Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 811 - Chapter 820

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 811 - Chapter 820

1284 Chapters

810. Part 16

"Bukan. Tepatnya, bukan aku. Aku hanya ingin mengembalikan harta karun itu pada Kanjeng Adipati Pleret.""Bagus! Kalau begitu majulah! Aku tak sabar lagi untuk segera meremukkan batok kepalamu, Bocah!" dengus Penguasa Tanpa Tanding sengit.Lelaki bertubuh raksasa ini segera memutar-mutar gada besi kuning di tangan kanannya, menciptakan angin kencang yang menyambar-nyambar kulit tubuh Si Buta dari Sungai Ular.Manggala makin meningkatkan kewaspadaan. Ia tahu, Penguasa Tanpa Tanding amat sakti. Untuk itu segera dikeluarkannya jurus andalan 'Terjangan Maut Ular Putih' begitu serangan Penguasa Tanpa Tanding meluncur datang."Hea...!"Dikawal bentakan nyaring, Penguasa Tanpa Tanding mengayunkan gada di tangan kanannya dari samping kanan. Sementara, kaki kanannya pun siap pula mengancam iga Si Buta dari Sungai Ular."Hup...!"Si Buta dari Sungai Ular sedikit merundukkan kepala. Kemudian dengan gerakan cepat sekali dihindarinya tendangan kak
last updateLast Updated : 2024-03-31
Read more

811. Part 17

"Aaakh...!"Si Buta dari Sungai Ular memekik menyayat. Tubuhnya kontan terpental ke belakang akibat bentrokan tadi. Seketika parasnya berubah seperti kapas pertanda mengalami luka dalam.Sementara, melihat lesatan Tulang Ekor Naga Emas yang mendahului serangan Si Buta dari Sungai Ular tadi, Penguasa Tanpa Tanding hanya tertawa bergelak. Apalagi, ketika melihat hasil serangannya barusan. Dan dengan sedikit menggerakkan gada di tangan kanan, Tulang Ekor Naga Emas Si Buta dari Sungai Ular pun melenceng ke samping."Bocah bau kencur! Terimalah kematianmu hari ini!" Sambil tertawa bergelak, Penguasa Tanpa Tanding siap meremukkan batok kepala Si Buta dari Sungai Ular dengan gada di tangan. Sedikit pun tidak dipedulikannya keadaan sekitar. Padahal, saat itu Tulang Ekor Naga Emas yang tadi melenceng kini telah memutar balik. Bahkan kembali menyerang tubuh Penguasa Tanpa Tanding dengan kecepatan luar biasa!Di tempatnya, Si Buta dari Sungai Ular sudah terlihat par
last updateLast Updated : 2024-03-31
Read more

812. Part 18

Sosok tua berpakaian kain putih yang dipanggil Eyang Bromo hanya mengangguk-angguk, lalu menggeleng-gelengkan kepala. Kedua bibirnya berkemik-kemik seolah-olah tidak mempedulikan Penguasa Tanpa Tanding.“Apalah artinya sebuah nama, kalau kita tak dapat menjaga harkat dan martabat. Sebagaimana semestinya gunung dan lautan yang selalu tegak pasrah menerima kodrat.. Lalu kenapa anak manusia mesti berlaku pongah!”Bukan main murkanya Penguasa Tanpa Tanding mendengar sindiran lelaki tua yang merupakan tokoh nomor satu di dunia persilatan yang jarang sekali menampakkan diri. Dan konon bila Eyang Bromo telah menampakkan diri di dunia persilatan bakal gempar! Semua orang dunia persilatan percaya ini. Termasuk juga Penguasa Tanpa Tanding."Eyang Bromo...! Di antara kita tidak ada silang sengketa! Kenapa hari ini kau mencampuri urusanku, he!" bentak Penguasa Tanpa Tanding berusaha menutupi kegentarannya.Eyang Bromo hanya tersenyum arif. Sedikit pun tid
last updateLast Updated : 2024-03-31
Read more

