Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 801 - Chapter 810

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 801 - Chapter 810

1284 Chapters

800. Part 6

"Ada apa lagi, Pangeran? Tampaknya kau sudah merencanakan sesuatu lagi?" tukas Pelajar Agung, kembali duduk seperti semula."Aku sebenarnya tidak sedang merencanakan sesuatu. Aku hanya ingin bercakap-cakap denganmu. Apa kau sendiri punya rencana?" tanya Pangeran Pemimpin setelah diam beberapa saat."Hm...! Aku sendiri belum mempunyai rencana. Aku hanya ingin selekasnya membunuh musuh besarku. Rasanya aku sudah tidak sabar lagi untuk segera memecahkan batok kepalanya!" sahut Pelajar Agung dengan kegeraman yang amat sangat."Maksudmu, pemuda sinting bergelar Si Buta dari Sungai Ular?" duga Pangeran Pemimpin."Yah...! Siapa lagi kalau bukan dia!""Aku mengerti kegusaranmu, Sobat. Aku sendiri juga merasa penasaran dengan pemuda sinting itu. Kalau saja Nimas Putri Sekartaji tidak diselamatkan olehnya, barangkali kita sudah dapat menyusun rencana untuk menyingkirkan Adipati Pleret yang sekarang. Dan kau pun segera dapat mematahkan batang leher Si Buta da
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

801. Part 7

"Tunggu! Pemuda sinting macammu tak boleh masuk ke dalam lingkungan kadipaten seenak perut! Kau harus kami geledah dulu sebelum masuk!" bentak kepala prajurit jaga itu garang.Dia adalah seorang lelaki bertubuh tinggi kekar. Wajahnya gagah dengan rahang menonjol menandakan ketegasan sikapnya. Rambutnya yang hitam panjang digelung ke atas. Sedang tubuhnya yang tinggi kekar dibalut pakaian prajurit berwarna hijau.Mendengar bentakan tadi, Si Buta dari Sungai Ular jadi melengak kaget. Saking kagetnya, sampai tubuhnya mundur selangkah ke belakang."Eh...! Beraninya kau bertindak lancang di hadapan teman tuan putrimu yang gagah ini he! Apa mata kalian buta? Aku ini teman istimewa tuan putrimu, tahu!" balas Manggala, membentak.Beberapa orang prajurit jaga tersenyum-senyum. Mungkin merasa geli melihat sikap Si Buta dari Sungai Ular sewaktu bicara tadi. Malah ada seorang prajurit jaga yang meletakkan miring telunjuk jarinya di kening, sebagai isyarat kalau pemud
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

802. Part 8

"Nimas Putri Sekartaji...!" desis Adipati Pleret penuh keterkejutan. Lelaki ini segera bangkit dari tempat duduknya. Langsung menghampiri dan dipeluknya gadis itu. "Aku benar-benar bahagia kau bisa selamat sampai di tempat ini. Apakah kau baik-baik saja?""Ya, aku baik-baik saja. Berkat pemuda ini," sahut Putri Sekartaji.Melihat sikap Manggala di belakang Putri Sekartaji, mata Adipati Pleret jadi menyipit setelah melepas pelukannya. Namun selaku adipati, ia cukup bijaksana untuk tidak mengusik teman adik tirinya."Apakah pemuda itu yang telah menyelamatkanmu?" duga Adipati Pleret.Putri Sekartaji tidak langsung menjawab, melainkan segera menarik lengan Manggala untuk bersimpuh di hadapan Adipati Pleret. Manggala celingak-celinguk sebentar, lalu menirukan gaya Putri Sekartaji yang tengah menghaturkan sembah sungkem. Sikap pemuda ini kaku sekali."Benar, Kangmas Adipati. Pemuda inilah yang telah menyelamatkanku dari cengkeraman tangan Kangmas Sembod
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

