Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 471 - Chapter 480

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 471 - Chapter 480

1284 Chapters

469. Part 15

Belum lagi selesai suara Manggala terdengar, sosok Mata Dewa sudah berkelebat cepat meninggalkannya. "Luar biasa gerakan orang tua berjuluk Mata Dewa itu. Apa yang dikatakannya tadi jelas merupakan sebuah petunjuk. Hmmm.... Sebaiknya, kupanggil Garaga sekarang. Dengan cara menungganginya dan melalui jalur bawah tanah, kemungkinan aku bisa dengan segera melewati Hutan Seratus Kematian dan Padang Seratus Dosa untuk tiba di Goa Seratus Laknat."Namun belum lagi Si Buta dari Sungai Ular melakukan maksudnya, tiba-tiba saja satu gelombang angin panas menderu dengan kecepatan luar biasa."Heeiiii!” seru Manggala sambil membuang tubuh ke samping.Blaarrr!Deru angin kencang yang gagal mencapai maksud, menghantam semak belukar yang berada di belakang Manggala tadi yang langsung meranggas dan berpentalan entah ke mana. Sementara Si Buta dari Sungai Ular telah berdiri tegak dengan kedua kaki dipentangkan dan mata terbuka lebih lebar.Di hadapannya, tela
last updateLast Updated : 2024-01-21
Read more

470. Part 16

Blaaarr!Letupan keras terdengar memecah kesunyian tempat itu tatkala dua pukulan bertenaga dalam bentrok di udara. Tanah di tempat itu terasa bergetar dan semak belukar terpapas ujungnya hingga rata.Ratu Api mundur tiga tindak. Keningnya berkerut, sementara sepasang matanya semakin membesar. Perempuan setengah baya berbaju merah menyala terbuka di bahu itu bertambah yakin kalau pemuda berpakaian kulit ular di hadapannya bukanlah orang sembarangan. Karena, bentrokan barusan membuat tangannya kesemutan. Segera dialirkan tenaga dalamnya guna menghilangkan rasa kesemutan.Kejap lain, didahului bentakan keras, Ratu Api kembali melancarkan serangan. Kali ini dengan cara berkelebat dari samping dan sebelum kedua kakinya menginjak tanah, kedua tangannya sudah menyentak ke arah Si Buta dari Sungai Ular.Manggala yang sejak tadi sudah waspada, kembali melesat dengan kecepatan kilat. Jejak Kilat digelar. Namun belum lagi dia menginjakkan kedua kakinya di
last updateLast Updated : 2024-01-21
Read more

471. Part 17

"Kurang ajar! Keduanya benar-benar tak memberi kesempatan kepadaku! Apakah aku harus menurunkan tangan telengas? Kalau tidak, bisa-bisa nyawaku yang putus! Aku tak tahu ada urusan apa mereka dengan Mata Dewa. Tetapi sekarang, jelas tak mungkin aku menghindari mereka!”Dengan mempergunakan kecepatan Jejak Kilat-nya, Manggala melompat ke belakang tatkala tubuh Bocah Maut menderu seraya menyentakkan kedua tangannya. Menyusul gulungan api yang menebarkan hawa panas mengerikan yang dilepaskan oleh Ratu Api.Ketika kedua kakinya hinggap di tanah, Si Buta dari Sungai Ular menggerakkan tangan kanannya ke belakang.Dan.... Sraaakk!Terdengar suara senjata ditarik. Merasa sulit untuk mengatasi gempuran serangan kedua lawan yang bertubi-tubi dan mengerikan, Si Buta dari Sungai Ular telah mencabut tongkat yang ada dari warangkanya, Tulang Ekor Naga Emas.Werr....!Begitu Tulang Ekor Naga Emas dicabut dan Tenaga Inti Gele
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

