Share

780. Part 5

last update Last Updated: 2024-03-25 01:02:04

"Ya...! Aku yakin pasti tempat itulah markas kaum pemberontak Pimpinan Pangeran Pemimpin. Kalau tidak, di mana lagi? Aku sudah berputar-putar di sekitar hutan ini. Aku harus secepatnya ke sana. Salah seorang Putri Kadipaten Pleret yang bernama Putri Sekartaji saat ini tengah menjadi tawanan Pangeran Pemimpin. Aku harus secepatnya membebaskan Putri Sekartaji. Kalau perlu sekalian menumpas manusia-manusia pemberontak itu!" kata Manggala lagi berkata sendirian.

Pemuda dari sungai ular yang bergelar Si Buta dari Sungai Ular itu pun hendak meninggalkan tempat tersebut. Namun baru saja kakinya akan diayunkan, sepasang matanya yang tajam melihat sesosok tubuh berpakaian hitam-hitam tengah mengendap-endap menuruni jurang itu.

Manggala curiga dibuatnya. Sosok hitam itu seorang laki-laki bertubuh tinggi besar. Tangan kanannya menenteng sebuah pigura berisi lukisan dalam keadaan terbalik. Tatkala sosok hitam itu membalikkan badan barulah Manggala dapat melihat kalau lukisan terse

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Si Buta Dari Sungai Ular   781. Part 6

    "Hea...!"Raja Maling menggembor keras seraya mendorong telapak tangan kanannya ke depan. Seketika seleret sinar hitam melesat siap melabrak tubuh Si Buta dari Sungai Ular. Bersamaan dengan datangnya serangan, bertiup angin panas yang menyambar-nyambar tubuh lawan. Tentu saja Si Buta dari Sungai Ular tidak membiarkan tubuhnya jadi sasaran empuk. Dengan mengerahkan Tenaga Inti ‘Geledek’, Manggala memapaki pukulan Raja Maling.Bummm...!!Satu ledakan dahsyat tercipta akibat pertemuan dua tenaga dalam. Tenaga pukulan Raja Maling berhamburan menghantam ranting-ranting pohon hingga hangus terbakar.Tubuh Raja Maling sendiri terpental ke belakang menghantam batang pohon. Seisi dadanya terguncang hebat. Manggala memegangi dadanya, Raja Maling segera meloncat bangun. Bukannya hendak menyerang Si Buta dari Sungai Ular, melainkan berkelebat cepat meninggalkan tempat itu."Tunggu pembalasanku, Kunyuk buta! Sayang sekali hari ini aku tak ada nafsu

    Last Updated : 2024-03-25
  • Si Buta Dari Sungai Ular   782. Part 7

    "Ha ha ha...! Rupanya kau memang bernasib mujur, Pangeran Pemimpin! Kini aku telah mendapatkan apa yang kau inginkan!"Seketika Pangeran Pemimpin dan semua orang di ruang pendopo memalingkan kepala ke arah datangnya suara. Di depan pintu masuk tampak seorang laki-laki bertubuh tinggi besar tengah melangkah masuk. Di tangan kanan lelaki itu tergenggam sebuah lukisan bergambar seorang wanita telanjang. Itulah Lukisan Darah Perawan yang sangat diinginkan Pangeran Pemimpin."Lukisan Darah Perawan...!" desis Pangeran Pemimpin hampir bersamaan dengan Pelajar Agung yang duduk di sampingnya. Putri Sekartaji kontan membelalakkan mata lebar-lebar. Ia yang semula tidak begitu tertarik melihat kedatangan Raja Maling kini segera menolehkan kepala memandang sosok berpakaian hitam-hitam itu. Seketika Putri Sekartaji memekik kaget."Ya, ampun! Apa sebenarnya yang diinginkan Kangmas Sembodo? Kenapa Kangmas menyuruh seseorang mencuri Lukisan Darah Perawan? Untuk apa!?" desis Putr