803. Part 9

"Boleh, boleh! Tapi, bukan berarti harus kau yang ke sana, Manggala!" sahut Adipati Pleret langsung memanggil nama Si Buta dari Sungai Ular."Kukira Kangmas Adipati benar. Kau jangan buru-buru, Manggala. Kangmas Adipati dapat menyuruh beberapa orang punggawa kadipaten yang berkepandaian tinggi untuk menghadapi pertemuan para pendekar," timpal Putri Sekartaji keberatan.Entah kenapa tiba-tiba si gadis merasa gelisah sekali bila berpisah dengan pemuda dari sungai ular ini. Walau tadi uring-uringan melihat sikap Manggala yang selalu menggoda dirinya, namun kali ini benar-benar tidak rela kalau harus berpisah."Tidak, Putri. Keamanan kadipaten adalah segala-galanya bagiku," tukas Si Buta dari Sungai Ularcepat.Kembali Manggala memandangi Adipati Pleret."Maaf, Kanjeng Adipati! Bukan berarti aku memandang rendah punggawa-punggawa kadipaten. Jika tidak keberatan, aku ingin Kanjeng Adipatilah yang mengutusku untuk menghadiri pertemuan para pendekar yang s
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

804. Part 10

"Iya. Aku mendengar langkah beberapa orang tengah menuju kemari," sahut Putri Sekartaji seraya menurunkan tangannya kembali.Manggala makin mempertajam pendengarannya. Lalu buru-buru ditariknya lengan Putri Sekartaji. Dan dengan gerakan cepat, Si Buta dari Sungai Ular membawa gadis itu melesat cepat ke atas sebuah pohon. Tepat ketika mereka mendarat di atas sebuah dahan, tampak enam sosok bayangan tengah berkelebat cepat menuju ke tempat ini. Yang paling depan adalah seorang kakek tua renta. Jubahnya yang kedodoran sampai lutut berwarna hitam. Kepalanya mengenakan penutup yang memanjang pada bagian atasnya. Dia tidak lain adalah Pendidik Ulung."Hm.... Pendidik Ulung.... Mengapa ia bersama Raja Racun, Algojo Dari Timur, Denok Supi, Raja Golok, dan Raja Maling. Ada apa dengannya?" gumam hati Si Buta dari Sungai Ular.Memang di samping Pendidik Ulung tampak beberapa tokoh sesat yang sudah sangat dikenal Manggala.Putri Sekartaji hampir memekik melihat keena
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

805. Part 11

Menjelang pagi hari, Pendidik Ulung beserta lima tokoh sesat yang mengikutinya tiba di puncak Gunung Kembang. Sering kali lelaki tua itu memalingkan kepala ke belakang sambil mengamati keadaan sekitar dengan seksama. Seolah, ia merasa ada penguntit sejak mereka meninggalkan Hutan Minden.Raja Racun yang tidak begitu mempedulikan Pendidik Ulung hanya mendengus geram."Hm...! Bisa jadi apa yang dikatakan tua bangka ini benar. Ada seseorang yang terus mengikuti perjalananku bersama teman-teman. Sebab aku tahu, Pendidik Ulung memiliki kesaktian tinggi. Rasa-rasanya aku sendiri pun sulit sekali menundukkannya...," gumam lelaki berwajah seram ini.Raja Racun lantas mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Lalu tatapannya berhenti pada Raja Maling."Raja Maling! Apa benar ini tempat yang dimaksud seperti yang tergambar peta Lukisan Darah Perawan?" tanya Raja Racun."Benar! Benar sekali! Tempat inilah yang seperti tercantum dalam peta Lukisan Darah. Aku yak
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

806. Part 12

Bet! Bet!Sebelum gada di tangan Penguasa Tanpa Tanding mengenai sasaran, terlebih dahulu berkesiur angin kencang menyambar-nyambar kulit tubuh. Keenam utusan Pangeran Pemimpin segera berloncatan ke sana kemari, membuat hantaman gada di tangan Penguasa Tanpa Tanding salah sasaran.Blaaam...!Tanah bergetar hebat laksana ada gempa saat gada itu menghantam tanah. Bagian yang terkena hantaman kontan berlubang besar setelah tanahnya terbongkar. Penguasa Tanpa Tanding menggeram penuh kemarahan. Sepasang matanya yang berwarna merah menyala makin berkilat-kilat mengerikan."Jahanam...! Jangan dikira aku tidak dapat melumat kalian semua! Makanlah gadaku! Heaaa...!"Dengan teriakan membelah langit, Penguasa Tanpa Tanding melesat deras. Gada besi di tangan kanannya kembali diayunkan dari samping kanan ke kiri. Begitu ganas serangan itu, sampai-sampai Pendidik Ulung tak mampu menghindarinya. Lalu....Bukkk!"Aaakh...!"Tubuh Pendidik Ulun
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

