Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 791 - Chapter 800

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 791 - Chapter 800

1284 Chapters

790. Part 15

"Manggala! Lepaskan totokanku! Aku masih sanggup berlari sendiri!" teriak Putri Sekartaji dari pondongan pemuda dari sungai ular itu. Manggala tidak mempedulikan. Sambil terus berkelebat cepat dari dahan satu ke dahan pohon lain, Manggala hanya tersenyum-senyum menggoda. Putri Sekartaji jengkel sekali. Tak henti-henti ia terus berteriak hingga suaranya serak. Namun Manggala tetap membawanya pergi tanpa menghiraukan teriakan-teriakan itu."Manggala! Jangan gila! Kau mau bawa aku ke mana? Hayo, lekas lepaskan totokanku, Manggala!""Kenapa kau berteriak-teriak minta dilepaskan totokanmu, Putri? Bukankah enak di atas pondonganku? Kau ini bagaimana sih. Orang enak-enak digendong malah minta dituruni. Aku senang sekali kalau kau mau gantian menggendongku. Apa kau ingin menggendongku, Putri?" kata Manggala menggoda.Meski Manggala berkata demikian, namun sebenarnya dalam hati pemuda dari sungai ular itu berkata lain. Ia tidak ingin keselamatan Putri Sekartaji terancam
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

791. Part 16

Si Buta dari Sungai Ular terkejut. Bukan karena merasakan berkesiurnya angin dingin sebelum serangan itu menerpa dirinya, jurus-jurus yang dikeluarkan Pendidik Ulung benar-benar sama seperti yang dimiliki Prameswara alias Pelajar Agung."Tunggu, Orang Tua! Menilik jurus-jurus yang tengah kau keluarkan, apakah kau guru Prameswara yang kini bergelar Pelajar Agung?" kata Manggala seraya menyurutkan langkahnya setindak ke belakang.Seketika Pendidik Ulung menghentikan serangan. Sepasang matanya yang tajam mencorong memperhatikan pemuda gondrong di hadapannya."Benar. Apakah kau pernah bersilang sengketa dengan muridku?" hardik Pendidik Ulung."Bukan hanya bersilang sengketa. Bahkan aku menginginkan nyawanya!""Kenapa?" Pendidik Ulung menautkan alis mata."Karena dia telah menebar angkara murka.""Kau... jangan bicara sembarangan!" Pendidik Ulung tak dapat menyembunyikan rasa terkejut- nya."Buat apa aku bicara sembarangan, Orang Tu
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

792. Part 17

"Kalau mau mengigau sebaiknya jangan di sini, Orang Tua. Mana berani aku yang rendah ini bergelar Si Buta dari Sungai Ular.""Ya ya ya.... Sudah. Lupakan saja. Tapi sekali lagi kuperingatkan. Kalau terjadi sesuatu dengan gadis itu, akulah orang yang pertama akan meremukkan batok kepalamu!" ancam Pendidik Ulung serius.Si Buta dari Sungai Ular makin memperlebar tawa. Pendidik Ulung tidak menggubris. Sepasang matanya dipelototkan sebelum berkelebat meninggalkan tempat itu."Kau memang keterlaluan, Manggala. Pada orang tua saja berani bertindak seenak dengkulmu, apalagi terhadapku. Mungkin akan lebih kurang ajar!" kata Putri Sekartaji tiba-tiba.Manggala terperanjat kaget. Ia yang tengah memperhatikan kepergian Pendidik Ulung buru-buru memalingkan kepala. Putri Sekartaji tengah bersungut-sungut seraya memperhatikan dirinya."Eh...! Apa tadi kau bilang, Putri?""Kau memang menjengkelkan, Manggala. Sebenarnya aku ingin menamparmu. Tapi tadi aku s
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

