Share

Bab 53. Rencana Inez

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Murcia, Spain.

Arthur duduk di kursi kebesarannya seraya memejamkan mata singkat. Di sampingnya ada sang istri yang begitu setia menemaninya. Sedangkan di hadapannya ada Justin dan Nathan. Pria paruh baya itu sengaja meminta putra pertamanya dan putra keduanya untuk datang.

Ya, seluruh keluarga Afford sudah tahu tentang identitas Isabel yang sebenarnya. Tidak ada yang berkomentar buruk. Mereka semua menghargai apa yang telah Isabel putuskan. Menjaga privacy merupakan bentuk dari keputusan pribadi.

Posisi Isabel sebagai calon ratu di masa depan, membuat Isabel tentunya lebih menyuka menutip identitasnya daripada harus membuka ke semua orang tentang siapa dirinya.

Tidak ada yang menghakimi Isabel. Bahkan Arthur yang tadinya masih kesal, perlahan mulai mengerti. Hanya saja pria paruh baya itu terlalu mencemaskan Joseph. Keluarga Isabel berkuasa di Spanyol. Sebagai ayah, tentu saja Arthur takut kalau sampai terjadi sesuatu hal buruk pada putranya.

“Dad, biarkan Joseph menyelesaikan masal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 54. Misi Gagal

    Joseph melangkah meninggalkan kamar Isabel, hendak menuju ke halaman belakang. Namun, langkahnya terhenti di kala berpapasan dengan Gaspar. Dua pria tampan itu saling melemparkan tatapan dingin dan tajam satu sama lain. Tatapan yang menunjukkan arogan yang menggebu.Sejak awal, Joseph sudah tidak menyukai saudara tiri Isabel ini. Dia yakin pasti Gaspar menaruh hati pada Isabel. Tapi, tetap dia berusaha menahan amarah dalam dirinya. Dia tak ingin mencari keributan. Terlebih dirinya menyadari di mana dirinya berada sekarang.“Minggir. Kau menghalangi langkahku.” Joseph berkata dingin, dan tegas, meminta Gaspar untuk minggir dari hadapannya.Gaspar melayangkan tatapan tajam pada Joseph. “Kau tidak pantas untuk Isabel! Aku sudah mencari tahu tentangmu! Kau benar-benar tidak layak untuk Isabel!” serunya memberikan peringatan. Dia sudah tak bisa lagi menahan diri. Dia muak membiarkan Joseph berlama-lama di istana.Joseph tersenyum sinis mendengar kata-kata yang lolos di bibir Gaspar. Jika b

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 55. Berniat Meminta Tambahan Uang

    Napas Isabel terengah-engah di kala bibir Joseph mengisap bibirnya dengan penuh nafsu. Kekasihnya itu memagutnya dengan liar. Lidahnya mendesak masuk menyapu rongga mulut Isabel dengan penuh damba.Tangan kokoh Joseph menyelinap masuk ke dalam gaun tidur Isabel, membelai puting payudara gadis itu hingga membuat tubuh Isabel bergelinjang akibat menahan rasa geli yang bercampur kenikmatan.Kewanitaan Isabel sudah basah ketika telunjuk Joseph membelai puting payudaranya. Dia bergerak-gerak gelisah. Sensasi geli yang timbul membuat Isabel benar-benar merasa sangat nikmat.“Akh!” Desahan lolos di bibir Isabel dengan merdu. Joseph menurunkan tali spaghetti gaun tidur Isabel, hingga membuat dua payudara sang kekasih menyembul keluar. “Ukuranmu sepertinya jauh lebih besar.”Isabel tersenyum sambil mengusap rambut Joseph. “Kau pelaku yang membuat ukuran payudaraku lebih besar.”Joseph mendekatkan bibirnya ke puting payudara Isabel, dan mengisap lembut. Lidahnya bergerak erotis di permukaan pu

