Home / CEO / Jadi Budak Kakak Ipar / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Jadi Budak Kakak Ipar: Chapter 31 - Chapter 40

97 Chapters

CERITA DUA SAUDARA

Alan benar-benar tak mau menghilangkan kesempatan terbaiknya sebagai pasangan pengantin baru. Melihat Felisha yang tak lagi menolak aksi darinya, seperti tak mau membuang kesempatan selama ia ingin dan belum merasa puas. Setelah panggilan dari Erik harus berakhir dengan keintiman mereka di dalam mobil, kini Alan meminta adik ipar yang sudah sah menjadi istri keduanya itu untuk istirahat. Sedangkan dirinya memutuskan untuk pergi bersama para pengawal dan asisten setianya. "Apakah tak boleh aku mengajak teman untuk menemani aku selama di sini?" tanya Felisha sesaat sebelum Alan pergi. "Aku memintamu untuk istirahat karena aku akan kembali meminta jatahku. Jadi, jangan meminta sesuatu yang tidak akan mungkin aku kabulkan di waktu-waktu seperti sekarang ini."Tidak perlu menjelaskan, Felisha sangat mengerti maksud ucapan Alan barusan. "Apakah kamu berpikir bahwa saat ini kamu sedang liburan, begitu?""Tidak," jawab Felisha seraya menggeleng. Ia cukup tahu diri posisinya saat ini."Jad
Read more

AWAL MALAM PERTAMA

Alan terlihat memicingkan matanya ketika melihat penampilan Felisha setibanya ia di kamar hotel. Hal itu membuat Felisha takut dan cemas sebab aura negatif yang tiba-tiba saja hadir. "Apakah cuma baju ini yang Luna siapkan?" Alan bertanya memastikan pekerjaan anak buahnya. Pertanyaan yang sebetulnya biasa, entah mengapa membuat Felisha semakin ketakutan. "Tidak, Kak. Banyak pakaian di lemari yang sudah Luna siapkan.""Lalu, kenapa baju ini yang kamu pakai?" Perlahan Alan mendekati Felisha. Ia kemudian berhenti melangkah setelah berdiri tepat di depan sang istri. "Apakah menurut Kak Alan baju ini jelek?" Felisha bertanya tanpa berani menatap lelaki di depannya itu. "Ya. Untuk malam ini baju yang kamu kenakan sekarang terlihat sangat buruk. Mataku bahkan sakit saat melihatnya."Felisha mencoba memindai tubuhnya sendiri. Ia bisa memastikan jika semua pakaian yang ada di dalam lemari tak ada satu pun yang buruk. Semua cantik dan bagus. Bahkan untuk pakaian Alan sendiri meski didomina
Read more

SYARAT YANG ALAN AJUKAN

Alan mencoba memikirkan permintaan Felisha. Satu minggu pergi kuliah dengan status baru sebagai pengantin baru? Meski Alan tak ada di siang hari karena masih harus bekerja, tetapi ia seperti belum rela mengizinkan istri barunya itu untuk kembali menjalani rutinitas hariannya. Namun, dilihatnya wajah wanita itu yang memandangnya penuh harap, pikiran Alan pun mulai goyah. "Puaskan aku malam ini, baru aku akan pikirkan permintaanmu itu."Pada akhirnya Alan akan menuruti apa yang Felisha minta, tapi ia seperti sengaja ingin mengerjai istrinya untuk mau melakukan sesuatu yang seru malam itu. Kedua mata Felisha mengerjap berkali-kali, seolah tak mengerti maksud yang Alan katakan. "Aku tidak akan berlaku kasar malam ini. Sebagai gantinya, layani aku sesuai kemampuanmu. Jadikan malam pertama kita sebagai sebuah memori yang pantas untuk dikenang," ucap Alan sembari menyeringai. Seketika debaran di hati Felisha mulai bereaksi. Ia terkejut sebab permintaan Alan yang ingin mendapatkan pelaya
Read more

