All Chapters of Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch): Chapter 51 - Chapter 60

95 Chapters

Bab 51. Ibu dan Anak Sama Saja

Makan malam telah berakhir. Isabel hendak ingin masuk ke dalam kamarnya bersama dengan Joseph, namun langkah kaki Isabel dan Joseph terhenti di kala Gaspar—saudara tiri sudah Isabel berdiri di hadapan Isabel.“Gaspar?” Isabel menatap Gaspar.Joseph yang ada di samping Gaspar, melayangkan tatapan tajam dan dingin pada sosok pria yang menghadangnya dan Isabel. Dia ingin marah dan mengusir, tapi dia berusaha keras untuk menahan segala kemarahan dalam dirinya. “Isabel, apa kita bisa bicara berdua?” Gaspar tak bisa menahan diri. Dia ingin segera bicara berdua dengan Isabel. Hanya saja dia tak ingin bicara ada Joseph. Dia hanya ingin bicara berdua dengan Isabel.“Tidak bisa! Isabel harus istirahat!” Alih-alih Isabel yang menjawab, malah Joseph sudah lebih dulu menyela pertanyaan Gaspar. Pria itu seolah enggan mengizinkan Isabel berbicara berdua dengan Gaspar.Gaspar menatap tajam Joseph. “Aku tidak bicara denganmu! Aku ingin bicara pada Isabel!” tukasnya menekankan.“Kau—” Joseph terpanci
Read more

Bab 52. Mulai Merencanakan

Joseph terbangun pada tengah malam. Pria tampan itu terbangun karena mendapatkan telepon dari sang asisten. Dia menatap Isabel yang masih tertidur sangat pulas. Tentu dia tidak ingin mengganggu sang kekasih tengah tidur.Joseph menyingkirkan perlahan tubuh Isabel yang berada di pelukannya. Dia menyibak selimut, merapatkan kembali selimut itu ke tubuh Isabel, memberikan kecupan di kening Isabel—dan mulai melangkah keluar kamar sambil membawa ponsel yang ada di tangan kokohnya. Isabel tidur sangat pulas seperti bayi. Untungnya, gadis itu tak menyadari kalau Joseph sudah terbangun.“Ada apa, Ian?” jawab Joseph kala panggilan terhubung. Pria itu berada di lorong yang cukup jauh dari kamar Isabel. Dia tak mau berdiri di depan kamar Isabel, karena tak ingin membuat Isabel terbangun.“Tuan, maaf mengganggu Anda,” ujar Ian dari seberang sana. “Katakan padaku, ada apa?”“Tuan, saya hanya ingin memberi tahu kalau ayah Anda meminta Anda untuk tidak berlama-lama di istana kerajaan Spanyol,” ujar
Read more

Bab 53. Rencana Inez

Murcia, Spain. Arthur duduk di kursi kebesarannya seraya memejamkan mata singkat. Di sampingnya ada sang istri yang begitu setia menemaninya. Sedangkan di hadapannya ada Justin dan Nathan. Pria paruh baya itu sengaja meminta putra pertamanya dan putra keduanya untuk datang.Ya, seluruh keluarga Afford sudah tahu tentang identitas Isabel yang sebenarnya. Tidak ada yang berkomentar buruk. Mereka semua menghargai apa yang telah Isabel putuskan. Menjaga privacy merupakan bentuk dari keputusan pribadi.Posisi Isabel sebagai calon ratu di masa depan, membuat Isabel tentunya lebih menyuka menutip identitasnya daripada harus membuka ke semua orang tentang siapa dirinya.Tidak ada yang menghakimi Isabel. Bahkan Arthur yang tadinya masih kesal, perlahan mulai mengerti. Hanya saja pria paruh baya itu terlalu mencemaskan Joseph. Keluarga Isabel berkuasa di Spanyol. Sebagai ayah, tentu saja Arthur takut kalau sampai terjadi sesuatu hal buruk pada putranya.“Dad, biarkan Joseph menyelesaikan masal
Read more