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 56. Mencari Tahu Kebenaran

    “Tuan Putri, di depan ada tamu bernama Nona Hazel Afford ingin bertemu dengan Anda.”Seorang pelayan tiba-tiba datang ke kamar Isabel, di kala gadis itu baru saja bangun. Dia masih memakai dress tidur dengan rambut yang sedikit berantakan. Sedangkan Joseph saat ini masih berada di kamar mandi. Sang kekasih masih membersihkan diri. “Hazel Afford? Kau yakin?” ulang Isabel memastikan. Dia takut, kalau apa yang dia dengar ini salah.Sang pelayan mengangguk. “Benar, Tuan Putri. Ada tamu di depan bernama Hazel Afford. Beliau ingin bertemu dengan Anda dan juga Tuan Joseph Afford.”“Sekarang di mana Hazel?” tanya Isabel begitu antusias.“Nona Hazel Afford berada di ruang tamu, Tuan Putri,” jawab sang pelayan sopan.Isabel tersenyum sama sekali tidak menyangka, Hazel datang ke Madrid. Pun sudah lama sekali Isabel tidak bertemu dengan Hazel. Tentu dia senang mendengar Hazel datang.“Minta Hazel menunggu. Aku dan Joseph akan segera menemuinya,” seru Isabel dengan senyuman di wajahnya.“Baik, Tu

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 57. Rencana yang Sudah Dekat

    “Mom, kapan orang yang kau bayar melenyapkan anak sialan itu?” Ginny menatap ibunya dengan tatapan kesal. Dia sudah tidak lagi bisa bersabar. Keinginannya adalah Isabel segera lenyap dari muka bumi ini. “Sayang, sabarlah. Orang yang Mommy bayar itu bukan orang sembarangan. Dia membutuhkan persiapan yang matang.” Inez membelai pipi Ginny lembut. “Kau tidak usah khawatir. Mommy pastikan rencana kita tidak akan gagal.”Ginny mondar-mandir gelisah. “Tapi, Mom. Aku ingin bertanya sesuatu padamu.”Kening Inez mengerut dalam. “Apa yang ingin kau tanyakan?”Ginny menatap Inez dengan tatapan serius. “Mom, kau sudah pernah menyerang Isabel, dan ada Joseph di sana. Apa mungkin Joseph bisa tahu informasi tentang anak buahmu?” tanyanya. Entah kenapa pikiran Ginny memikirkan tentang hal ini.Inez tersenyum mendengar pertanyaan Ginny. “Tenang saja, Sayang. Tidak akan mungkin Joseph Afford tahu tentang informasi mengenai pengawal Mommy.”“Kau yakin, Mom?” ulang Ginny memastikan. Nada bicaranya tersi

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 58. Masalah

    Gaspar menenggak wine di tangannya hingga tandas. Kemarahan dan emosi menyelimuti dirinya. Sejak adanya Joseph, emosinya benar-benar tidak stabil. Melihat Joseph tidur di kamar Isabel saja sudah membuat kepala Gaspar seakan mendidih.Sialnya, Joseph terlalu angkuh. Berkali-kali Gaspar memberikan peringatan tegas, tapi tetap tidak sama sekali digubris oleh Joseph. Itu yang membuat emosi dalam diri Gaspar sedang tidaklah baik.Joseph seperti sengaja memancing kemarahan dalam dirinya. Tapi, dia tidak bisa berbuat apa pun. Dia sudah memberikan nasihat pada Isabel, sayangnya segala nasihatnya ditepis oleh Isabel.Isabel tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Gaspar. Kata-kata Joseph yang dipegang teguh oleh Isabel. Jika saja bisa, ingin rasanya dia mengusir Joseph keluar dari istana. Karena sampai kapan pun, Joseph tidak pantas untuk Isabel.“Kau di sini rupanya. Merenungi Isabel, huh?” Ginny melangkah menghampiri Gaspar. Sengaja memberikan sindiran pada kakaknya itu. “Aku tidak ingin