IZIN DIBERIKAN

Alan masih mencoba bertahan. Ia masih mendiamkan Felisha dengan segala aksinya. Tak ada penolakan atau keengganan yang lelaki itu berikan. Justru sikap diamnya membuat Felisha leluasa bergerak dan melayani. Satu erangan lolos ketika Alan masih menikmati usaha sang istri. Aksi amatir tapi Alan nilai lumayan sebab pengalamannya yang nol. Felisha sendiri terlihat kaku ketika melakukan semuanya. Tak ada persiapan atau pemikiran jika yang ia lakukan saat ini adalah sebuah penilaian yang akan Alan berikan sebagai bahan pertimbangan atas permintaannya. Bagi Felisha ia hanya berharap supaya Alan bersikap baik padanya setelah ini. "Segini saja? Apa tak ada kelanjutannya?" tanya Alan saat melihat Felisha beranjak bangun dan memandang ke arahnya. Tampak istrinya itu mengusap bibirnya yang basah. Sesuatu yang menempel di sana, membuat Alan tanpa sadar menggeram. "A-aku hanya terlalu takut."Jawaban yang aneh menurut Alan karena sejak Felisha memulai, tak ada reaksi marah atau kekesalan yang
Read more

SATU FAKTA TERLUPAKAN

Felisha sedang melihat berbagai macam kue ulang tahun ketika ada seseorang yang memanggilnya. "Feli!" panggil suara seorang lelaki yang cukup dekat dengan posisi Felisha berdiri. Wanita itu menengok, mencari asal suara. "Erik!" Felisha tersenyum menatap teman kuliahnya itu. Tapi, sedetik kemudian ia terdiam ketika melihat Luna sudah berdiri di belakang sang kawan. Namun, Luna tidak berkata apa-apa. Gadis itu hanya menatap dan mengawasi dalam diam. Satu sikap yang membuat Felisha menjadi salah tingkah. "Kamu mau beli kue?"Pertanyaan Erik membuyarkan konsentrasi Felisha. "E-eh, iya. Kamu juga?""Iya, si Feby nitip. Katanya buat dosen pembimbing.""Oh." Felisha tidak menanggapi terlalu banyak. Setelahnya ia kembali melihat deretan kue ulang tahun berukuran mini yang tampak lucu dan cantik di depannya. Sedikit membungkuk demi melihat keseluruhan kue yang terpajang. "Memang siapa yang ulang tahun?" Tiba-tiba Erik sudah berdiri dan ikut membungkuk di sebelahnya. Lalu, mengamati kue
Read more

RENCANA MENDAPATKAN UANG

Di kampus, Felisha tidak melihat Gina. Padahal kemarin temannya itu bilang akan masuk di hari pertama ujian. "Terima kasih ucapannya, Feli. Maafkan aku juga karena tidak masuk hari ini. Ibuku masuk rumah sakit waktu aku mau berangkat."Jawaban atas pesan yang Felisha kirimkan, langsung dibalas oleh Gina. "Semoga ibumu cepat membaik. Jangan pikirkan kuliah, fokuslah pada ibumu."Felisha turut prihatin atas apa yang terjadi pada Gina. Tapi, ia tetap salut dengan kegigihan kawannya itu. Berasal dari kampung yang memiliki cita-cita tinggi ingin mendapat gelar pendidikan terbaik, Gina rela kuliah sambil bekerja part time di salah satu kafe. Bahkan, tak jarang ia akan bekerja freelance di setiap event-event tertentu. Menjadi seorang SPG suatu produk yang dengan mudah Gina dapatkan sebab memiliki penampilan yang baik juga wajah yang manis.'Haruskah aku seperti Gina, yakni bekerja untuk mendapatkan uang,' batin Felisha yang tiba-tiba ingat dengan jumlah uang di dompetnya ketika tadi hendak
Read more

DIANTAR

Perasaan senang semakin Felisha rasakan. Fix sudah, ia akan bekerja di lusa nanti sebagai seorang SPG di sebuah event yang cukup besar. Meski tidak memiliki pengalaman sebagai seorang sales promotion girl, Felisha bertekad akan melakukan pekerjaan tersebut dengan sebaik-baiknya. "Telepon dari siapa?" Perempuan itu hampir lupa jika masih ada laki-laki di dekatnya saat ini. Erik yang sebelumnya tengah menawarkan tumpangan, menatap Felisha dengan tatapan penasaran. "Teman.""Teman?""Iya." Felisha menjawab santai. "Kalo aku tidak salah dengar, apakah kamu mau ambil satu pekerjaan, Feli?"Felisha mendongak dan memperhatikan ekspresi Erik yang sepertinya begitu ingin tahu. "Ya.""Kerja apa?"Sampai di tahap pertanyaan ini, Felisha memilih tidak menjawab. Menurutnya Erik terlalu ingin tahu kehidupannya. "Feli, sorry kalo aku terlalu ikut campur. Tapi, apa SPG?""Apa ada yang salah?""Kamu butuh kerjaan? Atau butuh uang?""Erik, cukup!" Felisha bereaksi cepat. Ia tidak sadar jika sudah
Read more

