Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 481 - Chapter 490

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 481 - Chapter 490

1284 Chapters

479. Part 5

Dan begitu bentrok dengan serangan Manggala, terdengar suara letupan berkali-kali disertai pijaran cahaya yang bertebaran. Tanah di tempat bertemunya dua serangan tadi muncrat tiga tombak disertai memburainya semak belukar hingga menghalangi pandangan. Tatkala semuanya sirap, terlihat Manggala terkapar di tanah dengan napas memburu kencang. Dari hidungnya mengalir darah segar. Dadanya dirasakan laksana terbakar dengan aliran darah yang kacau.Kendati demikian, Tulang Ekor Naga Emas masih tergenggam erat di tangannya. Di seberang, sosok Iblis Sesat nampak terhuyung. Namun tiba-tiba saja lelaki tua bercawat hitam ini membuat gerakan melompat, berputar dua kali dan tatkala hinggap di tanah, kedua tangannya sudah menyatu di dada. Sosok orang aneh ini sesaat nampak bergetar. Namun sekejap kemudian getaran tubuhnya terhenti. Dan kedua matanya membuka lebih lebar, semakin nyalang dan menyiratkan sinar merah."Hebat!" desisnya dalam hati beriring makian."Senja
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more

480. Part 6

"Ghhhrrr...! Shhh...!""Setan keparat! Akan kuhanguskan ular sialan itu!” maki Iblis Sesat. Lalu menoleh kepada Manggala yang cukup dibuat cemas tadi ketika melihat orang bercawat dengan kegeraman tinggi sedang menggempur ke arah Garaga."Orang buta! Pertarungan kita hentikan disini! Bila memang kau masih menginginkan Keranda Kematian, kuundang kau ke Goa Seratus Laknat! Tetapi perlu kau ingat, Hutan Seratus Kematian dan Padang Seratus Dosa adalah dua daerah kekuasaanku dan kukendalikan dengan baik. Selama ini kau tak mendapatkan gangguan di Hutan Seratus Kematian, karena aku sengaja tidak mengeluarkan segenap rahasia yang dimiliki oleh Hutan Seratus Kematian. Tetapi, di Padang Seratus Dosa, kau akan mendapatkan sebuah permainan yang menarik. Berusahalah mengatasinya hingga kau bisa selamat tiba di Goa Seratus Laknat!”Habis kata-katanya, orang bercawat dengan wajah mengerikan itu berkelebat cepat seperti ditekan angin. Manggala yang sejak tadi mende
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

481. Part 7

Setelah beberapa saat terdiam dalam kesunyian, Manggala yang tak dapat menahan rasa ingin tahunya lebih lama, berkata, "Orang tua... Siapakah engkau ini adanya?"Si kakek tersenyum. Bibirnya yang keriput nampak begitu mengiriskan, namun karena pandangannya yang teduh, rasa ngeri melihat tampangnya agak mencair. "Aku sendiri tidak tahu siapa namaku. Tetapi aku masih ingat, dengan sebutan apa orang-orang memanggilku Pendekar Bijaksana. Apakah aku bijaksana dalam setiap langkah, sikap, dan tutur kata, aku tidak tahu. Entah mengapa pula orang-orang memanggilku dengan julukan yang tinggi itu. Hanya itulah yang kuingat mengenai siapa aku."Si Buta dari Sungai Ular mengerutkan kening mendengar kata-kata si orang tua bungkuk yang berdiri di hadapannya. Dia teringat akan cerita gurunya, Dewi Pedang. Pendekar Bijaksana. Bukankah itu julukan dari orang tua yang menjadi guru dari Mata Dewa dan Iblis Sesat"Lalu, kalau si kakek yang mengaku berjuluk Pendekar Bijaksana, yang
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

