Maling Tanpa Bayangan mengeluh. Kedua bibirnya kian berkemik-kemik hebat pertanda tengah melipatgandakan ajiannya. "Orang Tua! Aku maklum kalau kau amat marah padaku, karena muridmu tewas di tanganku. Tapi, ingatlah! Apa kau tak tahu kalau sesungguhnya muridmu yang memaksaku untuk membunuhnya! Ah, aku tak sudi lagi meladehimu," kata Si Buta dari Sungai Ular dengan nada suara bergetar-getar aneh, menyerang jalan pikiran Maling Tanpa Bayangan. Karena didesak dorongan aneh maha hebat, entah kenapa mendadak Maling Tanpa Bayangan mengendurkan aji 'Sirep Sukma'-nya. Kedua telapak tangannya pun tidak lagi bersedekap di depan dada, melainkan malah ditumpangkan di atas paha. Sedang kelopak matanya membeliak tak karuan. Mungkin sedang mengingat-ingat, apa yang pernah dilakukan mendiang muridnya. Namun karena wataknya memang telengas, maka yang terlintas di batok kepalanya adalah bagaimana Raja Maling tewas di tangan Si Buta dari Sungai Ular. Hal ini tentu saja membuatnya makin
Last Updated : 2024-04-13 Read more