Part 164Setelah adzan isya, mereka sudah bersiap-siap pergi. Suster Halimah ikut mobil Sania yang dikemudikan anak buah Lingga sementara Sania duduk di bangku depan, Dhea yang duduk sendirian membawa bantal agar bisa tidur selonjoran. Ketika semuanya sedang mempersiapkan mobil, jenazah Paramitha juga sudah masuk ambulance, seseorang datang terburu-buru menghampiri mereka."Dhea?! kamu mau berangkat malam ini?" tanya lelaki itu dengan terburu-buru.Dhea memandang Sania sebelum menjawab pertanyaan lelaki itu, sania hanya mengangguk mendukungnya."Iya, yah! agar jenazah ibu lekas di makamkan.""Besok saja, nanti ayah caterin helikopter biar cepat sampai. Lagian Bram juga belum datang, kan?""Tidak perlu, Yah. lagian pemakaman keluarga kami berda di pelosok, sangat mengundanh perhatian kalau ada helikopter parkir di sana, aku tidak suka dengan cara seperti itu," jawab Dhea."Lagian Kak Bram ke mana, sih? Dari tadi kicariin gak ketemu, ponselnya juga gak bisa dihubungi," ketus Sania."Dia
Read more