793. Part 18

"Ya! Dan kau harus berhati-hati dengan ilmu sihirnya," kata Pangeran Pemimpin mengingatkan."Tentu. Itu sudah aku perhitungkan.""Aku percaya denganmu, Sobat. Sekarang kita harus secepatnya mengetahui rahasia Lukisan Darah Perawan. Nah, itu Raja Maling sudah datang!"Di pintu ruang pendopo tampak Raja Maling tengah melangkah lebar mendekati Pangeran Pemimpin. Di belakangnya mengikuti anggota Partai Kawula Sejati yang diperintah tadi. Begitu berada di dekat Pangeran Pemimpin, Raja Maling segera membuka suara."Ha ha ha...! Tak kusangka sobatku Iblis Muka Merah dan Setan Mayat Merah berhasil secepat ini mendapatkan dua orang gadis kembar. Hebat. Aku salut pada kalian.""Raja Maling, duduklah. Aku ingin bicara denganmu!" kata Pangeran Pemimpin memerintah.Sejenak Raja Maling memperlebar suara tawanya. Lalu ia segera menghenyakkan pantat di samping Iblis Muka Merah."Nah, sekarang aku sudah duduk. Apa yang ingin kau tanyakan, Pangeran Pem
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

794. Part 19

Di ruang pendopo markas Partai Kawula Sejati, Pangeran Pemimpin dan Pelajar Agung tidak sabar lagi menunggu hasil kerja Raja Maling. Iblis Muka Merah dan Setan Mayat Merah pun demikian. Kedua tokoh sesat itu berkali-kali memalingkan kepalanya ke belakang, namun Raja Maling belum juga muncul."Bagaimana pendapatmu, Pelajar Agung? Apakah Raja Maling dapat menyingkap rahasia yang tersembunyi dalam Lukisan Darah Perawan?" tanya Pangeran Pemimpin tak sabar."Hm...!" Pelajar Agung mengeretakkan gerahamnya seraya mengangguk-anggukkan kepala. "Menurut perkiraanku, Raja Maling dapat menyingkap rahasia itu. Percuma saja ia menjadi murid Maling Tanpa Bayangan kalau tak dapat menyingkap rahasia Lukisan Darah Perawan.""Kukira pendapat wakil ketua benar, Pangeran. Sebab hanya Raja Maling seorang yang tahu rahasia Lukisan Darah Perawan. Kenapa Pangeran segusar ini?" kata Iblis Muka Merah menyahuti."Aku memang gusar sekali, Iblis Muka Merah. Apalagi setelah kepergian N
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

795. Penguasa Tanpa Tanding

MALAM masih menyelimuti bumi. Di belahan langit sebelah barat cahaya bulan purnama mulai meredup. Tiada kegairahan yang terpancar dari suasana malam itu. Sementara angin seolah malas berhembus, hingga membuat suasana malam bertambah lengang. Dalam kegelapan malam, sesosok tubuh berpakaian serba hitam berkelebat cepat di antara kerapatan pohon di luar Kadipaten Pleret. Entah kenapa mendadak sosok bayangan itu menghentikan langkahnya. Wajahnya yang tua tampak demikian gelisah. Kedua bibirnya pun berkemik-kemik."Keparat! Kalau begini caranya aku bisa mati penasaran. Aku harus memeriksa kebenaran itu. Kalau memang muridku yang bergelar Pelajar Agung telah berbuat kesalahan, maka akulah orang pertama yang akan memecahkan batok kepalanya," gumam sosok berjubah hitam yang tidak lain Pendidik Ulung."Aku harus menangguhkan urusanku untuk menemui Ki Rombeng. Aku tak mungkin membiarkan begitu saja sepak terjang muridku."Pendidik Ulung kembali menjejakkan kakinya ke tana
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

796. Part 2

Melihat datangnya serangan, Pendidik Ulung tak segan-segan lagi segera bertindak. Sekali kakinya dihentakkan ke tanah, tubuh tinggi kurus itu bergerak cepat laksana kilat. Jari-jari tangannya terkembang untuk melontarkan totokan 'Jari-jari Putih Dewa Kayangan'. Tukkk! Tukkk! Totokan jari-jari Pendidik Ulung telak mengenai dada dua orang anak buah Pangeran Pemimpin. Seketika keduanya memekik setinggi langit. Tubuh mereka limbung ke kiri dengan dada berlobang. Dan bilamana kedua anak buah Pangeran Pemimpin itu jatuh bergedebukan di tanah maka dapat dipastikan keduanya meregang nyawa. "Setan alas! Berani kau membunuh dua orang anggota kami. Rasakan pembalasanku!" geram pimpinan anak buah Pangeran Pemimpin. Laki-laki berusia empat puluh tahunan itu kembali menerjang Pendidik Ulung. Pedang di tangan kanannya digerakkan sedemikian rupa seolah-olah ingin membelah tubuh Pendidik Ulung menjadi dua bagian. Sedang tangan kirinya siap pula melontarkan pukulan mau
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

