Share

851. Part 3

last update Last Updated: 2024-04-08 01:05:51

"Ah..! Tak mungkin! Mereka tak bisa apa-apa. Mereka hanya pintar menggorok babi. Lihat 'Tarian Bidadari'-ku!"

Putri Manja cepat melompat bangun. Senjatanya yang berupa gunting besar di tangan kanan meliuk-liuk indah seirama gerakan tubuhnya.

Langsung dihadangnya para pengeroyok.

Crakkk! Crakkk!

Gunting di tangan Putri Manja terus mencecar Juragan Lanang dan kesepuluh orang anak buahnya. "Benar kan, Manggala. Mereka hanya pintar berkoar. Padahal mereka tak becus berbuat apa-apa. Memegang golok pun belum becus!" ejek si gadis sambil tertawa.

Putri Manja terus memanas-manasi. Tingkahnya pun makin menggemaskan. Tubuhnya yang meliuk-liuk indah, terkadang bergerak lamban. Terkadang pula bergerak cepat laksana kilat, hingga makin membuat Juragan Lanang dan kesepuluh anak buahnya kewalahan. Untung saja Putri Manja tidak menurunkan tangan maut. Padahal kalau saja mau, bukan mustahil para pengeroyoknya itu sudah tewas menemui ajal.

"Manggala...! Aku j

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Si Buta Dari Sungai Ular   852. Part 4

    "Aaah...!"Manggala terpekik kaget ketika sebuah benda menghantam jidatnya. Kepalanya kontan berputar dengan tubuh limbung ke samping. Lalu....Brukkk!Manggala jatuh berdebam di tanah. Apa yang terjadi? Belum begitu lama Si Buta dari Sungai Ular meninggalkan kedai makan, seorang lelaki tua renta tengah berdiri tegak di halaman depan kedai milik Sukiat. Usianya sulit sekali ditafsirkan. Rambutnya memutih tergerai di bahu. Alis mata dan bulu mata juga berwarna putih. Tubuhnya kurus kering seolah tak bertenaga. Pakaiannya berwarna hitam kumal. Siapakah sebenarnya kakek renta berwajah menyeramkan ini? Ia tak lain dari Penguasa Demit. Seorang tokoh sesat dari Gunung Sindoro yang ingin menuntut balas atas kematian muridnya yang berjuluk Penguasa Tanpa Tanding.Setelah hampir sehari semalam melakukan perjalanan, penciuman Penguasa Demit menangkap bau anyir yang sangat dikenalnya. Bau anyir darah si Penguasa Tanpa Tanding! Sungguh hebat bukan main penciuman toko

    Last Updated : 2024-04-09
  • Si Buta Dari Sungai Ular   853. Part 5

    "Sudah, sudah! Bicaramu makin ngelantur tidak karuan. Sebaiknya mari kita membicarakan tentang Juragan Lanang dan anak buahnya yang membuat onar di kedaimu itu. Sudah lama aku memang ingin meringkusnya. Apalagi sepak terjangnya kali ini memang sudah keterlaluan. Hayo, sekarang tunjukkan di mana Juragan Lanang berada! Aku ingin menangkapnya, Sukiat," tukas Ki Lurah, tak sabar."Me..., mereka ada di kedaiku. Aku... aku tidak tahu apa yang terjadi. Tubuh Juragan Lanang dan kesepuluh anak buahnya kaku tak dapat bergerak. Aneh! Benar-benar aneh! Baru kali ini aku melihat kejadian ganjil ini, Ki," sahut Sukiat bersemangat."Hm...! Tubuh Juragan Lanang dan anak buahnya kaku tak dapat bergerak?" gumam Ki Lurah seraya mengangguk-angguk."Benar, Ki.""Pasti ada seorang pendekar sakti yang telah melumpuhkan mereka. Aku harus cepat menangkapnya...," gumam Ki Lurah nyaris tak terdengar."Apa? Kau tadi bilang apa, Ki?""Sudah, sudah! Sekarang cepat ikut a

