“Bayinya perempuan. Selamat, Pak, Bu.” Dokter yang membantu persalinan Binar itu mengangkat bayi kecil merah yang tengan menjeritkan tangis. Menunjukkan kepada Kala sebelum membawanya untuk dibersihkan. “Dokter, biarkan saya adzani dulu.” “Tapi, Pak ….” “Nggak papa. Berikan dulu ke saya.” Lantas bayi itu diserahkan kepada Kala setelah dibalut dengan selimut. Ini untuk pertama kalinya, Kala akan menggendong bayi. Tangannya bergetar luar biasa, tapi dia harus melakukan kewajibannya sebagai seorang ayah. Selama enam bulan, dia tidak menemani Binar, tidak berada di sisi istrinya tersebut. Rasa bersalah yang menggunung, membuat Kala merasa perasaannya kacau luar biasa. Dengan tangis yang tidak bisa dicegah, Kala mengumandangkan adzan di telinga kanan putrinya. Tangis putrinya itu semakin kencang seolah tengah memarahi sang ayah yang sudah bersikap brengsek kepada ibunya. “Maafkan Papa, Nak. Papa janji, mulai sekarang nggak akan pergi ke mana-mana lagi dan meninggalkan kalian. Papa a
Terakhir Diperbarui : 2023-09-26 Baca selengkapnya