Bab 54. Misi Gagal

Joseph melangkah meninggalkan kamar Isabel, hendak menuju ke halaman belakang. Namun, langkahnya terhenti di kala berpapasan dengan Gaspar. Dua pria tampan itu saling melemparkan tatapan dingin dan tajam satu sama lain. Tatapan yang menunjukkan arogan yang menggebu.Sejak awal, Joseph sudah tidak menyukai saudara tiri Isabel ini. Dia yakin pasti Gaspar menaruh hati pada Isabel. Tapi, tetap dia berusaha menahan amarah dalam dirinya. Dia tak ingin mencari keributan. Terlebih dirinya menyadari di mana dirinya berada sekarang.“Minggir. Kau menghalangi langkahku.” Joseph berkata dingin, dan tegas, meminta Gaspar untuk minggir dari hadapannya.Gaspar melayangkan tatapan tajam pada Joseph. “Kau tidak pantas untuk Isabel! Aku sudah mencari tahu tentangmu! Kau benar-benar tidak layak untuk Isabel!” serunya memberikan peringatan. Dia sudah tak bisa lagi menahan diri. Dia muak membiarkan Joseph berlama-lama di istana.Joseph tersenyum sinis mendengar kata-kata yang lolos di bibir Gaspar. Jika b
Read more

Bab 55. Berniat Meminta Tambahan Uang

Napas Isabel terengah-engah di kala bibir Joseph mengisap bibirnya dengan penuh nafsu. Kekasihnya itu memagutnya dengan liar. Lidahnya mendesak masuk menyapu rongga mulut Isabel dengan penuh damba.Tangan kokoh Joseph menyelinap masuk ke dalam gaun tidur Isabel, membelai puting payudara gadis itu hingga membuat tubuh Isabel bergelinjang akibat menahan rasa geli yang bercampur kenikmatan.Kewanitaan Isabel sudah basah ketika telunjuk Joseph membelai puting payudaranya. Dia bergerak-gerak gelisah. Sensasi geli yang timbul membuat Isabel benar-benar merasa sangat nikmat.“Akh!” Desahan lolos di bibir Isabel dengan merdu. Joseph menurunkan tali spaghetti gaun tidur Isabel, hingga membuat dua payudara sang kekasih menyembul keluar. “Ukuranmu sepertinya jauh lebih besar.”Isabel tersenyum sambil mengusap rambut Joseph. “Kau pelaku yang membuat ukuran payudaraku lebih besar.”Joseph mendekatkan bibirnya ke puting payudara Isabel, dan mengisap lembut. Lidahnya bergerak erotis di permukaan pu
Read more

Bab 56. Mencari Tahu Kebenaran

“Tuan Putri, di depan ada tamu bernama Nona Hazel Afford ingin bertemu dengan Anda.”Seorang pelayan tiba-tiba datang ke kamar Isabel, di kala gadis itu baru saja bangun. Dia masih memakai dress tidur dengan rambut yang sedikit berantakan. Sedangkan Joseph saat ini masih berada di kamar mandi. Sang kekasih masih membersihkan diri. “Hazel Afford? Kau yakin?” ulang Isabel memastikan. Dia takut, kalau apa yang dia dengar ini salah.Sang pelayan mengangguk. “Benar, Tuan Putri. Ada tamu di depan bernama Hazel Afford. Beliau ingin bertemu dengan Anda dan juga Tuan Joseph Afford.”“Sekarang di mana Hazel?” tanya Isabel begitu antusias.“Nona Hazel Afford berada di ruang tamu, Tuan Putri,” jawab sang pelayan sopan.Isabel tersenyum sama sekali tidak menyangka, Hazel datang ke Madrid. Pun sudah lama sekali Isabel tidak bertemu dengan Hazel. Tentu dia senang mendengar Hazel datang.“Minta Hazel menunggu. Aku dan Joseph akan segera menemuinya,” seru Isabel dengan senyuman di wajahnya.“Baik, Tu
Read more

Bab 57. Rencana yang Sudah Dekat

“Mom, kapan orang yang kau bayar melenyapkan anak sialan itu?” Ginny menatap ibunya dengan tatapan kesal. Dia sudah tidak lagi bisa bersabar. Keinginannya adalah Isabel segera lenyap dari muka bumi ini. “Sayang, sabarlah. Orang yang Mommy bayar itu bukan orang sembarangan. Dia membutuhkan persiapan yang matang.” Inez membelai pipi Ginny lembut. “Kau tidak usah khawatir. Mommy pastikan rencana kita tidak akan gagal.”Ginny mondar-mandir gelisah. “Tapi, Mom. Aku ingin bertanya sesuatu padamu.”Kening Inez mengerut dalam. “Apa yang ingin kau tanyakan?”Ginny menatap Inez dengan tatapan serius. “Mom, kau sudah pernah menyerang Isabel, dan ada Joseph di sana. Apa mungkin Joseph bisa tahu informasi tentang anak buahmu?” tanyanya. Entah kenapa pikiran Ginny memikirkan tentang hal ini.Inez tersenyum mendengar pertanyaan Ginny. “Tenang saja, Sayang. Tidak akan mungkin Joseph Afford tahu tentang informasi mengenai pengawal Mommy.”“Kau yakin, Mom?” ulang Ginny memastikan. Nada bicaranya tersi
Read more

