Wilona langsung menubruk Daniel, menenggelamkan tubuhnya di dalam pelukan Daniel bahkan belakangan, dia mulai menangis di dalam pelukan Daniel."Kok nangis, sih, sayang?""Aku ketakutan. Aku sempat berpikir kamu akan diremukkan raksasa itu. Huhuhu.""Oh, ternyata begitu. Ternyata ada yang ketakutan. Senang banget loh aku karena ada yang mengkhawatirkanku.""Kamu jangan jahat! Jangan menggoda aku seperti ini. Aku betul-betul khawatir, tahu!""Iya, iya. Aku tahu. Aku cuma senang aja melihat kamu mengkhawatirkan aku. Tetapi itu juga berarti, kamu tidak mempercayai suamimu sendiri. Tidak mungkin aku biarkan diriku dihabisi orang karena aku ingin sekali kembali menemui wajah cantikmu, memelukmu erat, bercengkrama denganmu, menatap wajahmu karena kamu adalah sesuatu yang paling indah dalam hidupku, yang selalu membuat aku semangat untuk menjalani hidup, kamu adalah api yang menyemangatiku walaupun aku sedang berada di perang yang sangat sulit."Wilona diam-diam meresapi kata-kata Daniel in
Read more