    Last Updated : 2024-03-25
  • Si Buta Dari Sungai Ular   783. Part 8

    Melakukan perjalanan di malam hari bukanlah pekerjaan mudah. Apalagi perjalanan memasuki sarang lawan. Di samping angin malam itu bertiup sangat kencang, di sekitar markas Partai Kawula Sejati tentu banyak sekali dipasang jebakan maut.Pemuda dari sungai ular itu tidak berani bersikap gegabah. Dengan kewaspadaan tinggi, Manggala terus berkelebat dari dahan pohon satu ke dahan pohon lain. Ia sengaja melakukan perjalanan melalui jalur atas. Sebab, kemungkinan jebakan maut dipasang di atas pohon tidaklah sebanyak yang dipasang di bawah. Hal itu tentu saja sangat menguntungkan Manggala.Meski demikian Manggala tetap berhati-hati. Kemungkinan terperangkap jebakan bukan mustahil lagi. Dan, kenyataannya memang demikian. Baru saja ia meloncat ke dahan pohon di hadapannya, mendadak berkesiur angin dingin menyambar tubuh.Manggala menggerutu kesal. Dilihatnya dua bayangan hitam bergerak cepat menyerang dirinya dari arah yang berlawanan. Manggala cepat meloncat ke dahan po

    Last Updated : 2024-03-25
  • Si Buta Dari Sungai Ular   784. Part 9

    Namun pikiran Putri Sekartaji saat itu tengah rusuh bukan main. Ia sama sekali tidak tertarik melihat keadaan kamar. Pandangan matanya segera dialihkan ke arah pintu ketika perlahan-lahan terdengar pintu dibuka dari luar. Muncullah seraut wajah gagah yang sangat dikenalnya. Siapa lagi kalau bukan Raden Sembodo yang kini bergelar Pangeran Pemimpin."Kangmas! Untuk apa sebenarnya Kangmas menahanku?" kata Putri Sekartaji tak dapat lagi menahan perasaan. Suaranya terdengar seperti orang membentak. Laki-laki gagah yang mengenakan pakaian bangsawan Jawa itu hanya tersenyum tipis untuk menyembunyikan sifat liciknya. Lalu dengan senyum masih terkembang di bibir Pangeran Pemimpin mendekati adik tirinya dan duduk di tepi ranjang.Putri Sekartaji sebenarnya ingin meloncat bangun. Namun totokan Bajing Sura masih mempengaruhi jalan darahnya. Putri Sekartaji hanya bisa menggigit bibir. "Tenanglah, Nimas Sekartaji. Kenapa kau berkata sekasar ini? Aku memang menginginkan mu di sini. T

    Last Updated : 2024-03-26
  • Si Buta Dari Sungai Ular   785. Part 10

    "Ada apa, Ki Caringin!" bentak Pangeran Pemimpin jengkel bukan main.Orang tua yang dipanggil Ki Caringin tergagap kaget. Seketika pandang matanya dialihkan pada Pangeran Pemimpin. Lalu, dengan suara bergetar Ki Caringin pun berkata."Ma... maaf, Pangeran. Iblis Muka Merah dan Setan Mayat Merah ingin melapor.""Keparat! Apa matamu buta, he! Kau kan bisa menunggu di luar!"Meski mulutnya berkata demikian, Pangeran Pemimpin mau juga turun dari ranjang. Ki Caringin yang merasa bersalah berkali-kali memohon ampun. Untung saja Pangeran Pemimpin tidak segera menurunkan tangan mautnya. Ia hanya sejenak memperhatikan tubuh Putri Sekartaji, lalu dengan tanpa banyak cakap lagi dia pergi meninggalkan kamar.Ki Caringin maklum kalau Pangeran Pemimpin tak menyukai kehadirannya. Begitu lelaki tersebut berkelebat keluar, Ki Caringin pun melangkah pergi.Baru saja Ki Caringin melangkah beberapa tindak pendengarannya yang tajam tiba-tiba mendengar gerutuan s