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 59. Penyerangan Tak Terduga

    Isabel dan Hazel puas berkeliling mall. Mereka berbelanja cukup banyak. Mereka tertawa bercanda sangat dekat—menunjukkan jelas bahwa mereka berdua sangat cocok. Isabel sudah lama tak tertawa bercanda seperti ini.Sejak di mana Isabel kehilangan kakak dan ibunya, hidupnya selalu merasakan kesepian. Dia seolah tak memiliki warna di kehidupannya. Namun, hadirnya Hazel memberikan warna baru di hidup Isabel.Isabel seakan telah memiliki teman dan saudara baru. Ya, selama ini hubungan Isabel dengan saudara tirinya tidak pernah dekat. Hanya Gaspar yang baik padanya. Tapi sejak kakak perempuannya meninggal—kesepian dalam diri Isabel begitu melanda hebat.Isabel pun tahu bahwa ibu tirinya menginginkan dirinya mati. Sudah berkali-kali, dia curiga akan ibu tirinya. Tapi sayang, dia bisa menjelaskan pada ayahnya. Karena dia yakin pasti ayahnya akan membela ibu tirinya.Akan tetapi, sekarang banyak berubah. Isabel tidak lagi merasakan kesepian ataupun ketakutan lagi. Dia memiliki Joseph yang selal

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 60. Mulai Menjalankan Rencana

    Joseph menatap neneknya yang pingsan dan masih diperiksa oleh dokter. Tampak raut wajah Joseph menunjukkan jelas rasa cemas. Di samping Joseph ada Drake Lucero—kakek dari sisi ibunya. Anak buah Joseph dan kakeknya masih berkeliling di sekitar mansion mewah itu. Mereka semua berjaga-jaga takut kalau sampai ada para penjahat masih berada di sana. Di luar mansion pun sudah banyak penjaga.Sang dokter sudah selesai memeriksa. Refleks, Joseph dan Drake melangkah menghampiri dokter itu. Tatapan mereka menunjukkan jelas bagaimana mereka semua khawatir.“Bagaimana keadaan istriku?” tanya Drake panik seraya menatap sang dokter.“Kondisi nenekku baik-baik saja, kan?” sambung Joseph bertanya.“Nyonya Lucero mengalami kondisi di mana beliau terkejut. Detak jantung dan tensi darahnya normal. Tapi saya harapkan jauhkan beliau dari kabar buruk. Beliau cukup mudah terpancing oleh berita yang memicu rasa terkejutnya. Itu yang membuat beliau jatuh pingsan. Saya sudah memberikan obat untuk beliau. Bebe

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 61. Berhasil Membawa Isabel

    Manik mata Hazel berkilat tajam membendung kemarahan tertahan menatap empat pria berbadan besar mengepung dirinya. Hazel berdiri di tengah-tengah memberikan tatapan penuh kemarahan.Kepingan ingatan Hazel mengingat akan tentang di mana dulu dia dan Isabel pernah diserang. Ya, dia tak akan mungkin lupa tentang penyerangan waktu itu. Penyerangan yang dia yakini mengincar Isabel.Saat itu Hazel masih belum tahu identitas Isabel sebenarnya, tapi sekarang wanita itu sudah mengerti labirin rumit yang sengaja diciptakan oleh orang licik. Suara Isabel terdengar menjerit keras.“Isabel.” Hazel terkejut melihat Isabel telah disandera oleh seorang pria berbadan besar. Shit! Hazel mengumpat dalam hati. Rupanya salah satu penjahat berhasil mendobrak pintu mobil Hazel.Hazel hendak ingin mendekat ingin menolong Isabel, tapi sayangnya para penjahat lain mencegat langkah kaki Hazel. Para penjahat itu bermain curang karena datang beramai-ramai. Tatapan matanya mengendar ke sekitar—melihat begitu banya