MATA-MATA ALAN

Tidak banyak obrolan yang Felisha lakukan dengan Adit, lelaki yang merupakan teman Gina. Di mana ia akan ditemani selama bekerja di event sebuah pameran mobil lusa nanti. Erik yang khawatir tentang pekerjaan yang akan Felisha jalani, tidak sungkan untuk terus menemani dan mengawasi kalau-kalau ada sesuatu yang menurutnya tidak baik. "Jangan khawatir, Mas. Pacarnya aman kok sama saya." Adit tampak tersenyum sebab sepanjang obrolan yang ia lakukan bersama Felisha, lelaki di depannya itu terus menatap tajam seolah ingin menerkam. "Eh, dia bukan pacar saya, Mas Adit." Tiba-tiba Felisha menyahut, dan sontak membuat Erik beralih menatapnya. "Belum dan akan." Erik menimpali ucapan Felisha begitu percaya diri. "Haha, bagus-bagus. Sikap percaya diri yang tinggi."Erik masih menatap Felisha saat mendengar gurauan yang Adit lontarkan. Tapi, tidak dengan perempuan satu-satunya di meja tersebut, ia sudah mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Ya udah, Mas. Kalo memang gak ada lagi yang haru
Read more

HUKUMAN LEMBUT

Sekian waktu berlalu dan Alan berhasil menahan amarahnya. Setibanya di kamar hotel presiden suite tempat ia dan Felisha menikmati malam sebagai pengantin baru, lelaki itu hilang sudah kesabarannya. Alan melempar Felisha ke kasur tanpa bertanya atau berkata apapun. "Ka, ada apa ini?" tanya Felisha dengan raut muka ketakutan. Namun, Alan tidak mengeluarkan suaranya. Pertanyaan Felisha ia anggap angin lalu. Dan kini ia sudah melepas jas serta dasi yang sebelumnya melekat di tubuhnya. Lantas, dengan diiringi tatapan panik dan perasaan takut yang tampak di wajah Felisha, Alan beranjak dan mendekat. "Kak?" Kembali Felisha memanggil dengan suara lirih. Wanita itu mundur setelah berusaha bangun dari posisi terjatuh sebelumnya. Ia yang hanya bisa merayap mundur ke arah sandaran ranjang, sesekali melihat dan mengawasi tatapan Alan yang terus tajam melihatnya. Felisha tak bisa kabur ketika tiba-tiba Alan menarik kedua kakinya sehingga membuatnya kembali berbaring dengan wajah kaget bukan m
Read more

HARI PERTAMA

Setelah tahu jika dirinya diawasi, Felisha mulai berhati-hati. Waktu itu ia bisa lolos dari kecurigaan Alan setelah meyakinkan suaminya itu jika Adit yang ia temui adalah seniornya di kampus. Tapi sekarang, tak mungkin Felisha melakukan kebodohan yang sama jika tidak ingin ketahuan untuk kedua kalinya oleh Luna. "Maaf, Mas Adit. Aku mungkin sedikit terlambat. Ada hal penting yang harus aku selesaikan dulu."Felisha akhirnya mengirim pesan kepada Adit. Hari di mana ia memulai pekerjaannya sebagai seorang SPG, membuatnya berpikir lebih jeli demi menghindari pengawasan Luna. Kemarin setelah kuliah selesai, Felisha langsung pulang sehingga tak ada pertanyaan aneh apapun dari Alan ketika malamnya ia sampai hotel. Kegiatan malam langsung lelaki itu lakukan seperti malam-malam sebelumnya. Membuat tubuh Felisha seperti mau hancur saking semangatnya Alan melakukannya. 'Sepertinya aku akan melewati seminggu di sini tanpa jeda satu hari pun,' batin Felisha nelangsa. Tak pernah ia bayangkan s
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status