    Last Updated : 2024-03-26
  • Si Buta Dari Sungai Ular   786. Part 11

    "Baik," sahut Manggala tanpa banyak membantah. Memang akhir-akhir ini Manggala terlihat lebih cerewet bila bertemu dengan gadis cantik, sikap kaku dan dinginnya selama ini mulai berubah tanpa disadarinya seiringi dengan berjalannya waktu.Ia pun mempercepat langkahnya menyusul Putri Sekartaji. Baru beberapa belas langkah Manggala dan Putri Sekartaji meninggalkan kamar, mereka telah dihadang oleh puluhan anggota Partai Kawula Sejati."Berhenti!""Minggir! Siapa pun adanya kalian tak berhak menghalangi jalanku!" bentak Putri Sekartaji.Tapi para anggota Partai Kawula Sejati yang dibantu beberapa tokoh sakti dunia persilatan telah mengepung dirinya dengan senjata di tangan. Si Buta dari Sungai Ular tampak mengerutkan keningnya dalam-dalam."Bodohnya aku! Kenapa tadi aku malah bertanya yang tidak-tidak pada Putri Sekartaji. Memang aku senang sekali dapat berkenalan dengan gadis cantik itu. Pemuda mana sih yang tidak senang berkenalan dengannya. Namun s

    Last Updated : 2024-03-26
  • Si Buta Dari Sungai Ular   787. Part 12

    "Putri, lekas tinggalkan tempat ini. Biar aku yang menahan serangan mereka!" teriak Si Buta dari Sungai Ular."Tidak, Manggala. Tak mungkin aku meninggalkan tempat pertarungan. Apalagi kau demikian baiknya telah menolongku!" Putri Sekartaji menyahuti seraya menghindari gempuran para pengeroyoknya. Manggala sebenarnya ingin menjawab, namun saat itu Pelajar Agung telah menyerangnya. Kedua telapak tangan bekas murid Ratu Tengkorak itu makin menghitam hingga sampai ke pangkal lengan. Dengan pukulan 'Jalan Hitam Kematian' itulah Prameswara kembali mendorongkan kedua telapak tangannya ke depan.Gggguuurrr...!Bunyi mengguruh yang diiringi berkesiurnya hawa panas menghantam ke depan. Si Buta dari Sungai Ular mengeretakkan gerahamnya kuat-kuat. Belum sempat serangan Putri Sekartaji mengenai sasaran tiupan angin panas telah lebih dulu membakar kulit tubuh. Manggala menggembor penuh kemarahan. Ia mulai melipatgandakan tenaga dalamnya. Begitu dilihatnya dua larik

    Last Updated : 2024-03-26
  • Si Buta Dari Sungai Ular   788. Part 13

    Manggala bergumam sambil mengangguk-anggukkan kepala. "Jadi benar kan? Kalian memang gerombolan pemberontak yang tengah dikejar-kejar pasukan kadipaten. Kau telah mengakuinya sendiri. Dan mengenai tawaranmu tadi, sebenarnya memang sangat menggiurkan. Tapi sayang aku tidak mau. Aku takut Kanjeng Adipati akan murka lalu menggantungku. Mampuslah aku nantinya. Padahal aku masih doyan makan nasi. Tapi nggak tahu kalau dirimu. Mungkin kau sudah bosan makan nasi tempe sehingga nekat mau bunuh diri dengan jalan seperti ini!" kata Si Buta dari Sungai Ular asal bunyi.Bukan main marahnya Pangeran Pemimpin mendengar ucapan Manggala. Kedua pelipisnya tampak bergerak-gerak. Ketua Partai Kawula Sejati itu agaknya tak dapat lagi mengendalikan amarah. Sementara, diam-diam Putri Sekartaji makin mendekati pemuda dari sungai ular itu."Tangkap kunyuk buta itu!" teriak Pangeran Pemimpin tiba-tiba didorong oleh rasa marahnya. Para anggota Partai Kawula Sejati yang dibantu tokoh-tokoh sakti

    Last Updated : 2024-03-26

Latest chapter

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status