Satu minggu berlalu, kejadian penembakan waktu itu berusaha untuk Isabel lupakan. Gadis itu sengaja tidak berlarut-larut menunjukkan rasa takut. Meski dia tahu, bahwa rasa takut tak bisa hilang darinya, tapi tetap Isabel berusaha untuk tenang.Trauma Isabel memang melekat. Dia berkali-kali hampir dibunuh, tapi lagi dan lagi dia selalu selamat dari bahaya. Seolah semesta memang belum mengizinkannya untuk meninggalkan dunia fana ini.Selama pemulihan hati dan jiwa, Isabel hanya tetap mengurung diri di penthouse Joseph. Jika dia ingin membutuhkan sesuatu, maka dia akan menitip pada pelayan untuk membelikannya barang atau bahan-bahan makanan pada pelayan—agar membeli di supermarket terdekat.Isabel bersyukur kejadian penembakan tempo hari, tidak membuat dirinya mendapatkan rentetan pertanyaan dari Joseph. Akan tetapi, jauh dari hatinya paling dalam, dia merasa bersalah pada Joseph.Diamnya Joseph tidak membahas tentang penembakan itu, membuat hati Isabel menjadi cemas tak menentu. Ada ras
Baca selengkapnya