472. Part 18

Ratu Api terdiam mendengar kata-kata orang. Dahinya dikenyitkan. "Siapa sebenarnya perempuan bertopeng perak ini? Apakah benar yang dikatakannya tadi, kalau dia bersahabat dengan Bocah Maut? Keparat! Selama ini aku tak pernah tahu kalau Bocah Maut mempunyai sahabat perempuan yang mengenakan topeng perak. Apakah dia hanya mengada-ngada? Kalau memang iya, keuntungan apa yang bisa didapatkannya?"Setelah menimbang-nimbang beberapa saat, Ratu Api berkata, tetap dengan kedua tangan yang telah terangkum pukulan 'Api Jahanam'."Bila kau tahu apa akibat yang dialami Bocah Maut, mengapa masih berdiam diri?"Kata-kata Ratu Api membuat wajah perempuan yang mengenakan pakaian panjang warna kuning cemerlang dan topeng warna perak yang menutupi sebagian wajahnya dan tak lain adalah Dewi Topeng Perak, memerah."Sial! Mengapa harus berjumpa dengan manusia cebol yang sudah mau mampus itu? Tak seharusnya aku tiba di tempat sialan seperti ini! Mulut perempuan berbaju merah
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

473. Part 19

Dewi Topeng Perak tak segera menjawab. Setelah beberapa saat ditelan kesunyian, dia berkata, "Kendati kita punya urusan yang sama untuk mencari Mata Dewa, tetapi alasannya tentu jauh berbeda. Lebih baik perjalanan tetap dilakukan masing-masing. Karena, langkah kita telah digariskan."Ratu Api yang merasa bila ditambah kehadiran Dewi Topeng Perak untuk membunuh Mata Dewa maka kekuatan mereka bertambah, kembali menahan."Kau belum berjumpa dan tukar omongan dengan Bocah Maut. Bukankah lebih baik menunggu sampai dia siuman?"Dewi Topeng Perak menggelengkan kepalanya. "Tidak Kita tetap melangkah di jalan masing-masing. Sampaikan salamku."Habis kata-katanya, Dewi Topeng Perak segera berkelebat meninggalkan tempat itu. Sepeninggal Dewi Topeng Perak, Ratu Api menggeram. "Keparat! Dia merasa terlalu besar kepala hingga menolak bergabung. Suatu saat, akan kutunjukkan siapa diriku ini."Ditarik nafasnya dengan cepat."Hhhh! Aku bisa menduga mengapa d
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

474. Part 20

Dewi Bulan tersenyum. Sedikit banyaknya dia mulai merasa gembira karena muridnya mulai mengenal tentang asmara. Itu berarti, muridnya sedang menuju pada jalan kedewasaan. Namun yang dikhawatirkan bila asmara yang singgah di hati muridnya akan mengalami benturan pada sebuah dinding yang kokoh dan tinggi. Lalu katanya, "Tak perlu mencemaskannya, Dewi. Dan kau Pendekar Judi, apakah salah bila kukatakan kau murid dari Peramal Sakti atau juga yang berjuluk Malaikat Judi dari Lembah Sumur Tua?"Pendekar Judi menjura hormat. Lalu katanya dengan suara yang menghormat pula, "Tak salah apa yang kau katakan itu. Peramal Sakti atau Malaikat Judi memang guruku. Guru juga banyak menceritakan tentang seorang perempuan perkasa yang berjuluk Dewi Bulan. Dan beruntung sekali hari ini aku berjumpa dengan orang yang sering dibicarakan Guru."Dewi Bulan tersenyum."Aku tak tahu urusan apa yang menyebabkanmu juga mencari Iblis Sesat. Tetapi satu pesanku, berhati-hatilah dan jaga muri
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

475. PADANG SERATUS DOSA

SEBILAH papan kecil itu bergerak meninggalkan Teluk Tenggorong tepat pertengahan malam tiba. Air berombak tenang dan angin berhembus perlahan. Di atas, gumpalan awan hitam yang biasanya bertumpuk tumpuk seolah lenyap didorong angin. Diganti dengan alam yang sangat cerah.Sebilah papan yang nampaknya tak mengundang perhatian apa pun justru nampak satu bayangan tegak berdiri di tengah-tengah papan itu. Orang yang berdiri di tengah papan itu adalah seorang kakek berambut panjang beriap-riap sampai ke punggung. Air yang memercik menampar ke atas papan, tak membikin basah pakaian putih panjang hingga ke mata kaki.Orang tua itu mengenakan jubah warna putih pula. Wajahnya teduh dengan sepasang mata jernih. Kendati air tak bergerak cepat, namun anehnya papan kecil yang dijadikan semacam tumpangan oleh si kakek itu meluncur sangat cepat. Dan lebih aneh lagi karena baju dan jubah panjang yang dikenakan si kakek tidak terdorong oleh angin yang melaju. Jangankan jubah dan pakaian
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more

