"Kuakui, jurus 'Tulisan Maut Dewa Kayangan'-mu memang hebat, Bocah. Tapi sayang, kau tetap tidak mampu mengalahkanku," oceh Raja Penyihir."Setan alas! Jangan dikira kau sudah di atas angin, Tua Bangka Keparat! Aku belum kalah!""Bagus! Kalau begitu, kau masih ingin merasakan gebukan tongkatku, he! Majulah! Sebenarnya aku mudah saja merobohkanmu. Dengan kekuatan sihirku, kujamin kau pasti merangkak-rangkak memohon ampun padaku. Tapi, itu tidak kulakukan. Aku tidak akan mengerahkan kekuatan sihirku. Aku malah lebih senang mempermainkan manusia pengecut macammu! Hayo, majulah!""Setan alas! Kuakui, tua bangka di hadapanku ini memang lihai. Baik ilmu sihir maupun ilmu silatnya. Rasanya tak mungkin aku dapat mengalahkannya. Tapi, apa boleh buat? Kalau memang terpaksa, tak ada pilihan lain. Aku harus melarikan diri...," kata hati Pelajar Agung."Hey" Kenapa berhenti? Hayo, serang aku! Apa kau takut? Baik. Kalau begitu, aku yang akan menghajarmu. Hitung-hitung
Last Updated : 2024-04-06 Read more