All Chapters of Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja: Chapter 171 - Chapter 180

372 Chapters

171

Part 171Dia sama sekali tidak pernah melakukan operasi plastik untuk mengubah wajahnya karena memang dia bukan Dhea Annisa Putri, Putri kandung Paramita. Lantas siapa dia? Apakah Bram boleh mengacu, pada satu nama? Tetapi Bram belum berani menebak sejauh itu. Tetapi feeling-nya sangat kuat saat ini, apalagi mendengar pesan dari mendiang ibu mertuanya itu, dia benar ... yah, dugaannya jika Dhea bukan anak kandung mertuanya adalah benar. apalagi sekarang? tinggal mencari tahu siapa sebenarnya Dhea, benarkah Dhea adalah Kamelia? benarkah Kamelia adalah Lia yang selama ini dia cari? jika demikian, berarti selama ini dia menikahi wanita yang selama ini dia tunggu, dia menikahi wanita yang tepat, belahan jiwanya yang sangat dia rindukan.Memikirkan itu semua membuat tubuh Bram gemetar menahan perasaan, dengan antusias dia peluk wanita di sampingnya erat-erat, seolah-olah dia tidak akan melepaskan pelukan itu selama-lamanya."Sayang, tahukah kau? betapa aku sangat mencintaimu?" gumam lelaki
last updateLast Updated : 2024-03-23
Read more

172

Part 172Dengan lesu Bram akhirnya mengabarkan agar Dhea ke Batam bersama Adi. Dia sendiri sedang sibuk-sibuknya dengan pekerjaan di Jakarta. Dhea sempat protes, apa nggak ada orang lain yang bisa menggantikannya? tetapi ketika mendengar itu permintaan khusus dari Pak Ibrahim, dia bisa apa? lagipula sekarang statusnya adalah anak angkat walikota tersebut, jadi dia juga harus menghormatinya, walaupun sebenarnya dia sendiri tidak menginginkan menjadi anak walikota itu. Semua dia lakukan demi Kamelia, entah kenapa, mendengar seorang ayah yang kehilangan anak gadis dan berharap bisa melihat sosok gadis itu pada dirinya membuatnya sedikit terenyuh.Ketika mendarat di bandara Batam, Fathan sudah menjemput Dhea dengan mengendarai mobil mewahnya, kali ini jenis mobil Buggati. Dhea sudah tidak heran lagi kalau lelaki ini selalu gonta-ganti mobil mewah, secara di rumah ayah lelaki ini terparkir beberapa jenis mobil mewah."Kita langsung ke rumahmu, ya?" ujar Fathan yang mengendarai mobil.Seben
last updateLast Updated : 2024-03-23
Read more

173

part 173Adi yang sudah turun segera mengambil koper Dhea di bagasi. Mereka melangkah masuk ke rumah, entah kenapa, setiap memasuki rumah ini, perasaan Dhea seperti tersedot ke dalam kesedihan, air mata tak kuasa menitik ke pipinya. Dhea buru-buru menghapus air matanya agar tidak terlihat oleh orang-orang disekitarnya.Mereka langsung menuju meja makan, sementara koper Dhea dibawa oleh Bik Siti ke kamarnya dan langsung dirapikan."Wah, ini baru namanya makan enak," ujar Adi."Ayo, dimakan. Dhea, kau mau makan ini? ini sayur nangka kesukaanku. Apa kau pernah memakan sayur ini?" ujar Fathan."Oh, nangka muda? tentu saja aku pernah memakannya. ini digulai, kan? kalau digulai akan enak kalau makannya pakai nasi lontong," jawab Dhea yang begitu antusias.Ingat nangka muda, Dhea jadi ingat Aryan. Dulu dia sering meminta buah nangka muda di halaman belakang rumah Aryan untuk dibuat sayuran karena memang kadang kala dia kehabisan uang untuk membeli sayuran dan lauk pauk. Tetapi setelahnya Ar
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

