Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 851 - Chapter 860

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 851 - Chapter 860

1284 Chapters

850. Part 2

"Oh, ya" Kalau begitu, aku akan segera membuatkan sayur lodeh untuk kalian berdua," kata lelaki pemilik kedai, lalu segera masuk ke dapur. Sebenarnya Manggala ingin menolak ajakan makan gadis manja itu. Bukannya tidak mau. Tapi, perutnya sudah kenyang. Namun kalau menolak berdua-duaan dengan gadis itu, berarti tolol. Dan kenyataannya, pemuda ini tidak ingin dikatakan tolol. Ia memilih berdua-duaan dengan gadis cantik di hadapannya."Ada apa? Kok senyum-senyum saja?" tanya gadis manja itu mengusik lamunan Manggala.Manggala tersenyum."Aku senang sekali berduaan denganmu. Kau cantik. Berkepandaian tinggi lagi. Siapa pun juga pasti akan senang berduaan denganmu," sahut Manggala.Gadis manja itu melototkan matanya, memandang ke arah Manggala dengan penuh arti. Keningnya berkerut seperti bingung alias heran.“Kau ini sebenarnya buta atau tidak sih?!” tanya si gadis manja melontarkan kebingungannya.Manggala terhenyak kaget, dia baru
last updateLast Updated : 2024-04-08
Read more

851. Part 3

"Ah..! Tak mungkin! Mereka tak bisa apa-apa. Mereka hanya pintar menggorok babi. Lihat 'Tarian Bidadari'-ku!"Putri Manja cepat melompat bangun. Senjatanya yang berupa gunting besar di tangan kanan meliuk-liuk indah seirama gerakan tubuhnya.Langsung dihadangnya para pengeroyok.Crakkk! Crakkk!Gunting di tangan Putri Manja terus mencecar Juragan Lanang dan kesepuluh orang anak buahnya. "Benar kan, Manggala. Mereka hanya pintar berkoar. Padahal mereka tak becus berbuat apa-apa. Memegang golok pun belum becus!" ejek si gadis sambil tertawa.Putri Manja terus memanas-manasi. Tingkahnya pun makin menggemaskan. Tubuhnya yang meliuk-liuk indah, terkadang bergerak lamban. Terkadang pula bergerak cepat laksana kilat, hingga makin membuat Juragan Lanang dan kesepuluh anak buahnya kewalahan. Untung saja Putri Manja tidak menurunkan tangan maut. Padahal kalau saja mau, bukan mustahil para pengeroyoknya itu sudah tewas menemui ajal."Manggala...! Aku j
last updateLast Updated : 2024-04-08
Read more

852. Part 4

"Aaah...!"Manggala terpekik kaget ketika sebuah benda menghantam jidatnya. Kepalanya kontan berputar dengan tubuh limbung ke samping. Lalu....Brukkk!Manggala jatuh berdebam di tanah. Apa yang terjadi? Belum begitu lama Si Buta dari Sungai Ular meninggalkan kedai makan, seorang lelaki tua renta tengah berdiri tegak di halaman depan kedai milik Sukiat. Usianya sulit sekali ditafsirkan. Rambutnya memutih tergerai di bahu. Alis mata dan bulu mata juga berwarna putih. Tubuhnya kurus kering seolah tak bertenaga. Pakaiannya berwarna hitam kumal. Siapakah sebenarnya kakek renta berwajah menyeramkan ini? Ia tak lain dari Penguasa Demit. Seorang tokoh sesat dari Gunung Sindoro yang ingin menuntut balas atas kematian muridnya yang berjuluk Penguasa Tanpa Tanding.Setelah hampir sehari semalam melakukan perjalanan, penciuman Penguasa Demit menangkap bau anyir yang sangat dikenalnya. Bau anyir darah si Penguasa Tanpa Tanding! Sungguh hebat bukan main penciuman toko
last updateLast Updated : 2024-04-09
Read more

