All Chapters of Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch): Chapter 41 - Chapter 50

95 Chapters

Bab 41. Undangan ke Istana

“Arthur, minumlah kopi susu ini selagi hangat.” Bianca memberikan secangkir kopi susu yang dia buat khusus untuk sang suami tercinta. Dia sengaja membuatkan khusus kopi susu untuk suaminya. Siang hari seperti ini memang sang suami kerap meminum kopi susu.“Terima kasih, Sayang.” Arthur mengecup bibir Bianca, dan menyesap kopi susu yang diberikan oleh istri tercintanya itu. “Arthur, kapan kita kembali ke New York? Aku ingin bertemu dengan temanku dalam waktu dekat ini.” Bianca menangkup kedua rahang Arthur, menatap lembut sang suami.Sampai detik ini Bianca dan Arthur berada di kota Murcia. Mereka masih belum kembali ke New York padahal acara jamuan makan malam tempo hari yang diadakan sudah lewat jauh.Arthur membelai pipi Bianca. “Tunggulah sebentar. Aku ingin kita kembali ke New York bersama Joseph. Aku kurang suka Joseph bersama Isabel.”Kening Bianca mengerut dalam, menatap Arthur. “Kenapa kau tidak suka dengan Isabel, Arthur? Jangan bilang karena dia pergi meninggalkan kita di p
Read more

Bab 42. Kelicikan Ginny

Bibir Isabel menaut ke bibir Joseph dengan penuh kelembutan. Lidah mereka membelit satu sama lain. Suara decapan menyelimuti ciuman bergairah di pagi hari itu. Ciuman yang tersirat hasrat menggebu-gebu. “Ah, Joseph…” Isabel mengerang di sela-sela desahannya di kala tangan nakal Joseph, menyelinap masuk ke dalam gaun tidur Isabel, dan mengusap-usap lembut puting gadis itu.Tubuh Isabel menggelinjang merasakan geli bercampur nikmat di kala jemari Joseph, memilin puting payudaranya. Sentuhan itu memberikan sengatan di sekujur tubuh gadis itu—memberikan sensasi yang tidak bisa dilupakan. Joseph melepaskan tautan bibir itu, dan menatap penuh kelembutan Isabel tanpa melepaskan jemarinya yang masih memilih puting payudara Isabel. “Apa hukuman seorang pria yang berani meniduri seorang putri raja, sebelum tanpa ikatan pernikahan?” bisiknya tepat di depan bibir Isabel.Persetan dengan hukuman. Joseph sama sekali tidak peduli. Tapi, dia tetap berusaha menahan dirinya, karena tak ingin melukai
Read more

Bab 43. Hanya Mimpi Buruk

Ginny tersenyum puas melihat foto-foto di tangannya. Sebelumnya, dia meminta anak buahnya untuk mencari tahu tentang kehidupan lama Joseph. Rupanya sangat mudah mencari informasi tentang kehidupan Joseph. “Tuan Putri, apa ada lagi yang Anda butuhkan?” tanya sang asisten sopan pada Ginny.Ginny menggerak-gerakkan foto di tangannya. “Kau sudah melakukan kerja bagus. Kau boleh pergi sekarang.”“Baik, Tuan Putri. Saya permisi.” Sang asisten menundukkan kepalanya, pamit undur diri dari hadapan Ginny.Ginny nampak sangat puas dan senang melihat foto yang dia inginkan sudah berada di tangannya. Rencananya tahap awal, sudah berada di fase sempurna. Tinggal dia merencanakan tahap berikutnya. Ginny melangkah meninggalkan tempat itu, menuju ke tempat di mana ibunya berada. Dia langsung mencari keberadaan ibunya, ketika dia sudah berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan.“Mom…” Ginny melangkah menghampiri ibunya.Inez mengalihkan pandangannya, menatap Ginny. “Ada apa?” Ginny mendekat, dan du
Read more

