Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 781 - Chapter 790

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 781 - Chapter 790

1284 Chapters

780. Part 5

"Ya...! Aku yakin pasti tempat itulah markas kaum pemberontak Pimpinan Pangeran Pemimpin. Kalau tidak, di mana lagi? Aku sudah berputar-putar di sekitar hutan ini. Aku harus secepatnya ke sana. Salah seorang Putri Kadipaten Pleret yang bernama Putri Sekartaji saat ini tengah menjadi tawanan Pangeran Pemimpin. Aku harus secepatnya membebaskan Putri Sekartaji. Kalau perlu sekalian menumpas manusia-manusia pemberontak itu!" kata Manggala lagi berkata sendirian.Pemuda dari sungai ular yang bergelar Si Buta dari Sungai Ular itu pun hendak meninggalkan tempat tersebut. Namun baru saja kakinya akan diayunkan, sepasang matanya yang tajam melihat sesosok tubuh berpakaian hitam-hitam tengah mengendap-endap menuruni jurang itu.Manggala curiga dibuatnya. Sosok hitam itu seorang laki-laki bertubuh tinggi besar. Tangan kanannya menenteng sebuah pigura berisi lukisan dalam keadaan terbalik. Tatkala sosok hitam itu membalikkan badan barulah Manggala dapat melihat kalau lukisan terse
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

781. Part 6

"Hea...!"Raja Maling menggembor keras seraya mendorong telapak tangan kanannya ke depan. Seketika seleret sinar hitam melesat siap melabrak tubuh Si Buta dari Sungai Ular. Bersamaan dengan datangnya serangan, bertiup angin panas yang menyambar-nyambar tubuh lawan. Tentu saja Si Buta dari Sungai Ular tidak membiarkan tubuhnya jadi sasaran empuk. Dengan mengerahkan Tenaga Inti ‘Geledek’, Manggala memapaki pukulan Raja Maling.Bummm...!!Satu ledakan dahsyat tercipta akibat pertemuan dua tenaga dalam. Tenaga pukulan Raja Maling berhamburan menghantam ranting-ranting pohon hingga hangus terbakar.Tubuh Raja Maling sendiri terpental ke belakang menghantam batang pohon. Seisi dadanya terguncang hebat. Manggala memegangi dadanya, Raja Maling segera meloncat bangun. Bukannya hendak menyerang Si Buta dari Sungai Ular, melainkan berkelebat cepat meninggalkan tempat itu."Tunggu pembalasanku, Kunyuk buta! Sayang sekali hari ini aku tak ada nafsu
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

782. Part 7

"Ha ha ha...! Rupanya kau memang bernasib mujur, Pangeran Pemimpin! Kini aku telah mendapatkan apa yang kau inginkan!"Seketika Pangeran Pemimpin dan semua orang di ruang pendopo memalingkan kepala ke arah datangnya suara. Di depan pintu masuk tampak seorang laki-laki bertubuh tinggi besar tengah melangkah masuk. Di tangan kanan lelaki itu tergenggam sebuah lukisan bergambar seorang wanita telanjang. Itulah Lukisan Darah Perawan yang sangat diinginkan Pangeran Pemimpin."Lukisan Darah Perawan...!" desis Pangeran Pemimpin hampir bersamaan dengan Pelajar Agung yang duduk di sampingnya. Putri Sekartaji kontan membelalakkan mata lebar-lebar. Ia yang semula tidak begitu tertarik melihat kedatangan Raja Maling kini segera menolehkan kepala memandang sosok berpakaian hitam-hitam itu. Seketika Putri Sekartaji memekik kaget."Ya, ampun! Apa sebenarnya yang diinginkan Kangmas Sembodo? Kenapa Kangmas menyuruh seseorang mencuri Lukisan Darah Perawan? Untuk apa!?" desis Putr
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