Bab terbaru

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 95. Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa bulan berlalu … Tangis bayi kembar pecah memenuhi ruang bersalin VIP khusus untuk anggota Kerajaan. Tangis bayi itu bersamaan dengan Isabel dan Joseph yang juga meneteskan air mata penuh haru bahagia atas kelahiran bayi kembar mereka. Isabel melahirkan secara normal. Awalnya, Joseph ingin Isabel melahirkan bayi kembar mereka melalui tindakan operasi, tapi Isabel menolak karena dia ingin dirinya melahirkan secara normal.“Selamat, Tuan Putri, Anda melahirkan sepasang bayi laki-laki dan perempuan. Mereka lahir sempurna, tidak ada kekurangan apa pun,” ucap sang dokter—dan Isabel semakin menangis haru.“Joseph, anak kita lahir dengan selamat,” bisik Isabel.Joseph mengecupi pipi Isabel. “Kau adalah ibu yang hebat. Terima kasih, Sayang.”Sang dokter menyerahkan bayi kembar itu pada Isabel, untuk melakukan proses IMD. Dua bayi kembar itu sangat gemuk dan sehat. Mereka sama-sama minum ASI secara langsung. Isabel tidak tahan untuk tak menangis. Wanita itu menangis saat melihat bayi

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 94. Extra Part XI

    Pesta pertunangan Gaspar diadakan secara tertutup. Tidak ada media, dikarenakan Gaspar tak ingin kehidupannya disorot oleh media. Bagi pria itu, dia tidak memiliki kehidupan menarik yang harus sampai media liput.Keluarga Kerajaan hadir di pesta pertunangan Gaspar. Pun keluarga Afford diundang oleh Gaspar. Pertunangan yang diadakan di salah satu hotel di Madrid itu diadakan benar-benar sangat tertutup.Kamera yang ada di sana adalah kamera dari fotografer yang dibayar Gaspar. Bukan dari kamera media. Padahal sebenarnya sosok Gaspar sudah lama sekali ditanyakan oleh publik. Hanya saja memang sejak ibu dan adiknya membuat masalah, Gaspar merasa sangat malu. Itu yang membuat pria itu memutuskan menjauh dari media. Malam itu Isabel tampil cantik dengan balutan gaun berwarna maroon. Rambut indahnya digulung ke atas, menunjukkan leher jenjang yang indah. Joshua berada digendongan Joseph. Pesta diadakan jam tujuh malam, membuat Isabel dan Joseph masih bisa membawa Joshua keluar.“Isabel?”

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 93. Extra Part X

    Joseph menjadi orang yang paling tak bisa tenang. Dia mondar-mandir gelisah di depan ruang rawat. Ya, Isabel langsung dibawa ke rumah sakit di kala pingsan. Joseph dan Benicio mengambil keputusan untuk membawa Isabel ke rumah sakit.Joshua tidak ikut. Joseph ataupun Benicio tak ingin Joshua berada di rumah sakit. Pengasuh menjaga Joshua. Di depan ruang rawat ada Joseph yang ditenangkan oleh Hazel. Lalu ada Benicio yang sejak tadi ditenangkan oleh Lena. Semua orang khawatir, terjadi sesuatu hal buruk pada Isabel.“Isabel akan baik-baik saja.” Lena membelai lengan Benicio, berusaha menenangkan calon suaminya itu.“Istrimu akan baik-baik saja, Kak. Dia wanita yang kuat.” Hazel berusaha menenangkan saudara kembarnya. Joseph mengatur napasnya, berusaha untuk tenang. Lalu, di kala dirinya tengah berusaha menenangkan diri—suara pintu terbuka. Refleks, semua orang di sana menatap dokter yang kini berdiri di ambang pintu sambil membuka masker. Tanpa menunda-nunda, semua orang yang ada di sana

