“Aku pergi menemui ibumu.” “Apa?” Aara benar-benar terkejut, pupil matanya bahkan sampai melebar. Apa yang baru saja didengarnya? Zayden, dia pergi menemui ibunya?Tampak Zayden yang kemudian berdiri, dengan tatapannya yang terus fokus menatap Aara. Dia melangkah, hingga kini berada tepat di depan Aara.Jarak mereka begitu dekat, hingga rasanya Aara bisa merasakan panas nafas Zayden yang mengenai keningnya.“Di rumah sakit,” lanjutnya.Seketika, Aara pun mendongak. Menatap Zayden lagi-lagi dengan ekspresi terkejutnya.“Kenapa, terkejut? Apa karena aku tiba-tiba mengetahuinya?”‘Aku tidak terkejut, karena kau adalah seorang Zayden. Aku yakin, kau pasti sudah mencari tahu semuanya tentang diriku bahkan pada titik terkecil. Tapi, aku justru terkejut. Karena entah kenapa kau malah terlihat seperti baru mengetahui hal ini. Kau bahkan sampai datang ke sana,' batinnya.“Kenapa? Kenapa kau tidak memberitahukan hal ini padaku?”Aara mengernyit. ‘Jadi, sungguh dia benar-benar tidak tahu?’ bati
Terakhir Diperbarui : 2023-10-08 Baca selengkapnya