853. Part 5

"Sudah, sudah! Bicaramu makin ngelantur tidak karuan. Sebaiknya mari kita membicarakan tentang Juragan Lanang dan anak buahnya yang membuat onar di kedaimu itu. Sudah lama aku memang ingin meringkusnya. Apalagi sepak terjangnya kali ini memang sudah keterlaluan. Hayo, sekarang tunjukkan di mana Juragan Lanang berada! Aku ingin menangkapnya, Sukiat," tukas Ki Lurah, tak sabar."Me..., mereka ada di kedaiku. Aku... aku tidak tahu apa yang terjadi. Tubuh Juragan Lanang dan kesepuluh anak buahnya kaku tak dapat bergerak. Aneh! Benar-benar aneh! Baru kali ini aku melihat kejadian ganjil ini, Ki," sahut Sukiat bersemangat."Hm...! Tubuh Juragan Lanang dan anak buahnya kaku tak dapat bergerak?" gumam Ki Lurah seraya mengangguk-angguk."Benar, Ki.""Pasti ada seorang pendekar sakti yang telah melumpuhkan mereka. Aku harus cepat menangkapnya...," gumam Ki Lurah nyaris tak terdengar."Apa? Kau tadi bilang apa, Ki?""Sudah, sudah! Sekarang cepat ikut a
last updateLast Updated : 2024-04-09
Read more

854. Part 6

Habis berkata, lelaki tua aneh itu segera merogoh saku jubahnya. Begitu tangan itu tercabut, Manggala terkesiap. Apa yang diambil orang tua di hadapannya membuat keningnya berkerut. Di tangan si kakek tampak sebuah nampan kecil dengan beberapa cekungan seperti bentuk mainan congklak dan sebuah kuas. Lalu tanpa menghiraukan keheranan Manggala, tangan kanannya yang memegang kuas segera mengaduk-aduk cekungan-cekungan kecil di dalam nampan.Kening Manggala makin berkerut heran. Kuas di tangan orang tua di hadapannya itulah yang tadi mencium jidatnya. Panjangnya hanya sejengkal dengan lingkaran tengah tak lebih dari setengah kuku. Tapi saat menghantam jidatnya tadi terasa bagai sebuah balok besar."Slompret! Sebenarnya siapa orang tua di hadapanku ini? Apa yang ingin ia lakukan?"Manggala terus bertanya-tanya dalam hati. Hatinya penasaran sekali, ingin tahu siapa kakek ompong di hadapannya itu""Bersiap-siaplah menerima hadiahku, Monyet buta! Sekarang cepat k
last updateLast Updated : 2024-04-09
Read more

855. Part 7

"Beruntung kepalamu!" umpat Manggala, membatin. "Badan dicoreng moreng begini, dibilang beruntung. Huh...! Dasar tua bangka sinting! Kurang kerjaan!"Si Buta dari Sungai Ular terus menyumpah serapah dalam hati. Tindakan Pelukis Sinting Tanpa Tanding benar-benar sudah melampaui batas.Mana sudi bangkotan tua dari Goa Bedakah itu dibiarkan mempermainkan dirinya. Meski Pelukis Sinting Tanpa Tanding adalah sahabat dekat gurunya, namun Si Buta dari Sungai Ular tetap tidak dapat menerima tindakan yang merendahkan dirinya itu. Kini Si Buta dari Sungai Ular tidak lagi hanya menghindar begitu melihat kuas di tangan Pelukis Sinting Tanpa Tanding kembali memburu. Ia harus bertindak. Hadiah sinting dari tua bangka sinting itu harus dihentikan. Maka kini kedua tangannya mulai mengibas untuk memapak.Plakkk! Plakkk!Manggala berhasil menangkis tangan Pelukis Sinting Tanpa Tanding. Namun anehnya, tangannya sendiri yang malah bergetar hebat. Tubuhnya terjajar beberapa la
last updateLast Updated : 2024-04-09
Read more

856. Part 8

"Jelas sekali kalau pembunuh muridku lari ke barat. Hm...! Untung saja aku belum bertindak. Kalau tadi aku tidak sabar, sudah pasti akan terkecoh. Sial! Benar-benar sial. Hampir saja aku, terkecoh oleh tiupan angin," rutuk Penguasa Demit dalam hati. Dan Penguasa Demit memang tidak ingin lagi berlama-lama di tempat itu. Sekali menjejak tanah, tahu-tahu tubuh tinggi kurusnya telah berkelebat cepat ke barat. Hidungnya yang pesek tak henti-hentinya mengendus mengikuti bau darah muridnya yang hanya tercium samar-samar. Namun belum jauh melangkah, mendadak pendengarannya yang tajam menangkap langkah-langkah halus di belakangnya."Mungkin inilah yang dinamakan pucuk dicinta ulam tiba. Dicari-cari ke mana-mana, eh tidak tahunya kutemukan di sini!""Kau...!"Sepasang mata indah Putri Manja membelalak lebar ketika Si Buta dari Sungai Ular memergokinya di sebuah sendang. Gadis ini benar-benar tidak ingin bertemu kembali dengan pemuda sinting yang telah mengganggu kesenanga
last updateLast Updated : 2024-04-09
Read more

