Bab 93 Through the time“Apa kamu tidak apa – apa?”“Iya, aku tidak apa – apa?” sahut Bening seraya meringis. Suaranya seperti aku kenal? Wanita itu mendongak dan terkejut. “Kama, kenapa kamu di sini?” tanyanya gugup.Alih – alih menjawab pertanyaan Bening. Kama mengulurkan tangan, membantu Bening berdiri. “Lututmu terluka!” tanpa ragu pria itu memeriksa luka Bening. “Luka ini harus segera diobati biar tidak infeksi.”“Mas, mba, gerobak cilok saya bagaimana ini?” kata Mas pedagang cilok. Mukanya kusut melihat sebagian ciloknya tumpah ke tanah.“Tenang, Mas, saya akan ganti rugi,” kata Bening. Dia membuka dompet dan memberikan semua uang yang ada di dalam dompetnya. Uang itu dari pembayaran bunga barusan. “ini Mas.”“Wah, ngawur saja, uang ganti ruginya cuma 150 ribu. Lihat itu, gerobak cilok saya ada yang penyok! Belum lagi cilok saya yang rusak. Saya kan rugi kalo begini, gak bisa jualan. Mana istri mau lahiran pula,” gerutu Mas penjual cilok.“Terus, saya harus ganti berapa, Mas?” t
Read more