    Last Updated : 2024-04-09
  • Si Buta Dari Sungai Ular   854. Part 6

    Habis berkata, lelaki tua aneh itu segera merogoh saku jubahnya. Begitu tangan itu tercabut, Manggala terkesiap. Apa yang diambil orang tua di hadapannya membuat keningnya berkerut. Di tangan si kakek tampak sebuah nampan kecil dengan beberapa cekungan seperti bentuk mainan congklak dan sebuah kuas. Lalu tanpa menghiraukan keheranan Manggala, tangan kanannya yang memegang kuas segera mengaduk-aduk cekungan-cekungan kecil di dalam nampan.Kening Manggala makin berkerut heran. Kuas di tangan orang tua di hadapannya itulah yang tadi mencium jidatnya. Panjangnya hanya sejengkal dengan lingkaran tengah tak lebih dari setengah kuku. Tapi saat menghantam jidatnya tadi terasa bagai sebuah balok besar."Slompret! Sebenarnya siapa orang tua di hadapanku ini? Apa yang ingin ia lakukan?"Manggala terus bertanya-tanya dalam hati. Hatinya penasaran sekali, ingin tahu siapa kakek ompong di hadapannya itu""Bersiap-siaplah menerima hadiahku, Monyet buta! Sekarang cepat k

    Last Updated : 2024-04-09
  • Si Buta Dari Sungai Ular   855. Part 7

    "Beruntung kepalamu!" umpat Manggala, membatin. "Badan dicoreng moreng begini, dibilang beruntung. Huh...! Dasar tua bangka sinting! Kurang kerjaan!"Si Buta dari Sungai Ular terus menyumpah serapah dalam hati. Tindakan Pelukis Sinting Tanpa Tanding benar-benar sudah melampaui batas.Mana sudi bangkotan tua dari Goa Bedakah itu dibiarkan mempermainkan dirinya. Meski Pelukis Sinting Tanpa Tanding adalah sahabat dekat gurunya, namun Si Buta dari Sungai Ular tetap tidak dapat menerima tindakan yang merendahkan dirinya itu. Kini Si Buta dari Sungai Ular tidak lagi hanya menghindar begitu melihat kuas di tangan Pelukis Sinting Tanpa Tanding kembali memburu. Ia harus bertindak. Hadiah sinting dari tua bangka sinting itu harus dihentikan. Maka kini kedua tangannya mulai mengibas untuk memapak.Plakkk! Plakkk!Manggala berhasil menangkis tangan Pelukis Sinting Tanpa Tanding. Namun anehnya, tangannya sendiri yang malah bergetar hebat. Tubuhnya terjajar beberapa la

    Last Updated : 2024-04-09
  • Si Buta Dari Sungai Ular   856. Part 8

    "Jelas sekali kalau pembunuh muridku lari ke barat. Hm...! Untung saja aku belum bertindak. Kalau tadi aku tidak sabar, sudah pasti akan terkecoh. Sial! Benar-benar sial. Hampir saja aku, terkecoh oleh tiupan angin," rutuk Penguasa Demit dalam hati. Dan Penguasa Demit memang tidak ingin lagi berlama-lama di tempat itu. Sekali menjejak tanah, tahu-tahu tubuh tinggi kurusnya telah berkelebat cepat ke barat. Hidungnya yang pesek tak henti-hentinya mengendus mengikuti bau darah muridnya yang hanya tercium samar-samar. Namun belum jauh melangkah, mendadak pendengarannya yang tajam menangkap langkah-langkah halus di belakangnya."Mungkin inilah yang dinamakan pucuk dicinta ulam tiba. Dicari-cari ke mana-mana, eh tidak tahunya kutemukan di sini!""Kau...!"Sepasang mata indah Putri Manja membelalak lebar ketika Si Buta dari Sungai Ular memergokinya di sebuah sendang. Gadis ini benar-benar tidak ingin bertemu kembali dengan pemuda sinting yang telah mengganggu kesenanga

