu lancang, Sakti!" Abimanyu bertambah marah mendengarnya. "Situasi di perusahaan terlalu rumit, Pak. Bapak tidak bisa membuat hal

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   346

    Pulang kerja, seperti hari kemarin Bram dikawal oleh beberapa orang dan disupiri oleh supir baru yang juga tidak Bram kenal. Apalagi selama beberapa hari ini mereka juga tidak berinteraksi, Bram juga malas untuk bertegur sapa dengan mereka. "Antarkan saya ke tempat Abimanyu!" perintah Bram. "Bukankah Pak Abimanyu mengatakan dengan jelas, Pak Bram boleh menemuinya jika pekerjaan pak Bram selesai. Ini belum ada apa-apanya jadi pak Bram tidak berhak bertemu pak Abimanyu," ujar supir itu dengan tegas. "Kamu itu hanya sekedar supir, jadi tidak perlu mendikte saya. Saya tidak akan menyelesaikan tugas dari Abimanyu. Terserah dia sekarang, saya juga sudah buntu! saya mana bisa bekerja sendiri, saya akan bilang sama dia untuk memberi saya tim." "Ingat, Pak. Bapak harus keluarkan semua potensi dan usaha. Karena taruhannya nyawa istri dan anak bapak." "Keluarkan potensi dan usaha apa? sementara saya tidak boleh menghubungi siapapun. Memangnya saya bisa menyulap dengan sendiri nilai sah

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   345

    Mang Giman selalu membersihkan ruangan Bram pukul tujuh pagi sebelum semua karyawan datang ke kantor. Dia membersihkan ruangan Bram seperti biasa dan tidak mencurigakan, ketika dia sedang mengelap-elap meja dan merapikan dokumen diatas meja, dia segera meletakkan surat ber amplop putih itu di atas meja dekat kotak tissue. Lelaki itu menahan napas ketika melakukan itu semua, segera dia cepat-cepat keluar dan masuk toilet, di sana dia menghela napas sekuat-kuatnya, sangat ketakutan karena dia merasa gerak-geriknya dipantau dari jarak jauh oleh orang yang tidak diketahui siapa. Sungguh misterius dan menakutkan untuk orang awam seperti dia. Jam menunjukan pukul delapan pagi, semua karyawan sudah berdatangan dan sudah masuk ke ruangan kerja masing-masing. Bram sendiri datang sekitar jam setengah sembilan pagi. Ketika masuk ruangan, dia terus berkutat pada dokumen, sungguh tidak ada pegawai atau orang suruhan yang kompeten yang dia percaya sekarang. "Pak Bram, ini sudah seminggu, tetapi

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   344

    Sudah tiga hari Bram bekerja mengurus perusahannya, tetapi tidak ada perubahan sama sekali pada peningkatan nilai saham. Abimanyu sendiri mengatakan jika semua pegawai dan kolega Bram sudah dimutasi bahkan sudah dipecat dari perusahaan. Bram sendiri yang terpaksa menandatangani surat pemecatan mereka, pasalnya Abimanyu mengancam tidak akan memberikan makanan apapun pada Dhea jika dia tidak mengikuti semua perintah lelaki itu. Bram memang masuk ke kantor tetapi tetap saja rasanya seperti dipenjara. Dia tidak bisa mengontak siapapun dan meminta bantuan siapapun. Semua pekerja yang ada di kantor ini diduduki oleh orang-orang baru atau orang lama memang sudah bersekongkol dengan Abimanyu. Bram duduk dengan frustasi dengan semua kondisi ini, bahkan Adi orang kanannya sekarang tidak tahu di mana. Abimanyu memberi batas sampai tiga Minggu untuk menstabilkan nilai saham dan melakukan peralihan pemilik perusahaan dalam waktu tiga bulan. Abimanyu juga tidak bisa terburu-buru agar apa yang t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status