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 92. Extra Part IX

    “Ah! Joshua, keponakanku tersayang yang tampan!” Hazel berseru seraya mengambil alih Joshua yang ada di gendongan Isabel. Di tengah-tengah percakapan Hazel dan Joseph—Isabel muncul sambil menggendong Joshua. Tentu Hazel tak menyia-nyiakan itu. Dia segera menggendong keponakannya. Sudah lama dia tidak melihat keponakannya tersayang. Joshua tertawa-tawa di kala Hazel menciuminya. Bayi laki-laki tampan itu tampak suka berada di dekat Hazel. Ya, ini memang bukan pertama kalinya Hazel berada di dekat Joshua. Bayi laki-laki tampan itu sudah beberapa kali digendong Hazel. Jadi wajar jika Joshua sangat nyaman berada di sisi Hazel.“Apa kabar, Hazel?” tanya Isabel seraya memberikan pelukan singkat pada adik iparnya.“Baik, kau sendiri apa kabar?” balas Hazel sambil menimang-nimang Joshua.Isabel tersenyum lembut. “Aku juga baik. Senang sekali melihatmu. Belakangan ini kau sangat sibuk.”“Iya, maafkan aku. Belakangan ini memang aku sangat sibuk.” Hazel kembali duduk di sofa bersama dengan Isab

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 91. Extra Part VIII

    Joseph tersenyum melihat Joshua yang tengah minum ASI. Bayi laki-lakinya itu tampak sangat lahap. Dia yang gemas langsung menciumi pipi bulat putranya itu. Isabel yang tengah memberikan ASI—sedikit memberikan cubitan pada sang suami yang menciumi Joshua.“Joseph, kau selalu mengganggu Joshua. Kapan dia tidur kalau kau ganggu terus?” protes Isabel dengan bibir yang mencebik kesal.“Joshua pasti hanya ingin minum susu saja, Sayang.” Joseph tak henti menciumi pipi bulat Joshua. “Putra kita mirip sekali sepertiku. Suka minum susumu.”Mata Isabel mendelik mendengar ucapan vulgar dari Joseph. Sepasang iris matanya menunjukkan jelas bagaimana dia kesal dan jengkel pada suaminya itu, yang bicara sembarangan di depan Joshua—yang sedang menyusu padanya.“Joseph! Kenapa kau bicara seperti itu di depan Joshua!” Mata Isabel mendelik tajam.Joseph menatap sang istri. “Apa yang salah, Sayang? Kan memang benar Joshua mirip aku yang suka minum susumu.”“Joseph, kau ini menyebalkan sekali,” rengek Isab

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 90. Extra Part VII

    Isabel masuk ke dalam kamar, membaringkan tubuh di samping sang suami yang berkutat dengan MacBook-nya. Mereka masih berada di Kerajaan. Mereka belum kembali ke mansion, karena Isabel memutuskan tetap tinggal di istana untuk sementara waktu. Pun tentu Joseph menyetujui keinginan sang istri.Isabel adalah anak semata wayang di Kerajaan Spanyol, sejak di mana kakak Isabel meninggal dunia. Joseph sangat mengerti bahwa Isabel sangat dibutuhkan di Kerajaan. Hal tersebut yang membuat Joseph tak mengajak Isabel tinggal di New York. Joseph yang mengalah menjadi pindah ke Madrid.“Joshua sudah tidur?” tanya Joseph pada Isabel yang berbaring di sampingnya. Tatapan pria tampan itu masih berfokus pada MacBook-nya, tak melihat sang istri.“Sudah. Joshua sudah tidur.” Isabel menjawab sambil menyentuh tangan Joseph.Joseph mengalihkan pandangannya, menatap Isabel yang tampak tengah memikirkan sesuatu. “Ada apa, Sayang? Masih memikirkan tentang Lena, hm?”“Tadi pagi aku melihat pelayan tidak sengaja