476. Part 2

"Urusan akan tuntas bila sudah kutemukan muridku dan kuberi pelajaran pada muridmu.""Rasanya, tak baik kita membuka silang sengketa. Selama ini, bukankah kita sama-sama tenang di tempat masing-masing tanpa gangguan apa-apa? Hanya perjumpaan tak sengaja antara muridmu dengan muridku dan kemudian muridmu jatuh cinta kepada muridkulah yang akhirnya mengakibatkan putusnya ketenangan kita.""Berbicara padamu memang berbelit-belit. Katakan, di mana muridmu yang berjuluk Pendekar Judi itu berada!” geram Nyi Randa Barong atau yang di kenal dengan julukan Iblis Cadas Siluman. Peramal Sakti tahu kegarangan dan ketidaksabaran perempuan tua di hadapannya. Dia juga tak ingin mencari masalah hanya gara-gara urusan yang boleh dikatakan sepele dan sebenarnya mereka tak berhak mencampuri urusan itu."Muridku sedang kutugaskan untuk melacak jejak Iblis Sesat yang akhir-akhir ini namanya semakin santer. Perlu kau ketahui pula, kalau sebenarnya aku tidak pernah tertarik untu
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more

477. Part 3

Di lain kejap, Nyi Randa Barong berkata, "Yang kau katakan itu kemungkinan memang benar. Tetapi jangan harap aku akan menghentikan segala keinginan untuk memberi pelajaran kepada muridmu! Dia harus diajar adat untuk bisa menghargai perasaan seorang perempuan."Peramal Sakti tersenyum. "Nyi Randa Barong. Apa yang hendak kau lakukan itu adalah urusanmu. Tetapi menurut hematku, lebih baik tunda segala keinginan. Karena dalam ramalanku, kau pun akan berada di Goa Seratus Laknat.""Keparat! Bicara apa kau ini, hah! Aku tak punya urusan dengan Iblis Sesat. Kendati dia bermaksud hendak menjadi raja diraja orang-orang rimba persilatan, tetaplah bukan urusanku!”"Apa yang kukatakan ini hanyalah sebuah ramalan. Kau boleh mempercayainya boleh tidak. Tetapi.... Entah mengapa ramalanku justru mengarah pada muridmu yang akan tiba pula di Goa Seratus Laknat?""Orang tua keparat! Kukatakan jangan bicara sembarangan!” bentak Iblis Cadas Siluman dengan mulut be
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more

478. Part 4

Saat hinggap kembali di tanah, pemuda dari Sungai Ular itu berseru kencang, "Rupanya ada teman di sini" Mengapa harus melakukan serangan bila ingin kenal?"Belum lenyap seruan Si Buta dari Sungai Ular, terdengar suara tawa mengekeh panjang. Di lain kejap, satu sosok bayangan berkelebat dari sebuah semak dan berdiri tegak berjarak tiga tombak di hadapan si pemuda.Sepasang mata putih Si Buta dari Sungai Ular menatap tajam pada sosok di hadapannya. Sosok seorang laki-laki. Tubuh lelaki itu kurus, agak bongkok. Bulu-bulu yang memenuhi tubuhnya, berwarna kemerahan. Hanya mengenakan cawat hitam dengan sepasang kaki kurus yang panjang. Bila melihat wajahnya, cukup membuat orang yang melihatnya tertegun sebelum menyadari kalau yang dilihatnya adalah manusia belaka. Hidungnya besar dengan sebuah daging lebih sebesar ibu jari di pipi kanannya. Kedua matanya turun ke bawah dengan sinar merah yang nyalang. Kedua telinganya kecil. Bibir bawahnya nampak sebuah luka. Rambutnya berdi
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more
PREV
1
...
4647484950
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status