Isabel mengendarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan di penthouse milik seorang pria yang menolongnya. Entah, siapa nama pria itu, dia sendiri pun tidak tahu. Ingin bertanya, namun tidak berani.Kaki Isabel melangkah pelan dan hati-hati. Penthouse milik pria yang menolongnya sangatlah mewah dan besar. Segala perabotan tertata begitu rapi sempurna. Desain penataan sangat menyejukan mata.“Nona?” seorang pelayan melangkah menghampiri Isabel yang melamun di ruang tengah.“Ah? Iya?” Isabel membuyarkan lamunannya, ketika menyadari ada yang memanggilnya.Sang pelayan tersenyum sopan. “Nona, Tuan Joseph menunggu Anda di ruang makan.”“Tuan Joseph?” Isabel terdiam sambil mengerutkan keningnya, menatap bingung sang pelayan.“Iya, Tuan Joseph, Nona,” balas sang pelayan lagi.‘Oh, pria yang tadi malam itu namanya Joseph,’ gumam Isabel dalam hati. “Nona, silakan ke ruang makan yang ada di sebelah kiri,” ujar sang pelayan sopan.Isabel mengangguk pelan dan melangkah mengikuti sang pelayan ya
Read more