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 89. Extra Part VI

    Joseph membaca email masuk dari Ian, yang melaporkan tentang Lena. Sorot matanya menunjukkan jelas keseriusan nyata. Laporan yang diberikan sang asisten sangatlah jelas dan lengkap—membuat Joseph langsung paham.Suara pintu terbuka. Joseph mengalihkan pandangannya, menatap Isabel yang baru saja masuk ke dalam kamar. Pria tampan itu menatap Isabel yang tampak muram seperti telah memikirkan sesuatu.“Isabel?” panggil Joseph yang seketika itu membuyarkan lamunan Isabel.“Ya, Sayang?” Isabel mengalihkan pandangannya, menatap Joseph.Joseph melangkah mendekat, menghampiri Isabel. “Apa yang kau pikirkan? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?” tanyanya sambil membelai lembut pipi sang istri.Isabel terdiam di kala mendapatkan pertanyaan dari sang suami. Dia merasa bingung harus bercerita dari mana. Sebab, ada rasa tak enak pada Joseph. Meskipun sudah menikah, tapi ada fase di mana Isabel sulit bercerita.Joseph tersenyum samar melihat Isabel yang hanya diam, tak mengatakan apa pun padan

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 88. Extra Part V

    Keheningan membentang ruang makan megah itu, akibat keterkejutan dari ucapan Benicio. Sepasang iris mata Isabel menunjukkan jelas keterkejutannya. Kata-kata sang ayah yang akan menikah lagi membuat emosi Isabel terpancing.“Dad! Kenapa ini mendadak sekali? Aku bahkan tidak mengenal wanita itu! Kau ingat bagaimana jahatnya Inez dulu? Dia ular betina yang menghancurkan kedua anakmu. Sekarang kau masih ingin menikah lagi?” seru Isabel dengan emosi.Isabel menumpahkan amarah dalam dirinya. Entah kenapa emosi dalam diri Isabel benar-benar tidaklah stabil. Dia langsung meledakkan emosinya, di hadapan wanita bernama Lena. Dia tak peduli. Kepingan ingatannya teringat akan kekejaman Inez, sampai membuat dirinya harus kehilangan kakak pertamanya.“Isabel—”“Dad, cukup. Aku tidak ingin mendengar apa pun penjelasan darimu. Aku tidak akan merestui kau menikah lagi. Sudah cukup kekejian Inez. Aku tidak mau hal buruk terulang kedua kalinya.” Isabel menyudahi makannya, dan langsung meninggalkan ruang

  • Sentuhan Berbahaya (Dangerous Touch)   Bab 87. Extra Part IV

    Setiap pagi Isabel selalu mual. Joseph sudah memaksanya untuk diperiksa ke dokter, tapi yang diinginkan wanita itu adalah pulang ke Madrid. Entah kenapa Isabel sekarang ingin sekali kembali ke Madrid. Pun kebetulan pekerjaan Joseph bisa dipantau dari jarak jauh. Jadi tidak masalah sama sekali, jika kembali ke Madrid.“Isabel, aku mohon kau harus periksa kondisimu ke dokter.” Joseph memaksa Isabel. “Joseph, aku tidak mau diperiksa dokter. Aku ingin pulang saja. Aku rindu rumah kita. Pekerjaanmu sudah selesai, kan? Ayo kita pulang, Sayang.” Isabel menatap Joseph dengan tatapan penuh permohonan.Joseph mengembuskan napas panjang. “Hazel, kau mual setiap pagi. Mungkin saja—”“Mungkin apa, Joseph?” tanya Isabel sedikit kesal.Joseph ingin menjawab, tapi belakangan ini sang istri sangatlah sensitive. Pun dia takut dugaannya salah, dan berujung membuat istrinya itu kecewa. Joseph memutuskan untuk tidak meneruskan ucapannya.“Baiklah, besok kita akan kembali ke Madrid.” Joseph membelai pipi

DMCA.com Protection Status