813. Part 19

"Jangan khawatir, Cucuku! Eyang sempat membawa lukisan itu kemari. Itu!" tukas Eyang Bromo lalu menunjuk Lukisan Darah Perawan yang disandarkan di sebuah batang pohon. "Sebenarnya, secara kebetulan aku melihatmu saat menyembunyikan Lukisan Darah Perawan. Dan setelah lukisan itu kuambil kembali aku mengikutimu, sampai akhirnya aku menolongmu.""Terima kasih, Eyang. Ternyata kau pun sudi bersusah payah membawa lukisan itu kemari," ucap Manggala lega. "Tapi ngomong-ngomong, kenapa Penguasa Tanpa Tanding mengakui kalau dirinyalah yang berhak atas harta karun itu?""Harta karun itu memang sebenarnya milik Penguasa Tanpa Tanding."Manggala melengak kaget, mendengar penjelasan Eyang Bromo. "Lho? Kok bisa begitu, Eyang? Apa bukan milik kadipaten?" tanya Manggala heran."Sabar, Cucuku! Nanti juga sampai ke sana. Sekarang, apa kau tidak ingin tahu siapa Penguasa Tanpa Tanding?""Tentu, Eyang.""Dia adalah murid sobatku yang berjuluk Pelukis Sinting Ta
last updateLast Updated : 2024-03-31
Read more

814. Perebutan Tahta Berdarah

MATAHARI PAGI bersinar cerah. Awan putih menghampar di angkasa biru. Angin seolah malas berhembus, membuat suasana mayapada terasa lengang. Hanya kicauan beberapa burung jalak yang beterbangan dari sebuah ranting ke ranting pohon satunya sesekali memecahkan kelengangan.Di puncak Gunung Kelud embun pagi baru saja tersibak pergi. Namun, masih menebar ke segenap penjuru. Di sebuah padang yang cukup luas beberapa orang berpakaian rimba persilatan tampak duduk melingkari sebuah perapian yang telah padam. Melihat pakaian mereka, jelas kalau orang-orang itu adalah para pendekar yang akan mengadakan pertemuan di puncak gunung ini. Wajah-wajah mereka menyiratkan perasaan ingin tahu apa yang akan dibicarakan.Seorang lelaki tua tak henti-hentinya selalu tersenyum menyambut kedatangan para pendekar yang baru datang. Usia lelaki itu kira-kira enam puluh tahun. Meski usianya sudah tergolong senja, namun tubuhnya yang tinggi besar masih tampak segar dan kekar. Itu dapat dilihat dar
last updateLast Updated : 2024-04-01
Read more

815. Part 2

"Dengan senang hati aku menerima tugas itu, Ki. Kebetulan sekali aku pun mempunyai murid yang masih terhitung adik tiri Kanjeng Adipati," sahut Pendekar Bintang Emas."Maaf, saudara-saudara sekalian! Aku datang terlambat. Aku adalah utusan Kanjeng Adipati!"Ki Rombeng dan semua yang ada di puncak Gunung Kelud buru-buru memalingkan kepala ke arah datangnya suara. Dari arah barat puncak Gunung Kelud tampak seorang gadis cantik tengah berkelebat cepat menuju tempat pertemuan. Sebentar saja, tak jauh dari mereka telah berdiri seorang gadis cantik berusia tujuh belas tahun. Wajahnya bulat telur dengan rambut digelung ke atas. Tubuhnya yang tinggi ramping dibalut pakaian ketat warna kuning. Di punggungnya tampak menyembul gagang pedang."Sekartaji...! Apa yang kau lakukan di tempat ini?" tegur Pendekar Bintang Emas begitu mengenali gadis cantik itu."Maaf, Guru! Juga saudara-saudara sekalian!" ucap gadis yang ternyata Putri Sekartaji seraya menjura hormat pada
last updateLast Updated : 2024-04-01
Read more

816. Part 3

Setelah semuanya beres, rombongan pendekar yang dipimpin Manik Biru pun segera meninggalkan puncak Gunung Kelud."Kukira, aku pun harus segera menemui Kanjeng Adipati, Ki Rombeng," cetus Pendekar Bintang Emas sepeninggal Manik Biru dan kawan-kawan."Itu juga baik, Sobat. Jangan lupa, sampaikan salamku pada Kanjeng Adipati!" ujar Ki Rombeng."Tentu," sahut Pendekar Bintang Emas, lalu segera berbalik. "Sekartaji! Kau ikut aku!" lanjutnya."Tapi, Guru. Aku.... Aku...," Putri Sekartaji tergagap. Karena, ia memang lebih senang menunggu kedatangan Si Buta dari Sungai Ular daripada mengikuti kepergian gurunya ke Kadipaten Pleret."Ayo!"Pendekar Bintang Emas segera menyambar lengan muridnya. Segera dipaksanya gadis itu meninggalkan puncak Gunung Kelud.Sepeninggal guru dan murid itu, Ki Rombeng pun segera membubarkan jalannya pertemuan para pendekar.-o0o-"Bodoh! Benar-benar bodoh! Menghadapi Penguasa Tanpa Tanding seorang saj
last updateLast Updated : 2024-04-01
Read more

