Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 491 - Chapter 500

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 491 - Chapter 500

1284 Chapters

489. Part 15

Terdengar suara Penabur Pasir penuh kemarahan tinggi. "Inilah saat yang telah lama kunantikan, Dewi Pedang. Ajal nampaknya sudah tiba untukmu.""Melihat Sandang Kutung berada bersama Penabur Pasir, aku yakin orang jelek itulah yang menyelamatkannya dari kematian saat bentrok denganku," kata Dewi Pedang dalam hati. Lalu dengan suara keras dia berseru pula, "Bahagia hatiku mendengar kata-kata yang membuatku gembira dari mulutmu, Penabur Pasir. Kudengar 'Pasir-pasir Neraka mu sangat ampuh. Sayangnya, pasir-pasir yang kau simpan dalam pundi usang di pinggangmu itu akan menelanmu sendiri.""Setan alas!” Penabur Pasir sudah tak bisa menguasai dirinya lagi. Dia hendak bergerak menyerang, tetapi urung tatkala orang berpupur putih berkata. "Dewi Pedang. Kita sama-sama punya tujuan untuk mencari Mata Dewa dan Iblis Sesat. Rasanya, lebih baik kita berdamai untuk sesaat dan menentukan langkah menuju tujuan.""Ucapan berbisa hanya datang dari ular dan serigala lapar. T
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

490. Part 16

Dua letupan keras terdengar hampir bersamaan Yang pertama berasal dari tanah di mana Dewi Pedang berdiri tadi, yang rengkah dan bolong sedalam setengah tombak akibat hantaman pukulan Dewi Topeng Perak. Letupan yang kedua, berasal dari tiga pohon besar yang langsung tumbang terhantam sambaran angin pedang si nenek berkonde. Dewi Topeng Perak yang tadi berhasil menghindar dari serangan balasan Dewi Pedang, hinggap ditanah dengan kedua kaki dipentangkan. Lalu bersuara dingin. "Mungkin kau tak mengenaliku lagi, Kunti. Tetapi, kau boleh mengenalku sebagai Dewi Topeng Perak."Dewi Pedang yang juga sudah berdiri tegak, hanya mendengus dengan kedua mata lebih lebar terbuka. Sementara Sandang Kutung dan Penabur Pasir saling berpandangan. Mereka tidak tahu siapa adanya perempuan yang mengaku berjuluk Dewi Topeng Perak ini. Tetapi mendapati kenyataan kalau perempuan berbaju kuning panjang itu menyerang Dewi Pedang, berarti dia berada di pihak mereka. Kendati demikian, Sandang Kutung tak
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

492. Part 17

Blaammm! Blaammm!Dua buah ledakan dahsyat terdengar saat itu juga. Dewi Pedang yang masih bisa mengendalikan diri hingga tidak terdorong ke belakang, terlempar ke samping dengan dada yang terasa pecah dan aliran darah yang kacau. Sementara Penabur Pasir terpental ke belakang dengan derasnya. Pentalan tubuhnya menghajar sebuah pohon besar hingga tumbang berdebam. Tenaga dalam yang dimiliki Dewi Pedang lebih tinggi ketimbang milik Penabur Pasir kendati keduanya sama-sama terluka dalam. Akibatnya, begitu tubuh si Penabur Pasir menabrak pohon di belakangnya, terdengar suara berderak dibalur suara gemuruh tumbangnya pohon itu.Penabur Pasir masih berusaha untuk berdiri meskipun sempoyongan. Dari hidungnya mengalir darah segar. Tiba-tiba saja mulutnya mengembung dan..."Huaaakkk!”.Orang berjubah hitam ini memuntahkan darah berkali-kali. Pandangannya sayu namun garang pada Dewi Pedang yang masih berusaha berdiri dan menghindari serangan yang datang dari
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