    Last Updated : 2024-04-09
  • Si Buta Dari Sungai Ular   857. Part 9

    Tanpa peduli, Manggala malah melompat ke sebuah pohon. Dalam hatinya, ia harus cepat mendapatkan ulat bulu. Kalau tidak, bisa kapiran. Untungnya di saat Manggala mendarat di sebuah pohon, tiba-tiba matanya melihat seekor ular bulu besar berwarna hitam mirip warna ranting pohon di depannya. Manggala bersorak kegirangan. Buru-buru dipatahkannya ranting pohon itu lalu segera meloncat turun. Di bawah, Putri Manja masih saja berteriak-teriak kalap. Ia benar-benar takut pada ulat bulu.Sementara hatinya juga tak melihat Manggala pun takut pada ulat bulu. Maka begitu melihat Manggala turun, Putri Manja pun segera menghampiri murid Pemuda dari sungai ular itu.Tanpa banyak cakap, Manggala pura-pura menggerak-gerakkan ranting kayu di tangannya ke pundak Putri Manja. Lalu segera ditunjukkannya ranting kayu di tangan kanannya ke arah Putri Manja. Putri Manja memekik senang. Tanpa sadar segera dirangkulnya Manggala.Si Buta dari Sungai Ular tersenyum. Senang sekali mendapat

    Last Updated : 2024-04-10
  • Si Buta Dari Sungai Ular   858. Part 10

    "Manggala! Apakah kau tadi sudah mengirim begundal-begundal itu ke kadipaten?" tanya Putri Manja mengusik kesenangan Manggala di tengah sendang."Begundal-begundal yang mana?" sahut Manggala tak senang. Putri Manja memberengut. Tak senang mendengar jawaban Manggala yang ketus."Juragan Lanang dan kesepuluh orang anak buahnya, Manggala. Apakah kau sudah membawa mereka ke kadipaten?" seru Putri Manja kesal."Belum.""Apa? Belum?" Sepasang mata indah milik Putri Manja kontan membelalak indah. Ia kecewa sekali atas jawaban Manggala."Kau sudah mendengar. Kenapa pakai tanya-tanya segala?""Bodoh! Seharusnya kau mengirim mereka ke kadipaten. Tapi, mengapa kau malah dibiarkan berkeliaran. Kau ini bagaimana, sih! Kerja begitu saja tidak becus!" semprot Putri Manja kasar.Manggala tidak mempedulikannya. Pemuda ini terus saja asyik berenang ke sana kemari membiarkan Putri Manja uring-uringan di tepi sendang. "Manggala...! Kau benar-benar menjen

    Last Updated : 2024-04-10
  • Si Buta Dari Sungai Ular   859. Part 11

    "Akan kutandingi dengan aji 'Cat Hati Suci'," gumamnya.Begitu Penguasa Demit menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada, seketika tampak sekujur tubuhnya telah dipenuhi cahaya merah berpendar. Sementara kedua telapak tangannya pun juga berwarna merah menyala. Lalu disertai teriakan keras kedua tangannya dihentakkan ke depan."Heaaa...!"Wesss! Wesss!Pelukis Sinting Tanpa Tanding terkekeh. Entah karena musuh besarnya telah mengeluarkan ajian andalannya, entah karena tak sabar menghadapi pertarungan besar ini. Yang jelas begitu melihat dua larik sinar merah menyala meluruk ke arahnya, buru-buru nampan kayu di tangan kirinya diangkat tinggi-tinggi.Ketika cairan cat beraneka warna itu mendidih di dalam nampan kayu berhamburan, dengan kekuatan tenaga dalam tinggi Pelukis Sinting Tanpa Tanding meniupnya keras!"Fhuhhh...!"Werrr! Werrrr! Besss!Tak terdengar ledakan hebat ketika dua sinar merah milik Penguasa Demit saling

    Last Updated : 2024-04-10

Latest chapter

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status