174

Part 174Dhea tidur cukup nyenyak malam ini, itu juga karena Bram sudah menelponnya setiap tiga jam sekali. Lelaki itu memang perhatiannya begitu over akhir-akhir ini. Ketika jam menunjukan pukul delapan pagi, Khaidir sudah menjemputnya, di dalam mobil juga sudah ada Adi yang akan mendampinginya ke pertemuan.Pertemuan kali ini tidak di kantor wali kota, pertemuan akan diadakan di hotel bintang empat di kota ini. Adi mengatakan jika Ilham dan dua staf lainnya sudah menunggu di sana. Dhea mengambil sebuah tas map dan membuka isinya, di sana ada draf data yang sudah dikerjakan jauh-jauh hari setelah ke Batam tempo hari, draf itu dikerjakannya dengan teliti."Bahan presentasinya sudah siap, Bu?" tanya Adi memastikan."Sudah, Pak. Ada di laptop. Kira-kira siapa yang akan hadir dari pihak klien?""Sepertinya Pak Ibrahim yang akan datang sendiri, beserta Penanggung jawab dari PU dan pihak pelabuhan.""Apa ada investor yang mendanai proyek ini?""Sepertinya tidak, dana ini sepenuhnya dibiaya
last updateLast Updated : 2024-04-03
Read more

Bab 175

Sudah dua Minggu Dhea berada di kota ini, setiap dua hari sekali, Pak Ibrahim selalu mengundangnya makan. kalau tidak makan siang, ya kadang makan malam. Suasana yang terbangun diantara mereka benar-benar membuat Dhea takjub, dia menjadi akrab dan tidak canggung lagi dengan Ibrahim maupun Fathan putranya. Hanya saja dengan Sovia Veronika istri Ibrahim masih belum bisa mengakrabkan diri. Bukan karena Dhea tidak berusaha, tetapi Sovia memang selalu menjaga jarak dan terkesan tidak menyukainya.Siang itu Dhea kembali dijemput Fathan untuk mengunjungi rumah mereka. Ibrahim sudah memasak makanan kesukaan Dhea, dia bahkan memesan SOP kerang khusus dari kedai Pakcik Ali."Pekerjaanku sudah selesai di sini, Pak. Lusa aku ijin akan kembali ke Jakarta," ujar Dhea di tengah acara makan siang itu."Sudah berapa kali aku bilang jangan panggil Pak. Panggil aku ayah!" sela Ibrahim dengan nada tidak suka "Oh iya, Ayah. maaf ....""Tidak bisakah kau menetap di kota ini saja?aku bisa memberimu pekerja
last updateLast Updated : 2024-04-06
Read more

176

Part 176 Ketika sampai perusahaan itu, mereka disambut oleh Raditya. Lelaki ini memiliki kepribadian yang luwes dan pandai bicara, penampilannya yang perlente memperlihatkan jika dia pandai bergaya. Penampilan seperti itu mengesankan bahwa lelaki ini baru saja memiliki sedikit kekayaan dan membuatnya berdandan habis-habisan. Dari segi wajah, Raditya terlihat biasa-biasa saja, tetapi karena ditunjang dengan penampilannya ini, membuat lelaki itu sedikit berkelas. Raditya mencerikatan sedikit latar belakang perusahaan mereka, dia sudah serius untuk menjual sahamnya. Karena perusahaan ini didirikan berdua dengan Tommy, jadi saham mereka juga Fifty-Fifty. Persoalannya sekarang Tommy justru tidak mau menjual sahamnya, semntara Bram akan mengakuisisi perusahaan itu total, bukan hanya membeli separuh saham saja. Tidak berapa lama Tommy juga datang ke ruangan direktur, yang saat ini diduduki oleh Raditya, sekali lagi dengan tegas lelaki itu menolak menjual sahamnya. "Saya tidak bersedia me
last updateLast Updated : 2024-04-07
Read more

177

Part 177 "Bukankah itu Adelia? sepertinya dia mabuk?" ujar Dhea sambil menatap heran ke arah kedua orang yang tengah berseteru tersebut. Melihat adegan di depannya, membuat perasaan Dhea menegang dan tidak enak, diam-diam dia melirik ke arah suaminya, terlihat tangan lelaki itu mencengkeram erat stir kemudi. Tatapan Bram juga begitu tajam mengarah ke arah Adelia. Dhea sudah menduga, pasti lelaki ini tidak akan bisa berpaling dari Adelia, apalagi melihat wanita itu dalam kesulitan seperti itu. "Cantik, ayo ikut aku! Tidak baik perempuan cantik sepertimu berkeliaran seperti ini!" "Lepaskan aku! Aku tidak Sudi ikut denganmu! Lepaskan aku!" Dialog mereka terdengar samar-samar. Adelia tampak memberontak, tetapi lelaki itu ternyata memiliki tenaga yang tidak sebanding dengannya, dengan mudah lelaki itu bisa menyeret wanita itu untuk mengikutinya. Dhea hanya merapatkan bibir melihat semua itu, perempuan seperti apa yang sudah larut seperti ini berkeliaran di klub malam? Apakah sebenarny
last updateLast Updated : 2024-04-07
Read more