783. Part 8

Melakukan perjalanan di malam hari bukanlah pekerjaan mudah. Apalagi perjalanan memasuki sarang lawan. Di samping angin malam itu bertiup sangat kencang, di sekitar markas Partai Kawula Sejati tentu banyak sekali dipasang jebakan maut.Pemuda dari sungai ular itu tidak berani bersikap gegabah. Dengan kewaspadaan tinggi, Manggala terus berkelebat dari dahan pohon satu ke dahan pohon lain. Ia sengaja melakukan perjalanan melalui jalur atas. Sebab, kemungkinan jebakan maut dipasang di atas pohon tidaklah sebanyak yang dipasang di bawah. Hal itu tentu saja sangat menguntungkan Manggala.Meski demikian Manggala tetap berhati-hati. Kemungkinan terperangkap jebakan bukan mustahil lagi. Dan, kenyataannya memang demikian. Baru saja ia meloncat ke dahan pohon di hadapannya, mendadak berkesiur angin dingin menyambar tubuh.Manggala menggerutu kesal. Dilihatnya dua bayangan hitam bergerak cepat menyerang dirinya dari arah yang berlawanan. Manggala cepat meloncat ke dahan po
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

784. Part 9

Namun pikiran Putri Sekartaji saat itu tengah rusuh bukan main. Ia sama sekali tidak tertarik melihat keadaan kamar. Pandangan matanya segera dialihkan ke arah pintu ketika perlahan-lahan terdengar pintu dibuka dari luar. Muncullah seraut wajah gagah yang sangat dikenalnya. Siapa lagi kalau bukan Raden Sembodo yang kini bergelar Pangeran Pemimpin."Kangmas! Untuk apa sebenarnya Kangmas menahanku?" kata Putri Sekartaji tak dapat lagi menahan perasaan. Suaranya terdengar seperti orang membentak. Laki-laki gagah yang mengenakan pakaian bangsawan Jawa itu hanya tersenyum tipis untuk menyembunyikan sifat liciknya. Lalu dengan senyum masih terkembang di bibir Pangeran Pemimpin mendekati adik tirinya dan duduk di tepi ranjang.Putri Sekartaji sebenarnya ingin meloncat bangun. Namun totokan Bajing Sura masih mempengaruhi jalan darahnya. Putri Sekartaji hanya bisa menggigit bibir. "Tenanglah, Nimas Sekartaji. Kenapa kau berkata sekasar ini? Aku memang menginginkan mu di sini. T
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

785. Part 10

"Ada apa, Ki Caringin!" bentak Pangeran Pemimpin jengkel bukan main.Orang tua yang dipanggil Ki Caringin tergagap kaget. Seketika pandang matanya dialihkan pada Pangeran Pemimpin. Lalu, dengan suara bergetar Ki Caringin pun berkata."Ma... maaf, Pangeran. Iblis Muka Merah dan Setan Mayat Merah ingin melapor.""Keparat! Apa matamu buta, he! Kau kan bisa menunggu di luar!"Meski mulutnya berkata demikian, Pangeran Pemimpin mau juga turun dari ranjang. Ki Caringin yang merasa bersalah berkali-kali memohon ampun. Untung saja Pangeran Pemimpin tidak segera menurunkan tangan mautnya. Ia hanya sejenak memperhatikan tubuh Putri Sekartaji, lalu dengan tanpa banyak cakap lagi dia pergi meninggalkan kamar.Ki Caringin maklum kalau Pangeran Pemimpin tak menyukai kehadirannya. Begitu lelaki tersebut berkelebat keluar, Ki Caringin pun melangkah pergi.Baru saja Ki Caringin melangkah beberapa tindak pendengarannya yang tajam tiba-tiba mendengar gerutuan s
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

786. Part 11

"Baik," sahut Manggala tanpa banyak membantah. Memang akhir-akhir ini Manggala terlihat lebih cerewet bila bertemu dengan gadis cantik, sikap kaku dan dinginnya selama ini mulai berubah tanpa disadarinya seiringi dengan berjalannya waktu.Ia pun mempercepat langkahnya menyusul Putri Sekartaji. Baru beberapa belas langkah Manggala dan Putri Sekartaji meninggalkan kamar, mereka telah dihadang oleh puluhan anggota Partai Kawula Sejati."Berhenti!""Minggir! Siapa pun adanya kalian tak berhak menghalangi jalanku!" bentak Putri Sekartaji.Tapi para anggota Partai Kawula Sejati yang dibantu beberapa tokoh sakti dunia persilatan telah mengepung dirinya dengan senjata di tangan. Si Buta dari Sungai Ular tampak mengerutkan keningnya dalam-dalam."Bodohnya aku! Kenapa tadi aku malah bertanya yang tidak-tidak pada Putri Sekartaji. Memang aku senang sekali dapat berkenalan dengan gadis cantik itu. Pemuda mana sih yang tidak senang berkenalan dengannya. Namun s
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

