Dibentak seperti itu, Bayi Kawak bukannya sadar. Malah hatinya jadi tambah sewot. Bagaimanapun juga ia kecewa, karena temannya membatalkan niatnya berkunjung ke puncak Gunung Merapi. Juga, kecewa karena menganggap temannya tak tahu diri."Dasar orang sinting, tetap saja sinting. Untung saja aku tidak ketularan sinting," gerutu Bayi Kawak, tak mau mengakui kekalahannya. "Eh...! Dengar, Orang Sinting! Bagaimana mungkin kau membunuh Penguasa Demit, kalau tempo hari saja kau dapat dikalahkan? Jangan mimpi, Orang Sinting! Kau tak mungkin dapat mengalahkan Penguasa Demit.""Kali ini aku yakin sekali dapat mengalahkannya. Asal, kau mau membantuku," tegas Pelukis Sinting Tanpa Tanding."Yah...! Buntut-buntutnya juga minta tolong. Baiklah kalau begitu. Tapi, bagaimana caranya? Apakah kau sudah punya akal?" meski bersungut, toh akhirnya Bayi Kawak meluluskan juga permintaan temannya."Belum. Justru aku sedang mencari-cari kelemahannya. Tapi, kau mau kan membantuku?
Last Updated : 2024-04-14 Read more