178

Part 178"Ambil perempuan itu, aku tidak minat! Aku hanya berminat pada perempuan yang ada di dalam mobil ini.""FRANS! JANGAN MACAM-MACAM, BRENGSEK!"Frans tidak menghiraukan teriakan Bram, lelaki itu bahkan tersenyum meremehkan, seolah-olah menantang lelaki yang kini bergerak akan menyerangnya. Namun sayang, gerakan Bram dihentikan oleh tiga orang anak buah Frans. Frans menghampiri mobil dan mengetuk kaca jendelanya, Tak berapa lama jendela itu terbuka, tampak raut wajah cantik menyembul dari dalam membuat Frans sangat kegirangan."Hello, my beautiful love?" sapa Frans dengan senyum yang dipaksakan manis.Dhea yang melihat lelaki urakan itu tersenyum seperti itu justru tidak melihat manisnya dari mana, senyum itu justru terlihat seperti seringai jahat."Dhea! tutup jendelanya! cepat kunci!" teriak Bram.Lelaki itu jelas sangat mengkuatirkan istrinya, dia tahu pasti seberapa gilanya Frans, lelaki tidak waras itu bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa dibayangkan demi membalas dendam
last updateLast Updated : 2024-04-09
Read more

179

Part 179Dhea membuka matanya ketika terdengar adzan subuh menggema dari ponselnya. Dia memang sengaja memasang waktu salat untuk mengingatkan waktu ataupun sebagai alarm. Matanya mengerjap beberapa kali, kepalanya sedikit pusing karena dia hanya tidur kurang dari dua jam. Pandangannya mengarah ke segala arah di kamar ini, mencari sosok yang biasanya tidur disampingnya. Tetapi orang itu tidak ada di sana, berarti memang belum pulang.Dengan langkah malas Dhea menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu dan melaksanakan salat subuh, setelah salat dia berharap rasa kantuk datang menghampiri tetapi ternyata malah sulit memejamkan mata, yang ada kepalanya tambah sakit karena memikirkan banyak hal, terutama lelaki itu.Dengan langkah malas akhirnya Dhea turun ke dapur untuk membuat secangkir kopi panas, kopi tubruk tradisional lebih di sukai apalagi yang ditambah gula sedikit.Duduk di meja makan dengan secangkir kopi yang masih mengepul membuatnya tampak sedikit kesepian, tidak mungkin Bram
last updateLast Updated : 2024-04-09
Read more

180

part 180Pagi itu Dhea menghubungi Raditya akan bertemu dengannya di kantornya seperti kemarin. Dia tidak membiarkan Bram pergi bersamanya karena lelaki itu terlihat begitu lelah karena semalaman tidak tidur. Ya, sudahlah ... lupakan saja masalah Adelia, yang jelas Bram tidak bersama gadis itu tadi malam sudah cukup membuat Dhea tenang. Ketika sampai perusahaan teknologi itu, Raditya langsung melakukan penawaran. Dia menawarkan harga sepuluh miliyar, sebelum pergi ke perusahaan ini Dhea sudah berdiskusi dengan Bram, berapa penawaran tertinggi yang Bram sanggupi, suaminya itu mengatakan tiga puluh miliyar, itu artinya untuk saham Raditya dihargai maksimal lima belas miliyar."Bagaimana, Bu Dhea?" tanya Radit dengan tidak sabaran."Kalau hanya saham anda saja, aku menghargai delapan miliyar itu sudah maksimal. Tetapi akan aku pertimbangkan kalau saham Tommy juga saya beli, saya berani dua puluh miliyar semuanya," jawab Dhea dengan tegas."Cuma delapan miliyar? property dan surat ijin p
last updateLast Updated : 2024-04-09
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
38
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status