Bab 44. Berburu

Mimpi yang datang membuat Isabel memutuskan untuk menunda sejenak ke istana. Entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak. Itu yang membuat Isabel sejenak menunda kepulangannya ke istana. “Isabel, gantilah pakaianmu. Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat.” Joseph melangkah menghampiri Isabel.Isabel mengalihkan pandangannya, menatap Joseph. “Kau ingin membawaku ke mana, Joseph?”Joseph memeluk pinggang Isabel. “Aku ingin mengajakmu berburu.”“Berburu?” Mata Isabel melebar.Joseph menganggukkan kepalanya. “Ya, aku ingin mengajakmu berburu.” Isabel menggigit bibir bawahnya. “Joseph, aku takut kalau berburu. Nanti kalau ada singa atau harimau bagaimana?” Benak Isabel hanya dipenuhi bagaimana kalau nantinya di hutan, ada hewan-hewan buas. Mmebayangkan itu membuat bulu kuduk Isabel merinding akibat rasa takut yang menyergap dirinya. Josep melumat bibir Isabel. “Hewan pun tidak ada yang berani menyerang calon ratu,” bisiknya sengaja menggoda Isabel.Isabel memukul pelan lengan kekar J
Read more

Bab 45. Pergulatan Panas Tak Kunjung Usai

Isabel mengerjapkan mata beberapa kali, merasakan tubuhnya begitu remuk. Bahkan kewanitaannya terasa nyeri. Perlahan, gadis itu membuka mata dan melihat ke sekeliling di mana dirinya berada. Isabel terdiam sebentar ketika melihat dirinya berada di sebuah kamar asing di rumah kayu yang cukup kuat. Hujan di luar masih terdengar di telinga Isabel. Detik itu juga ingatannya teringat akan sesuatu hal. Seketika pipi Isabel bersemu merah mengingat malam panasnya dengan Joseph. Tatapan gadis itu menunduk ke tubuhnya—melihat tubuh telanjangnya dipenuhi dengan bercak kemerahan.Isabel tahu pelaku utama yang membuat tubuhnya penuh dengan bercak merah seperti ini. Tentu siapa lagi kalau bukan Joseph—pria yang sangat dia cintai. Percintaan panasnya dengan Joseph selalu muncul di dalam benaknya.Dia mengingat jelas bagaimana Joseph menyentuh seluruh tubuhnya tanpa henti. Sentuhan maut, yang melumpuhkan seluruh organ tubuh Isabel. Joseph menyentuhnya dengan sentuhan memuja penuh damba.Walaupun a
Read more

Bab 46. Serangan

Hujan telah berhenti, namun awan masih menunjukkan mendung. Bulan dan bintang yang biasanya menghiasi langit megah malah tak ada, karena telah tertutupi oleh awan gelap. Langit megah tak lagi terang, karena matahari telah tenggelam.Saat ini. Joseph melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang membelah kota. Pria itu melaju dengan pelan. Tak ingin mengganggu Isabel yang bersandar di kursi mobil. Gadis itu nampak sangat kelelahan.Lihat saja, selama Joseph mengemudikan mobil—Isabel menyandarkan kepalanya di kursi mobil. Gadis itu terlihat tak memiliki banyak tenaga. Wajar saja, dia kelelahan terus menerus diserang Joseph.“Isabel, kapan kau ke istana?” tanya Joseph seraya melirik Joseph dan mengusap lembut pipi gadis itu.Isabel menghela napas dalam. “Nanti saja. Hatiku sedang cemas. Aku merasa seperti akan terjadi sesuatu.”Entah kenapa, perasaan Isabel menjadi tidak enak. Gadis itu merasakan terjadi sesuatu yang dia sendiri tak tahu. Itu kenapa dia memutuskan untuk menunda kembali ke i
Read more

Bab 47. Tuan Putri di Hatiku

“Misi gagal. Joseph Afford melindungi Tuan Putri Isabel.”Laporan pengawal, membuat Inez mendidih murka. Sorot matanya tajam, membendung kemarahan. Lagi dan lagi rencananya mencelakai Isabel gagal. Sudah berkali-kali Inez berniat melenyapkan anak tirinya itu, tapi terus saja rencananya gagal. Selalu ada halangan yang membuat Isabel terlindungi.Inez meloloskan umpatan kasar. Berbagai makian, tak henti-hentinya dia loloskan. Emosi di dalam dirinya sudah meledak-ledak. Bisa-bisanya anak tirinya itu seperti kucing yang sulit dilenyapkan. Seolah selalu memiliki nyawa cadangan.“Kalian bodoh sekali! Membunuh satu orang gadis saja kalian tidak becus!” bentak Inez semakin emosi.Para pengawal menundukkan kepala, tidak berani menatap Inez. “Maafkan kami, Yang Mulia. Tuan Joseph Afford ternyata sangat tangguh. Beliau tahu bagaimana cara melindungi Tuan Putri Isabel.”Inez memejamkan mata singkat. “Sebelum Isabel dilindungi Joseph, kalian saja selalu gagal mencelakai Isabel!” geramnya penuh emo
Read more