787. Part 12

"Putri, lekas tinggalkan tempat ini. Biar aku yang menahan serangan mereka!" teriak Si Buta dari Sungai Ular."Tidak, Manggala. Tak mungkin aku meninggalkan tempat pertarungan. Apalagi kau demikian baiknya telah menolongku!" Putri Sekartaji menyahuti seraya menghindari gempuran para pengeroyoknya. Manggala sebenarnya ingin menjawab, namun saat itu Pelajar Agung telah menyerangnya. Kedua telapak tangan bekas murid Ratu Tengkorak itu makin menghitam hingga sampai ke pangkal lengan. Dengan pukulan 'Jalan Hitam Kematian' itulah Prameswara kembali mendorongkan kedua telapak tangannya ke depan.Gggguuurrr...!Bunyi mengguruh yang diiringi berkesiurnya hawa panas menghantam ke depan. Si Buta dari Sungai Ular mengeretakkan gerahamnya kuat-kuat. Belum sempat serangan Putri Sekartaji mengenai sasaran tiupan angin panas telah lebih dulu membakar kulit tubuh. Manggala menggembor penuh kemarahan. Ia mulai melipatgandakan tenaga dalamnya. Begitu dilihatnya dua larik
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

788. Part 13

Manggala bergumam sambil mengangguk-anggukkan kepala. "Jadi benar kan? Kalian memang gerombolan pemberontak yang tengah dikejar-kejar pasukan kadipaten. Kau telah mengakuinya sendiri. Dan mengenai tawaranmu tadi, sebenarnya memang sangat menggiurkan. Tapi sayang aku tidak mau. Aku takut Kanjeng Adipati akan murka lalu menggantungku. Mampuslah aku nantinya. Padahal aku masih doyan makan nasi. Tapi nggak tahu kalau dirimu. Mungkin kau sudah bosan makan nasi tempe sehingga nekat mau bunuh diri dengan jalan seperti ini!" kata Si Buta dari Sungai Ular asal bunyi.Bukan main marahnya Pangeran Pemimpin mendengar ucapan Manggala. Kedua pelipisnya tampak bergerak-gerak. Ketua Partai Kawula Sejati itu agaknya tak dapat lagi mengendalikan amarah. Sementara, diam-diam Putri Sekartaji makin mendekati pemuda dari sungai ular itu."Tangkap kunyuk buta itu!" teriak Pangeran Pemimpin tiba-tiba didorong oleh rasa marahnya. Para anggota Partai Kawula Sejati yang dibantu tokoh-tokoh sakti
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

789. Part 14

Pangeran Pemimpin menggembor penuh kemarahan. Dilanjutkan lagi serangannya yang tadi tertunda. Putri Sekartaji kembali dibuatnya kalang kabut. Untung saja lagi-lagi Si Buta dari Sungai Ular yang tengah sibuk menghadapi gempuran Pelajar Agung masih sempat memberi bantuan. Sayang, tindakan ini telah membahayakan keselamatan Si Buta dari Sungai Ular sendiri. Baru saja pukulan tenaga Inti ‘Geledek’ dilontarkan tiba-tiba Pelajar Agung mengirimkan pukulan 'Jalan Hitam Kematian' ke arah dirinya.Wesss! Wesss!Si Buta dari Sungai Ular meloncat tinggi ke udara. Namun dengan gerakan yang sangat tidak terduga, Pelajar Agung telah memapaki lesatan tubuh Manggala dengan telapak tangan terkembang.Bukkk! Bukkk!Telak sekali hantaman dua telapak tangan penuh pukulan 'Jalan Hitam Kematian' mengenai dada Manggala. Tubuh Si Buta dari Sungai Ular langsung terlempar jauh ke belakang lalu jatuh berdebum di tanah.Manggala mengerang kesakit
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more
PREV
1
...
7778798081
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status