Bab 58. Masalah

Gaspar menenggak wine di tangannya hingga tandas. Kemarahan dan emosi menyelimuti dirinya. Sejak adanya Joseph, emosinya benar-benar tidak stabil. Melihat Joseph tidur di kamar Isabel saja sudah membuat kepala Gaspar seakan mendidih.Sialnya, Joseph terlalu angkuh. Berkali-kali Gaspar memberikan peringatan tegas, tapi tetap tidak sama sekali digubris oleh Joseph. Itu yang membuat emosi dalam diri Gaspar sedang tidaklah baik.Joseph seperti sengaja memancing kemarahan dalam dirinya. Tapi, dia tidak bisa berbuat apa pun. Dia sudah memberikan nasihat pada Isabel, sayangnya segala nasihatnya ditepis oleh Isabel.Isabel tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Gaspar. Kata-kata Joseph yang dipegang teguh oleh Isabel. Jika saja bisa, ingin rasanya dia mengusir Joseph keluar dari istana. Karena sampai kapan pun, Joseph tidak pantas untuk Isabel.“Kau di sini rupanya. Merenungi Isabel, huh?” Ginny melangkah menghampiri Gaspar. Sengaja memberikan sindiran pada kakaknya itu. “Aku tidak ingin
Read more

Bab 59. Penyerangan Tak Terduga

Isabel dan Hazel puas berkeliling mall. Mereka berbelanja cukup banyak. Mereka tertawa bercanda sangat dekat—menunjukkan jelas bahwa mereka berdua sangat cocok. Isabel sudah lama tak tertawa bercanda seperti ini.Sejak di mana Isabel kehilangan kakak dan ibunya, hidupnya selalu merasakan kesepian. Dia seolah tak memiliki warna di kehidupannya. Namun, hadirnya Hazel memberikan warna baru di hidup Isabel.Isabel seakan telah memiliki teman dan saudara baru. Ya, selama ini hubungan Isabel dengan saudara tirinya tidak pernah dekat. Hanya Gaspar yang baik padanya. Tapi sejak kakak perempuannya meninggal—kesepian dalam diri Isabel begitu melanda hebat.Isabel pun tahu bahwa ibu tirinya menginginkan dirinya mati. Sudah berkali-kali, dia curiga akan ibu tirinya. Tapi sayang, dia bisa menjelaskan pada ayahnya. Karena dia yakin pasti ayahnya akan membela ibu tirinya.Akan tetapi, sekarang banyak berubah. Isabel tidak lagi merasakan kesepian ataupun ketakutan lagi. Dia memiliki Joseph yang selal
Read more

Bab 60. Mulai Menjalankan Rencana

Joseph menatap neneknya yang pingsan dan masih diperiksa oleh dokter. Tampak raut wajah Joseph menunjukkan jelas rasa cemas. Di samping Joseph ada Drake Lucero—kakek dari sisi ibunya. Anak buah Joseph dan kakeknya masih berkeliling di sekitar mansion mewah itu. Mereka semua berjaga-jaga takut kalau sampai ada para penjahat masih berada di sana. Di luar mansion pun sudah banyak penjaga.Sang dokter sudah selesai memeriksa. Refleks, Joseph dan Drake melangkah menghampiri dokter itu. Tatapan mereka menunjukkan jelas bagaimana mereka semua khawatir.“Bagaimana keadaan istriku?” tanya Drake panik seraya menatap sang dokter.“Kondisi nenekku baik-baik saja, kan?” sambung Joseph bertanya.“Nyonya Lucero mengalami kondisi di mana beliau terkejut. Detak jantung dan tensi darahnya normal. Tapi saya harapkan jauhkan beliau dari kabar buruk. Beliau cukup mudah terpancing oleh berita yang memicu rasa terkejutnya. Itu yang membuat beliau jatuh pingsan. Saya sudah memberikan obat untuk beliau. Bebe
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status