817. Part 4

Tidak ada sahutan. Namun tiba-tiba puncak Gunung Kembang terasa bergetar hebat. Selang beberapa saat, terdengar satu geraman hebat seolah-olah ingin merobek angkasa!"He he he...! Rupanya kau mendengar juga, Penguasa Tanpa Tanding. Aku senang sekali. Hayo, lekas tunjukkan batang hidungmu yang besar, Penguasa Tanpa Tanding!"Kembali tak ada sahutan. Hanya saja, puncak Gunung Kembang kembali bergetar hebat."Setan alas! Tak tahunya hanya kau, Kunyuk Buta!" terdengar berat dan kasar. Tampak sekali nadanya sangat merendahkan Si Buta dari Sungai Ular.Baru saja gema suara itu menghilang, berkelebat satu bayangan yang langsung mendarat di hadapan Manggala. "Ya... aku! Memangnya kenapa? Terkejut? Tidak, kan?" sahut Manggala seenaknya.Geraham Penguasa Tanpa Tanding bergemeletukkan menahan geram. Tampak sekali parasnya demikian mengerikan. Rahangnya mengembung. Sepasang matanya menyala!"Bagus! Rupanya kau masih punya nyali juga, Bocah! Apa kau puny
last updateLast Updated : 2024-04-01
Read more

818. Part 5

Penguasa Tanpa Tanding hanya sempat mengerutkan kening sebentar. Kemudian dengan kemarahan meluap, segera diserangnya Si Buta dari Sungai Ular."Makanlah gada besiku, Bocah! Hea...!"Dikawal bentakan nyaring, Penguasa Tanpa Tanding segera meluruk deras sambil mengayunkan gada di tangan kanannya. Si Buta dari Sungai Ular mempertimbangkannya dengan cermat. Untung saja jaraknya dengan Penguasa Alam masih cukup jauh, kira-kira tiga tombak. Hal ini membuatnya tersenyum senang. "Kukira, sekaranglah saat yang tepat untuk melumpuhkan Penguasa Tanpa Tanding. Hanya saja aku harus hati-hati terhadap gada lelaki itu maupun pukulan 'Kelabang Kuning'-nya...," pikir Si Buta dari Sungai Ular dalam hati.Seketika Si Buta dari Sungai Ular segera menyerang dengan Tulang Ekor Naga Emasnya. Namun dengan senyum meremehkan Penguasa Tanpa Tanding menggerakkan gadanya untuk menangkis datangnya serangan. Namun alangkah terkejutnya ketika Tulang Ekor Naga Emas itu tidak langsung menyerang
last updateLast Updated : 2024-04-01
Read more

819. Part 6

"Di sini! Ya ya ya...! Di sinilah letaknya harta karun itu!" pekik Manggala kegirangan. Lalu dengan agak terburu-buru, Si Buta dari Sungai Ular segera menuju tempat yang dimaksud. Memang agak sulit. Tapi bagi Manggala yang sudah memiliki ilmu meringankan tubuh tingkat tinggi, bukanlah satu pekerjaan sulit. Dengan menancapkan jari-jari tangannya ke dinding-dinding tebing, akhirnya dari sungai ular ini sampai di lekukan tebing bagian bawah Dan begitu menjejakkan kakinya di sana, Manggala kontan membelalakkan matanya penuh takjub!"Bukan main...!" desah Si Buta dari Sungai Ular penuh takjub seraya menepuk jidatnya sendiri. Di hadapan si pemuda kini tampak setumpuk emas permata yang memancarkan sinar beraneka warna!"Gila! Buat apa menumpuk harta sebanyak ini? Dasar manusia-manusia serakah! Kukira aku harus segera melaporkan harta karun ini pada Kanjeng Adipati..," desis Manggala tak henti-hentinya sambil terus menggeleng-gelengkan kepala. -o0o-
last updateLast Updated : 2024-04-02
Read more
PREV
1
...
8081828384
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status