482. Part 8

"Anak muda. Di dadamu, kulihat ada rajahan petir. Dan entah mengapa kedua mataku yang mulai rabun ini seperti melihat sesuatu yang tersimpan. Anak muda... salahkah bila kukatakan, kau juga mewarisi ilmu langka yang dimiliki Malaikat Gledek atau yang disebut ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'?"Kembali Manggala terkagum-kagum mendengar kata-kata kakek di hadapannya. Kali ini Manggala segera menerangkan siapa dirinya. Juga hubungannya dengan Eyang Malaikat Gledek dan Eyang Panembahan Agung."Luar biasa!" sahut Pendekar Bijaksana setelah Manggala mengakhiri penuturannya. "Kau sangat beruntung, Anak Muda. Karena seperti yang kuketahui, Malaikat Gledek dan Panembahan Agung tak akan pernah menurunkan ilmu-ilmu sakti dan langka itu kepada siapa pun. Tak kecuali kepada murid-murid mereka. Ah, suatu saat aku ingin berjumpa kembali dengan kedua sahabat lamaku itu. Dan kau tadi mengatakan, tugas dari kedua orang itulah yang membuatmu sampai ke sini dan bertekad mencari Iblis Sesat. Sekar
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

483. Part 9

Pada saat itulah si bungsu dan istrinya tiba kembali di sana dengan menyeret batang kayu yang mereka ambil dari hutan. Alangkah terkejutnya si bungsu melihat dari kejauhan api berkobar di tengah padang tandus. Ditinggalkan batang pohon yang baru didapatnya dan dia berlari kencang. Diusahakan untuk memusnahkan api yang membakar pohon warisan kedua orangtua mereka sementara si sulung hanya memperhatikan dengan senyum kepuasan.Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Pohon itu pun hangus dan luruh menjadi debu. Tinggal si bungsu yang memandangnya dengan keringat bercucuran di seluruh tubuh, sementara si sulung puas menyaksikan perbuatannya. Selama tiga hari tiga malam si bungsu bersimpuh di hadapan tumpukan abu yang berasal dari pohon itu yang semakin lama semakin mengikis dan akhirnya tak nampak lagi di mata, tanpa menghiraukan ajakan istrinya kembali ke rumah.Namun keanehan terjadi, karena dua-hari kemudian, mereka melihat sebuah tumpukan batang kayu di temp
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

484. Part 10

"Oh! Jadi bukan karena dibantu oleh tenaga si pemiliknya?" tanya Manggala tercekat."Tidak sama sekali. Pemiliknya akan menjadi jahat kendati dia dulu orang baik-baik. Dan dia menjadi sangat hebat bila sudah dibantu keranda kematian itu." Manggala teringat pada dugaannya tentang kesaktian Keranda kematian yang diduganya dibantu oleh Iblis Sesat yang menjadi pemiliknya."Ternyata dugaanku salah...," desisnya dalam hati. Lalu katanya, "Jadi... apa yang bisa dilakukan agar keranda itu punah, Kek?"'Tadi kukatakan, aku sendiri tidak tahu. Tetapi, tentu ada kelemahannya. Otakku sudah tak sanggup diajak berpikir lebih lama. Ini tugasmu sebagai orang muda yang cekatan dan masih bertenaga."Manggala berkata lagi dalam hati, "Kalau begitu... perjalanan ini semakin bertambah sulit. Iblis Sesat sebenarnya orang yang memiliki hati bersih, hanya karena pengaruh keranda kematian itu saja dia menjadi sangat kejam. Oh! Sungguh mengerikan sekali akibat pengaruh keranda ke
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

485. Part 11

Keduanya saling pandang, seolah menjajaki kekuatan satu sama lain. Namun Penabur Pasir yang pernah dikalahkan Sandang Kutung, kejap lain mengalihkan pandangannya. Tak ingin adu tatap lebih lama lagi. Karena disadarinya kalau pandangan Sandang Kutung mengandung ancaman yang mengerikan."Setan keparat! Apakah kalau kukatakan aku tahu siapa dirimu sebenarnya kau masih menutupi siapa dirimu?" geramnya dalam hati. Lalu menduga-duga, "Kau seorang perempuan yang menyamar sebagai laki-laki. Tentunya, urusan apa kalau bukan urusan asmara kau mencari Iblis Sesat. Tetapi payudaramu begitu montok menggairahkan. Paling tidak kau berusia dua puluh tahunan. Kalau memang urusan asmara, urusan asmara macam apa?"Sementara itu, orang berpupur sedang berkata, "Kalau kau tak ingin meneruskan perjalanan bersamaku, aku pun tak merasa rugi."Sungguh bodoh Penabur Pasir bila menyetujui usul itu. Karena toh dia tetap mengharapkan keberadaan Sandang Kutung. Paling tidak, karena orang itu
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