493. Part 18

Dia berkata tanpa melepaskan pandangan pada hamparan padang tandus yang mengerikan, "Rasanya memang sukar menembus Padang Seratus Dosa ini. Dari sini saja sudah nampak keangkeran yang mengerikan. Apalagi bila aku menjajakinya. O ya... Bagaimana keadaan Guru dan Dewa Pemarah? Sejak aku meninggalkan mereka, aku belum pernah bertemu dengan keduanya. Apakah mereka juga berhasil mencari keterangan tentang Goa Seratus Laknat? Paling tidak, berhasil berada di Hutan Seratus Kematian ini. Urusan memang sudah membentang di depan mataku. Seperti yang dikatakan Pendekar Bijaksana kalau aku..." Tiba-tiba saja pemuda dari Sungai Ular ini memutus kata-katanya sendiri, tatkala terdengar suara menyayat hati dari kejauhan. Sesaat dia kembali tertegun. Dan ditajamkan pendengarannya."Aneh! Apa telingaku tak salah mendengar? Ada orang yang menjerit kesakitan seperti berada dalam satu penyiksaan. Siapa orang itu? Suaranya berasal dari tengah Padang Seratus Dosa. Kalau begitu, aku harus melihat da
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

494. Part 19

"Sinting!" maki Manggala sambil menyentakkan kedua tangannya ke depan.Wuusss!Dorongan angin hebat yang meluncur dari kedua telapak tangan Manggala masuk dalam pusaran angin itu. Menimbulkan suara keras sekejap. Kejap lain, angin itu terus berputar siap menggulung diri pemuda berajah petir pada dadanya."Benar-benar edan!”Sambil menghindari sergapan lima pasang tangan yang bergerak menyusur di pasir, Si Buta dari Sungai Ular juga harus menghindari pusaran angin keras yang menebarkan butir-butir pasir panas dan siap menelan dirinya bulat-bulat.“Pasir-pasir yang terlempar akibat pusaran angin itu sebenarnya tak begitu mengerikan dari 'Pasir-pasir Neraka' milik Penabur Pasir. Kendati demikian, lesatan pasir-pasir itu seperti gerakan meteor. Dan pusaran angin itu benar-benar bisa memporakporandakan rumah-rumah di sebuah dusun. Keparat! Belum lagi tangan-tangan celaka ini yang membingungkan ku!”Lalu dengan mencabut Tongkat d
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

495. Part 20

Saat Dewi Kembang Maut sedang menyesali dirinya karena gagal memburu Mata Dewa mendadak saja pandangannya menangkap dua sosok tubuh yang berkelebat ke arahnya. Sesaat gadis ini terperangah dan hendak melompat bersembunyi. Tetapi dua orang yang baru datang itu sudah tiba di hadapannya. Yang mengenakan topeng perak dan pakaian berwarna kuning cemerlang bertanya dengan nada menyentak, "Anak gadis! Lihatkah kau seorang lelaki mengenakan pakaian hijau penuh tambalan membopong sosok nenek tua?"Untuk sesaat, Dewi Kembang Maut tak segera menjawab. Dipandanginya orang yang baru datang, dan tak lain Dewi Topeng Perak serta Sandang Kutung adanya, satu persatu. Dewi Topeng Perak yang penasaran ingin memperjelas dugaannya tentang orang yang menyambar Dewi Pedang tadi, segera mengeluarkan bentakan pula, "Anak gadis! Bila telingamu tidak tuli, lebih baik cepat jawab apa yang kutanyakan.”Kendati hatinya gusar dibentak sedemikian rupa, tetapi Dewi Kembang Maut segera menindihny
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

496. Part 21

Belum lagi ada jawaban dari Dewi Topeng Perak atau Dewi Kembang Maut, satu hawa panas menderu dari belakang mereka.Wrrrr!Menyusul api besar yang membakar semak berjarak tiga tombak di belakang orang-orang itu. Ranggasan semak belukar langsung terbakar hebat. Seketika, tempat yang gelap itu menjadi terang benderang. Masing-masing orang menolehkan kepala dengan pandangan terkejut. Di lain kejap, terdengar suara gerengan yang sangat keras. Menyusul satu sosok tubuh yang penuh bulu melompat dan berlalu dari sana."Hei..!"Sandang Kutung tersadar dari keterkejutannya dan mencoba mengejar orang penuh bulu yang berkelebat tadi. Kendati hanya sekelebatan, Sandang Kutung bisa melihat kalau orang itu bergerak seperti seekor serigala. Bahkan dilihatnya pula mata orang itu memerah dan deretan gigi yang meruncing.Setelah berkelebatnya orang penuh bulu tadi, mendadak satu gulungan deras menderu di tanah. Menyusur ranggasan semak yang terbakar tadi. Begitu ter
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