857. Part 9

Tanpa peduli, Manggala malah melompat ke sebuah pohon. Dalam hatinya, ia harus cepat mendapatkan ulat bulu. Kalau tidak, bisa kapiran. Untungnya di saat Manggala mendarat di sebuah pohon, tiba-tiba matanya melihat seekor ular bulu besar berwarna hitam mirip warna ranting pohon di depannya. Manggala bersorak kegirangan. Buru-buru dipatahkannya ranting pohon itu lalu segera meloncat turun. Di bawah, Putri Manja masih saja berteriak-teriak kalap. Ia benar-benar takut pada ulat bulu.Sementara hatinya juga tak melihat Manggala pun takut pada ulat bulu. Maka begitu melihat Manggala turun, Putri Manja pun segera menghampiri murid Pemuda dari sungai ular itu.Tanpa banyak cakap, Manggala pura-pura menggerak-gerakkan ranting kayu di tangannya ke pundak Putri Manja. Lalu segera ditunjukkannya ranting kayu di tangan kanannya ke arah Putri Manja. Putri Manja memekik senang. Tanpa sadar segera dirangkulnya Manggala.Si Buta dari Sungai Ular tersenyum. Senang sekali mendapat
last updateLast Updated : 2024-04-10
Read more

858. Part 10

"Manggala! Apakah kau tadi sudah mengirim begundal-begundal itu ke kadipaten?" tanya Putri Manja mengusik kesenangan Manggala di tengah sendang."Begundal-begundal yang mana?" sahut Manggala tak senang. Putri Manja memberengut. Tak senang mendengar jawaban Manggala yang ketus."Juragan Lanang dan kesepuluh orang anak buahnya, Manggala. Apakah kau sudah membawa mereka ke kadipaten?" seru Putri Manja kesal."Belum.""Apa? Belum?" Sepasang mata indah milik Putri Manja kontan membelalak indah. Ia kecewa sekali atas jawaban Manggala."Kau sudah mendengar. Kenapa pakai tanya-tanya segala?""Bodoh! Seharusnya kau mengirim mereka ke kadipaten. Tapi, mengapa kau malah dibiarkan berkeliaran. Kau ini bagaimana, sih! Kerja begitu saja tidak becus!" semprot Putri Manja kasar.Manggala tidak mempedulikannya. Pemuda ini terus saja asyik berenang ke sana kemari membiarkan Putri Manja uring-uringan di tepi sendang. "Manggala...! Kau benar-benar menjen
last updateLast Updated : 2024-04-10
Read more

859. Part 11

"Akan kutandingi dengan aji 'Cat Hati Suci'," gumamnya.Begitu Penguasa Demit menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada, seketika tampak sekujur tubuhnya telah dipenuhi cahaya merah berpendar. Sementara kedua telapak tangannya pun juga berwarna merah menyala. Lalu disertai teriakan keras kedua tangannya dihentakkan ke depan."Heaaa...!"Wesss! Wesss!Pelukis Sinting Tanpa Tanding terkekeh. Entah karena musuh besarnya telah mengeluarkan ajian andalannya, entah karena tak sabar menghadapi pertarungan besar ini. Yang jelas begitu melihat dua larik sinar merah menyala meluruk ke arahnya, buru-buru nampan kayu di tangan kirinya diangkat tinggi-tinggi.Ketika cairan cat beraneka warna itu mendidih di dalam nampan kayu berhamburan, dengan kekuatan tenaga dalam tinggi Pelukis Sinting Tanpa Tanding meniupnya keras!"Fhuhhh...!"Werrr! Werrrr! Besss!Tak terdengar ledakan hebat ketika dua sinar merah milik Penguasa Demit saling
last updateLast Updated : 2024-04-10
Read more
PREV
1
...
8485868788
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status