807. Part 13

"Aaa...!"Denok Supi menjerit menyayat. Tubuhnya kontan ambruk dan melejang-lejang sebentar. Kemudian ketika nyawanya lepas dari badan, tubuhnya diam tak bergerak dengan dada berlubang!"Grrahhh...!"Penguasa Tanpa Tanding mendengus mirip kerbau mau disembelih. Jantung Denok Supi yang telah tercengkeram di tangan kiri, segera dilontarkan ke arah Pendidik Ulung yang kembali datang menyerang."Tua bangka macammu pun tak pantas lagi berhadapan denganku! Majulah! Aku juga ingin melihat apakah jantungmu juga berwarna merah?" ejek Penguasa Tanpa Tanding."Uts...!"Srett! Srett!Pendidik Ulung hanya mengegoskan tubuh ke samping seraya meloloskan senjata andalan yang berupa sepasang pena. Kali ini tidak tanggung-tanggung lagi. Segera dikeluarkannya jurus pamungkas 'Tulisan Maut Dewa Kayangan' yang dipadukan dengan totokan 'Jari Putih Dewa Kayangan'!Penguasa Tanpa Tanding tersenyum dingin. Dilihatnya, Pendidik Ulung mulai menggurat-gur
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

808. Part 14

"Aku tidak mau apa-apa. Tapi kalau kau ingin lihat apa yang akan kulakukan, baiklah! Sekarang, minggirlah sebentar! Atau kalau kau tidak ada kerjaan, boleh menghajar Raja Racun dan Raja Golok yang pongah itu. Terus terang, aku ada sedikit urusan dengan manusia gembur ini!" tuding Manggala yang dikenal sebagai Si Buta dari Sungai Ular pada Raja Maling.Begitu habis kata-katanya, Si Buta dari Sungai Ular segera berjalan mendekati Raja Maling. Tanpa sadar, lelaki gembur itu menyurutkan langkah setindak ke belakang. "Hayo, Penguasa Tanpa Tanding! Cepat hajar dua bangkotan tua itu! Biar aku mengurus manusia gembur ini!" kata Manggala, seraya menatap Penguasa Tanpa Tanding."Jangan banyak bacot, Bocah! Kau pun tak akan lepas dari tangan mautku!" hardik Penguasa Tanpa Tanding.Namun, akhirnya ia mau juga menuruti kata-kata Si Buta dari Sungai Ular."Iya, iya! Masalah urusanmu denganku gampang. Asal, urus dulu dua bangkotan tua itu. Biar aku yang mengurus manusia
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

809. Part 15

Si Buta dari Sungai Ular menatapi Lukisan Darah Perawan di tangannya penuh kagum. Lalu tubuhnya berkelebat cepat. Begitu sampai di tempat yang aman, disembunyikannya Lukisan Darah Perawan di sebuah semak-semak tebal. Sehingga tak seorang pun yang akan menyangka kalau di tempat itu terdapat benda berharga.Selesai dengan pekerjaannya, Si Buta dari Sungai Ular kembali berkelebat ke tempat semula. Dan baru saja kakinya berhenti melangkah...."Bedebah! Kau telah membunuh Raja Maling, Bocah!" bentak Raja Racun yang sempat melihat perbuatan Manggala tadi.Entah kenapa Si Buta dari Sungai Ular malah menggaruk-garuk kepala. Senyum nakalnya pun tak tersungging di bibir. "Siapa yang membunuh? Aku tidak membunuh. Aku hanya sebal melihat Raja Maling ngorok di sini. Lalu kutendang saja dia," kilah Si Buta dari Sungai Ular pu-ra-pura bersikap bodoh.Raja Racun mengeretakkan geraham penuh kemarahan. "Jahanam...! Kau harus bertanggung jawab atas tewasnya Raja Maling, Boc
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more
PREV
1
...
7980818283
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status