486. Part 12

Dengan kecemasan yang dalam, si gadis meletakkan tubuh si pemuda yang pingsan dan terluka itu di rumput cukup tebal. Dibukanya pakaian si pemuda dengan segera. Tersentak kaget Angin Racun Barat mendapati luka menganga di dada pemuda ini.Gugup dialirkan tenaga dalamnya sekadar menghangatkan tubuh pemuda ini. Sungguh, dia tak pernah membayangkan kalau akan menjumpai pemuda yang dicintainya ini dalam keadaan terluka parah. Bahkan jatuh pingsan di dadanya. Bisa dirasakan bagaimana kecemasan Angin Racun Barat melihat keadaan pemuda yang selama ini dicintainya ini."Aku harus tenang, aku harus tenang!" desisnya berulang kali dengan mencoba menindih rasa gugupnya. Perlahan-lahan dibukanya pakaian si pemuda dan diletakkan di kepalanya sebagai ganjalan. Lalu perlahan-lahan diperiksanya luka di dada pemuda itu. Sudah agak mengering, namun masih ada darah yang mengalir. Cepat diloloskan angkin di pinggangnya dan diikatkan pada luka si pemuda. Terburu-buru pula dia mengalirkan te
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

487. Part 13

"Jangan berbicara dulu, Kang Cakra. Keadaanmu masih payah...," kata Angin Racun Barat tanpa bisa menyembunyikan kegembiraannya mendapati pemuda yang dicintainya ini sudah siuman.Dilihatnya, Pendekar Judi membuka kedua matanya kembali. Bibirnya tersenyum lemah. Namun kejap lain, dia sudah menutup kembali kedua matanya, sedikit meringis karena memang masih merasa nyeri pada sekujur tubuhnya, terutama dadanya yang terluka lebar. Selang beberapa saat hanya ditelan kebisuan saja sementara sepasang mata Angin Racun Barat terus menatap penuh gembira namun masih dilingkupi kecemasan pada pemuda itu. Kembali didengarnya suara Pendekar Judi perlahan tanpa membuka matanya, "Terima kasih atas pertolonganmu, Diah."Diah Srinti tersenyum. "Sudahlah. Kau jangan banyak bicara dulu. Beristirahatlah."Perlahan-lahan Pendekar Judi membuka kedua matanya lagi. Bibirnya kembali menguakkan senyuman."Beruntung sekali... Aku berjumpa denganmu di sini, Diah...," katanya agak ter
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

488. Part 14

Angin Racun Barat menarik napas berat. Bisa dibayangkan bagaimana tersiksanya pemuda yang dicintainya ini dalam keadaan semacam itu."Dan aku pun bersyukur karena bisa menolongmu, Kang...""Mungkin, lebih besar rasa syukur yang ada di dadaku, Diah.""Tidak, Kang. Rasa syukur itu lebih besar di hatiku. Karena aku memang merindukanmu," kata Angin Racun Barat dalam hati. Saking gembiranya, tanpa sadar, Angin Racun Barat mendekap si pemuda yang gelagapan dengan penuh kasih sayang."Kita harus bersyukur pada-Nya, Kang Cakra. Karena, dengan kehendak-Nyalah kita masih dikaruniai umur panjang." Lalu dalam hati si gadis menyambung, "Terutama, Dia memberikan kesempatan padaku untuk berjumpa lagi denganmu."Pendekar Judi hanya terdiam dengan wajah setengah memerah dan galau. Dia sebenarnya ingin melepaskan rangkulan Racun Angin Barat, tetapi entah mengapa dia tak tega melakukannya.-o0o-Pagi kembali menghampar dengan kesejukan yang sangat teras
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more
PREV
1
...
4748495051
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status