"Baiklah, Orang Tua. Bagaimanapun juga kaulah yang berhak menghukum manusia pemberontak ini!" sahut Prameswara dengan suara santun.Pendidik Ulung mengangguk-anggukkan kepala. Ia jadi bersimpati pada Prameswara. Namun ketika dilihatnya Samber Nyawa belum juga mencabut senjata, tak urung kening Pendidik Ulung berkerut. "Lekas cabut senjatamu, Murid Murtad!""Jangan paksa aku untuk melawanmu, Guru! Aku tak sanggup!" jawab Samber Nyawa kaku."Persetan! Kau berani bertingkah maka harus berani pula bertanggung jawab. Hayo, lekas cabut senjatamu!"Semula Samber Nyawa ragu-ragu. Namun ketika dilihatnya anak buahnya dibuat kocar-kacir oleh Prameswara, Samber Nyawa menggereng penuh kemarahan. Hendak diterjangnya Prameswara. Tapi gurunya segera menghadang. Tak ada pilihan lain. Terpaksa harus menghadapi gurunya."Bagus! Itu namanya baru Ketua Partai Kawula Sejati!" ejek Pendidik Ulung.Samber Nyawa mulai gelap mata. Keinginannya untuk merebut takhta K
Last Updated : 2024-03-21 Read more