Bab 48. Ancaman Joseph

Benicio menatap berkas tentang Joseph yang baru saja diberikan pengawalnya. Pria paruh baya itu menatap seksama apa yang dia lihat. Sorot mata tajam, dan lekat akan berkas-berkas yang ada di tangannya. “Jelaskan laporan ini!” seru Benicio meminta pengawalnya untuk menjelaskan.Salah satu pengawal mewakili, “Tuan Joseph Afford cukup terkenal dengan menyukai kehidupan malam. Beliau selalu berkencan dengan banyak wanita yang berbeda-beda. Bisa dikatakan apa yang dikatakan Yang Mulia Inez benar. Tuan Joseph Afford tidak pernah ingin serius menjalin hubungan dengan seorang wanita.”“Tuan Joseph Afford berbeda dengan dua kakak laki-laki yang sudah menikah. Justin Afford dan Nathan Afford terkenal tidak suka membuang-buang waktu bersama wanita yang tak mereka inginkan. Tapi, meski demikian prestasi Tuan Joseph Afford sangatlah hebat. Beliau mampu membesarkan perusahaan keluarganya.”Pengawal yang mewakili bicara, menyampaikan informasi yang sebenarnya pada Benicio. Sebelumnya, memang Benici
Read more

Bab 49. Hanya Isabel yang Pantas untukku!

Isabel tidak bisa tenang. Gadis itu memikirkan Joseph yang tengah berbicara dengan ayahnya. Dia takut kalau sampai ayahnya mengatakan sesuatu hal yang menyinggung hati Joseph.Perasaan Isabel tidak enak. Di dalam kamar dia selalu mondar-mandir gelisah tak menentu. Benak Isabel sudah bekerja—di mana jika dalam tiga puluh menit lagi Joseph belum muncul—maka dia akan menyusul ke ruangan pribadi sang ayah.“Kenapa kau cemas seperti itu?” Ginny melangkah masuk ke dalam kamar Isabel. Dia sengaja mendatangi kamar saudara tirinya itu, seakan sengaja ingin mencari-cari masalah. Isabel menatap kesal Ginny yang datang menghampirinya. Ini yang paling membuatnya emosi. Selalu saja Ginny mengusik ketenangan hidupnya. Tidak pernah sedikit pun Ginny membiarkan Isabel hidup tenang.“Ginny pergilah. Jangan ikut campur urusanku.” Isabel menatap tajam Ginny, meminta wanita itu untuk tidak ikut campur dengan urusan pribadinya.Ginny semakin mendekat. Tinggi tubuh wanita itu jauh lebih tinggi dari tinggi
Read more

Bab 50. Sudah Terbiasa Tidur di Kamar yang Sama

“Pangeran, Anda tidak bergabung makan malam bersama dengan anggota kerajaan lain?” Seorang pengawal menghampiri Gaspar yang baru saja datang, dan sudah bergegas ingin pergi lagi.Gaspar dan Ginny telah menyandang gelar Pangeran dan Tuan Putri. Meskipun hanya anak tiri Benicio, tapi dia memberikan khusus gelar ini pada kedua anak tirinya. Sebenarnya ini adalah larangan kerajaan, karena bagaimanapun Gaspar dan Ginny, tidak memiliki darah bangsawan.Akan tetapi, Benicio merupakan Raja yang bertakhta. Dia memiliki hak mutlak apa pun, dalam keadaan sadar jika ingin mengubah atau menambahkan aturan yang berlaku. Itu kenapa Gaspar dan Ginny telah menyandang gelar Pangeran dan Tuan Putri—layaknya memiliki darah bangsawan.Gaspar mengembuskan napas kasar. “Aku tidak tertarik.”Gaspar memilih untuk menyibukan diri sendiri. Dia tidak tertarik makan malam bersama dengan ayah tirinya, ibu, dan adiknya. Pria itu sengaja lebih menyukai kebebasan.Sang pengawal menatap sopan dan hati-hati Gaspar. “Pa
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status