797. Part 3

"Terimalah kematianmu hari ini, Bocah. Aku tak segan-segan lagi untuk membunuhmu. Dulu kau berjanji akan mematuhi segala pesanku. Tapi apa yang kau janjikan hanyalah omong kosong. Hayo, maju! Lekas hadapi gurumu!"Prameswara mengeretakkan geraham penuh kemarahan. "Hm...! Tak mungkin aku menghadapi tua bangka ini dengan jurus 'Tulisan Maut Dewa Kayangan'. Dia lebih ahli dibandingkan aku. Tak ada pilihan lain. Terpaksa aku harus mengeluarkan ilmu yang telah kupelajari dari mendiang guruku Ratu Tengkorak!" gumam Pelajar Agung dalam hati.Tanpa banyak cakap Pelajar Agung segera mengerahkan ilmu 'Amblas Bumi'. Prameswara yang kini bergelar Pelajar Agung memutar tubuhnya laksana gasing. Seketika tanah di sekitar Pelajar Agung membuncah tinggi ke udara begitu tubuh tinggi kekarnya cepat amblas ke dalam bumi.Pendidik Ulung dan semua yang berada di halaman depan markas Partai Kawula Sejati berdecak penuh kagum. Beberapa saat tidak ada tanda-tanda kalau Pelajar Agung aka
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

798. Part 4

Telunjuk tangan kanan lelaki yang barusan bicara ini menuding lelaki berjubah hitam panjang sampai lutut. Di kepala lelaki berusia tujuh puluh enam tahun itu bertengger penutup kepala berwarna hitam. Sekilas penampilannya memang mirip orang terpelajar pada masa itu. Melihat ciri-cirinya, kakek tinggi bermata kelabu itu tidak lain dari Pendidik Ulung. Namun entah kenapa, penampilannya kini tampak demikian mengenaskan. Wajahnya yang putih bersih tampak seperti kapas. Sepasang matanya yang biasanya mencorong tajam kini bersinar aneh mirip orang linglung. Dan kini lelaki tua itu duduk meringkuk tak jauh dari lelaki berwajah menyeramkan."Bagus-bagus! Rupanya tidak percuma kau mendapat gelar Raja Racun Dari Selatan, Sobat!" puji seorang lelaki gagah berusia empat puluh tahun. Wajahnya putih bersih tanpa kumis dan jenggot. Tubuhnya yang tinggi besar terbungkus pakaian surjan lengkap dengan blangkon di kepala. Sekali lihat, sepertinya ia berhati lembut. Namun menilik sepasang matany
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

799. Part 5

"Baik," sahut beberapa orang tokoh sesat yang menjadi sekutu Pangeran Pemimpin serempak."Nah! Kalau begitu, cepatlah kalian berangkat! Termasuk juga kau, Raja Racun! Kau harus mengawal tua bangka ini!" ujar Pangeran Pemimpin."Tanpa diperintah pun, aku akan mengawal tua bangka ini! Sekarang juga aku akan mengajaknya untuk segera menyelidiki siapa Penguasa Tanpa Tanding!" sahut Raja Racun.Lalu tatapan Raja Racun beralih pada Pendidik Ulung yang tampak seperti orang linglung."Hayo ikut aku! Kau mendapat tugas penting dari Ketua Partai Kawula Sejati!" ujar Raja Racun seraya menarik lengan Pendidik Ulung."Ba...baik."Pendidik Ulung segera melompat bangun. Gerakan kedua kakinya masih ringan seperti semula, seolah-olah tidak terpengaruh sedikit pun dengan kesaktian orang tua itu. Pangeran Pemimpin sejenak mengangguk-anggukkan kepalanya sambil terus mengikuti arah kepergian Pendidik Ulung yang diikuti oleh beberapa orang tokoh sesat lainnya. Na
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more
PREV
1
...
7879808182
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status