497. GOA SERATUS LAKNAT

“DIAH... apakah kau tahu tempat ini?" pertanyaan itu keluar dari mulut seorang pemuda yang mengenakan pakaian putih bersih. Pemuda yang tak lain Pendekar Judi adanya, mengedarkan pandangannya ke seantero tempat. Di sekelilingnya dipenuhi dengan jajaran pepohonan tinggi dan ranggasan semak belukar. Jalan setapak nampak tumpang tindih sukar ditentukan arah mana yang bisa dipakai untuk melangkah.Angin yang menggeresek dedaunan, seperti menebarkan rintihan memilukan. Setelah beberapa saat, dialihkan pandangannya pada gadis yang berdiri disisinya. Merasa Pendekar Judi membutuhkan jawaban, Diah Srinti alias Angin Racun Barat menatap sambil menggelengkan kepala."Aku tidak tahu." Lalu diedarkan pula pandangannya. "Hutan ini cukup menyeramkan, Kang Cakra. Aku merasa seperti diintai oleh puluhan pasang mata."Saat ini, hari sebenarnya sudah memasuki siang. Matahari sudah sepenggalah. Karena begitu lebat dan tinggi jajaran pohon di hutan itu, hanya sedikit sekali s
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

498. Part 2

Kali ini Dewi Berlian mengerutkan keningnya, sementara Dewa Pemarah yang sudah melangkah sejauh tiga tombak, menghentikan langkahnya dan mendengus. "Anak gadis! Kalau kau mau meneruskan perjalanan, ayo cepat! Kau tak perlu urusi orang yang sedang bermesraan! Apakah kau tidak berpikir, kalau Si Buta dari Sungai Ular, pemuda yang kau cintai itu barangkali saja sedang berada dalam pelukan seorang janda kembang yang montok?"Si gadis melotot gusar dengan bibir cemberut. "Apa kau tidak dengar kata-kata pemuda konyol ini? Enak saja dia bilang tidak kenal dengan kita Mentang-mentang sudah bersama seorang gadis, dia jadi lupa! Huh! Dipikirnya, kita mau mengganggu dia pacaran apa?"Tanpa menghiraukan kata-kata si gadis yang sebenarnya cukup menyakitkan, pemuda berbaju putih itu mengatupkan kedua tangannya di dada."Maafkan aku. Bukan maksudku untuk membingungkan kalian. Tetapi pada kenyataannya, justru aku yang bingung melihat sikap kalian. Sungguh! Aku tak mengenal kali
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

499. Part 3

"Hhh! Bila saja sebelumnya kita tak pernah berjumpa, ingin rasanya kuhajar kau sampai babak belur!""Jangan berbicara kurang ajar!” terdengar bentakan Angin Racun Barat bersamaan langkahnya yang bergerak satu tindak ke depan. Walaupun sebenarnya dia bermaksud untuk menjernihkan segala kebingungan ini, tetapi mendengar ucapan orang yang bernada melecehkan pemuda yang dicintainya, hatinya tak urung menjadi jengkel.Dewi Berlian yang memang sudah kesal melihat sikap Pendekar Judi, mementangkan kedua matanya ke arah Angin Racun Barat."Urusan yang ada di hadapanku ini tak ada urusannya denganmu!”"Jangan bicara ngaco! Rupanya kau perlu diajar adat!”Mengkelap wajah Dewi Berlian mendengar ancaman orang. Dengan kegusaran yang nyata dia maju selangkah. "Aku tak tahu ada urusan apa kau dengan pemuda yang mendadak menjadi dungu itu! Bila kau..."Bentakan Sri Kedaton alias Dewi Berlian terhempas begitu saja tatkala terdengar suara ke
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more
PREV
1
...
4849505152
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status